Wednesday 2 January 2013

Tikus*(ALBDSM)



Semalam aku melihat ia di depan pintu,
di tingkat tiga, sedang mengunyah sisa
makan yang terbuang. Setelah itu aku tak
melihatnya sampai petang tadi sebelum
maghrib. Di situ ia terbaring tenang dan
nafasnya mulai kendur. Kekawanan semut
mulai datang dari dinding dan lantai semen.
Sesekali ia bergerak. Sebenarnya, ia belum
mati. Hewan lapar, mati sendiri. Manusia
mati sendiri. Flora fauna bisa mati kelaparan.
Penghuni alam sejagat pun akan mati.
Akhir dari kelaparan itu adalah kematian.
Kematian itu akhir dari kehidupan. Dan
hidup dan mati, dalam kekuasaan waktu
yang tertakluk atas sebab-musabat. Di
atas lantai semen ini, seekor tikus akan
mengakhiri hidupnya. Bukan tikus yang
ingin kubicarakan tapi hidup itu sendiri.
Hewan, flora fauna, manusia, atom
dan kuman, semuanya terkandung dalam
waktu yang berakhir dengan kiamat. Ber-
nafas, berdegup itu, tanda dari kehidupan.
Dan ketika tikus itu mati, kehidupan pun
noktah. Dalam sesaat kehidupan terlepas.

Kota Kinabalu
2 Januari, 2013

*Antologi Puisi, 'Lirik Bulan Di Sukma Malam', Sabahuddin Senin dan Kamaria Buang, Borneo Top Publishing House, 2013
*ITBM (Bahagian II)

No comments:

Post a Comment