Monday 6 September 2021

Kau, Sebutir Bintang

 Kau, Sebutir Bintang

Kita selalu berkata, baru semalam kami bertemu

tadinya dia tamu di sini,

wajahmu bagai malam bintang bertebaran

domba korban ini telah pergi dengan kasih

pulau yang dulu jauh dan terasing kini

telah bergerak dan mendekat ke jantung bumi

ribuan siangnya penuh catatan dan airmata

dulu, kita sebenarnya anak kecil di pojokan

tangan kasih itu utusan yang menarik tanganmu

kau tumbuh menjadi pohon rendang berbuah manis

Junjunganmu, mengajarmu kata-kata

jadi doa-doa bercanda di malam-malam tahajjud

kini kau sebutir bintang

di sini kamu bermukim


di sinilah kamu bermukim

kerana cahayanya tak pernah redup dan mati

Kehilanganmu, duka yang berpauh

di bahtera ini kita bersama belayar

katamu, pamit dulu, itu pelabuhan damai

tangan yang menjabatmu kau lepaskan dengan senyum

kini, kau menjadi sebutir bintang.

Sabahuddin Senin

Kota Marudu,

6 September 2021

Buatmu, Sayang

 Buatmu, sayang

Kalau bisa akan kubuatkan perahu dengan kata-kata, punya layar dan kemudi

biarkan mata angin dan bintang di cakrawala jadi kompas di sisiku

alangkah luasnya samudera aku hanya

bagaikan zarah yang paling kecil dan mudah hanyut dan terapong.

Ketika buaian badai malam

odyesseymu telah membawamu ke orbit

jalan pulang adalah catatan rindu dan harapan

dendammu adalah harimau malang yang kehilangan hutan jati

di mehzab ini kalammu menari dan bercanda dengan jutaan anak-anak kata,

terbang menipis seperti malam kemeriahan

lalu anak-anak kata turun menjadi hujan gerimis yang mengelusmu

sambil mengerdip mata meresapkan sentuhan anak-anak kata,

panah-panah yang tidak melukakan.

Kaukah itu, aduhai sayang,

aku berjanji tiap kata yang melongsor itu

bagaikan anak-anak ombak bermain di kaki kekasih

Mari sayang, bulan purnama ini buatmu supaya kau tak pernah

dalam kegelapan atau menjadi buah dimakan gerhana.

Kita adalah dua pintu kalbu yang sangat dekat

kau boleh masuk dan keluar dan kalau kau mengucap salam

aku akan menyambut salammu.

Sabahuddin Senin

Kota Marudu

6 September 2021

Monday 30 August 2021

Nazam Kemerdekaan

 

Nazam Merdeka

 

Kuperingatimu dalam doa tengah malam

Ketika mereka mempersiapkan retorika merdeka.

 

Apakah aku telah terlambat mengucapkanmu

Salam kemerdekaan sedang engkau masih terbaring di situ.

 

Ketika aku telah siap melangkah memakna kemerdekaan

Apakah pernah terfikir malam semalam yang ditinggalkan

 

Dalam keriuhan kata-kata dan semangat patriotik

Suatu Perjuangan dan kemenangan saling terkait

 

Aduhai! Kebimbangan itu seperti anak kecil ingin dilepaskan

Kesabaran bangsaku telah teruji di gempa malam yang Panjang.

 

Anak-anak merdeka tidur lelap di sepanjang malam

Sedang sang ibu dan ayah memital bunga mimpi tak jadi.

 

Katamu kau masih mencari gunung untuk bertahan

Mencari lahan baru tempat semaian pohon sukun

 

Suara yang bergema itu kepulangan kafilah menjelang senja

Nazam yang dilagukan itu tali persaudaraan yang tak putus.

 

Mari saudaraku, kuda semberanimu telah kau lepaskan

Sedangkan penunggangnya sahabat damaimu yang kau kenal.

 

Aku dan kau tiada yang patut kau curigai, sayang

Kemerdekaan ini adalah kemenangan kita Bersama.

 

Langit biru yang engkau junjung telah lama membuka pintunya

Junjunganmu, mohor dan Penghulu segala kemuliaan, Muhammad.

 

Ya Rabbi, kemerdekaan ini adalah kurnia-Mu dan doa yang terkabul

Sesungguhnya, hanya pada-Mu kekuatan dan harapan anak bangsa.

 

Segala kerisauan dan ketakutan itu hanya igauan di malam gerhana

Cahaya purnama telah sempurna, nikmat kemerdekaan itu benar dan nyata.

 

Sabahuddin Senin

Kota Marudu

31 Ogos 2021

 

Sunday 29 August 2021

Deklamasi Anak Merdeka

 Tajuk: Deklamasi Anak Merdeka

Malaysia, tanah tumpah darahku
Bumi hijau langit biru menjulang
Rimba jati gunung megah
Lautmu tenang dan pulaumu indah.
Malaysia, tanah ibu pertiwi
Jayalah bangsaku tercinta
Hidup Makmur negara bangsa
Aman damai sepanjang zaman.
,
Malaysia, jalur gemilang
Rahmat juang Kurnia Tuhan
Kemerdekaan negara jaya
Kemenangan bangsa abadi.
Malaysia, Wahai bangsaku bangkitlah
Memaknakan kemerdekaanmu
Semangat berkorban kita bersama
Maju, majulah negaraku tercinta.

Sabahuddin Senin
Kota Marudu
28 Ogos 2021

Doa Kemerdekaan itu buat Lajnah


Doa Kemerdekaan itu buat Lajnah

Kemerdekaan ini adalah doa-doa terkabul
Terhimpun menjadi perjuangan
dari lelohor hingga sekarang
Dari pepohonan rimbun berbuah manis.
Di bumi dan langit baru
Mohor janji anak merdeka
Persaudaraan dan kejiranan tumbuh
Dari kesedaran bangsa dan cinta damai.
Tatkala engkau mengharung badai ujian
Tangan kasih dan kemanusiaanmu tetap
Ihsan hak-hak tetangga
Tali kasih yang tak putus.
Kemerdekaan itu pada pengucapan
Tindakan yang membumikan kebencian
Kebenaran dan kemuliaan yang disanjung
Keperibadian Junjungan, Muhammad, dalam dirimu.
Kemerdekaan itu, kemenangan budi pekerti
Ketauhidan di mezhab keberanian dan takwa
Suaraku, lantun kalbu meraih samawi
Langkahku, Langkah seorang lajnah bebas dari amarah.
Kemerdekaan, taman rohani yang dijagai
Warna-warna dari Nur yang indah dari yang indah
Kata-kata jadi kalimat, sumbernya mata air-Mu
Hidup, hidup negaraku tercinta,
belayar lepas biar sampai ke bintang kejora!

Sabahuddin senin
Kota Marudu
28 Ogos 2021

Monday 19 July 2021

Kemerdekaan, tembok yang bertahan


Kemerdekaan adalah tembok yang bertahan

Dalam segala musim, tak akan runtuh menjadi pasir

Atau hanyut dibawa arus gelombang serakah

Ia kebal dari dimakan kerat kerana tunjangnya menjunam ke dalam jantung bumi.

Kemerdekaan adalah taming yang merangkumi

Monday 12 July 2021

Buat Yang Tersayang

 Segala mimpi dan anggan-anggan  yang dikumpulkan 

sepanjang jalan di lautan damai, lembah hijau dan malam taburan bintang

terkandung dalam takaran waktu meskipun malam-malam gundah

Baris-baris soldadu kata menujat langit dengan cinta dan kasih

ketika panggilan turun pintu langit terbuka luas melambaimu pulang 

aku hanya penafsir, senandung doa yang terlucur dari kalbu yang pasrah

tangan yang mendakap akhirnya engkau lepaskan kerana ketentuan itu

siang tiba, perjuangan dan persaudaraan hidup menjadi pohonan rendang.

di mezbah ini, kita berdakapan kemudian salam  terakhir di jalan pulang. 




Saturday 3 July 2021

Bendera Putih

 Bendera Putih


Di dalam kamar empat dinding ini

segala kekuatan telah engkau kerahkan

degup nadimu adalah genggamanmu

paling tidak bertahan di landasan manuswi.


Kau melihat anak-anak soldadumu

terbaring dalam angan-angan dan mimpi siang 

Tapi, tali samawi ini tak akan pernah kaulepasmu 

kesabaran itu, pintu pada kemenangan.


Telah kau hitung-hitung hari 

pertahananmu sampai pada puncak 

kekuatan sang isteri dan anak-anak 

telah mulai merudup, bicaranya perlahan dan berbisik.


Kau keluar di depan pintu

memberani diri dilihat dunia

di tangan kananmu kau kibar bendera putih

apakah isyaratmu telah mereka lihat?


Kota Marudu

3 Julai 2021



Tuesday 22 June 2021

Istighafar

 Aku katakan langit junjungan itu tak pernah

menjadi hamparan bumi yang berdebu dan bau belerang

dan tak perlu engkau memasang ranjau 

gelombang nafasmu dari kerongkongan

ingin meniup cahaya yang turun dari menara Masihi.


Aku tak pernah menutup jalan ke lembah 

tiada kekuasaan dan apimu kehilangan kuasa

jangkaunya kendur dan kembali membakarmu 

kepul-kepul udara menghindar pergi.

"Kelihatannya seperti ada kabus menutupi sukmamu. Aku merayau dengan kepak kurnia. Angin diam. Di dahan tinggi aku bertengger, apa yang telah berlaku selama ini? Berbual pada telinga yang tuli. Matanya serakah. Jiwa yang separuh matang. Biarkan mereka pesta dan memuji-muji satu sama lain. Aku pasrah kepada-Mu." 

Kota Marudu, Sabah 

23 Jun 2021




Saturday 19 June 2021

Hadir-Mu

 Dapatkah kutuliskan sebuah nazam

dan terhimpun dalam wilayah kata dan kalimat

menjadi baris-baris cinta yang bersayap

terbang dalam kurnia-Mu.


Dapatkah kuucapkan sedangkah segala ekspresi 

dan segala tindakan hanya untuk memenangi kasih-Mu

malam turun dan siang yang berkelana

di senja pulang menemukan oasis 

singgah bermalam.


Kota Marudu

20 Jun 2021


Friday 18 June 2021

Tali-Mu

 Angin telah bertiup kencang

gunungmu bertahan

gelombang menghanyutmu 

ke laut luas

pulau-pulau bertebaran 

tangan yang bergayut

harapan  bergelut 

kurnia adalah genggaman 

kembali berpaut pada tali-Mu.


Kota Marudu

19 Jun 2021