Wednesday 7 October 2020

Wayang

 Lagu genderang dari

lenggang-lenggok berjalan

Menjadi isyarat pukul gendang

Lagu perang

Bala tentera telah siap

menunggu perintah.


Pak Dogol tak berkelakar 

Mereka telah berehat

Penonton pun tak perlu hiburan

Sekarang waktu telah  tiba

sebentar lagi pertempuran mulai.


Pak dalang menghamburkan

kalimat-kalimat tempur

Gendang, keci, gong, serunai

telah diperintahkan

percepatkan rentakmu

Gegap-gempita  dan halilintar

sambung-menyambung.


Satu demi satu tumbang

muncul lagi dari bebayang

menjadi imej raksasa.

Siapakah yag tewas

Pak dalang telah menurunkan

semuanya.

Tiada lagi terpacak di batang pisang

lampu suram

bayang-bayang

merangkak dan melompat

menjadi soldadu wayang

yang terbunuh.


Pak dalang telah hanggus

lalu jadi kunang-kunang

lagu bertukar rentak

malam panjang

suaranya pun dijilat api

di luar dewan

kau berdiri reda.


Tanjung Kapor

25 September 2020

Mimpi Semalam

 Semalam dia bermimpi

Begitu banyak pacat

Datang mengeroyok seekor

Kambing.

Beigtu banyak dia tak dapat mengira 

Sekejap saja tumpang menjadi mangsa.


Hari apakah hari ini

Bukankah hari ini 

Dia sepatutnya berada 

di tengah barisan.


Dia masih bertanya

Hari apakah ini?

Mendung berat

Beralih ke gunung

Di jalan pulang

Dia panik

wajah, semua orang telah

Menjadi putih dan

Tak akan dibaca.

Dia pun tak bertanya

Siapa kau yang bertopeng itu

Seorang sahabat

atau musuh durjana.


Tanjung Kapor

26 September 2020



Epilog

Asal rumput di tepi jalan tak akan menjadi 
pohon manggaris di tengah rimba.

Di dulang tinggi-tinggi ke puncak gunung
dalam mimpi ia seorang pahlawan
hari biasa ia masih melawan gelombang.

Suaranya gema perjuangan dari lembah jati
di saat penentuan tiada yang datang di baris depan.

Permainan ini berulang-ulang pada mulanya
sorak-sorai kemenangan, akhir kau sendiri 
di pojokan membaca telapak tanganmu.

Malam gundah siang yang rawan
perkampungan sepi dan pintu
tertutup dari panggilan.
Kesabaran itu dalam takaran waktu
ia adalah buah manis yang belum siap dipetik.

Kota Marudu
30 September 2020

Sunday 4 October 2020

Kemerdekaan

Kemerdekaan adalah tembok yang bertahan
Dalam segala musim, tak akan runtuh menjadi pasir
Atau hanyut dibawa arus gelomnang serakah
Ia kebal dari dimakan kerat
kerana tunjangnya menjunam ke dalam jantung bumi.

Kemerdekaan adaladh taming yang merangkumi
Langit kesedaran bangsa pribumi
Tiap gerak samawi junjungan menjadi isyarat
Kita tidak akan menjadi ummah yang kalah dan dikalahkan.

Kemerdekaan  adalah pengucapan yang melepaskan
Kita dari kegelapan malam dan musim kemarau
Menjadi gunung khazanah kukuh dan gah
Dan mimpi-mimpi seribu malam kemenangan
Menawan tiap pendengar dan menembusi kalbu musuh durjana.

Kemerdekaan ini mengingatkanmu
Supaya engkau bangkit meneruskan langkahmu
Melangkau benua dan sampai bintang kejora
Kafilah-kafilah semalam dan hari ini telah bergerak.

Kemenangan ini bukan mimpi di siang hari
Tanda dan isyarat telah menjadi bukti dan kenyataan
Saudaraku, pacu kudamu sampai ke pintu gerbang
Pacak benderamu, tiap mata melihat dan kagum.

Kemerdekaan ini suara-suara yang terkumpul
Menjadi sayap bumi yang mengembangkan kepak
Terbang ke langit-Mu menggenapi nubuwat
Dengarkanlah, kemerdekaan ini adalah
Khabar suka yang tak akan bias dibantah
Sebutkanlah satu kata, kemenangan ini akan
Meragut pohonan redang yang berbuah manis.

Kemerdekaan, memabngunkanmu ketika engkau
Lupa jalan pulang dan di tengah jalan menemukan malam
Kemerdekaan itu ada bulan purnama menjadi cahaya.

Dan ia tak pernah padam dan lenyap
Sekali ia menjadi sahabatmu dan bunga bangsa pribumi
Hidup sepanjang zaman dan tak akan layu diuji sang waktu
Ia adalah hakmu yang telah dipulang kembali kepadamu.

Kota Marudu
5 September 2020