Sunday 20 October 2013

Suara siapakah itu, Pendatang Malam (Boat People)

Suara siapakah itu yang ingin menempel pada rak buku 
tapi melantun menjadi debu dalam ruang tertutup dan 
kurang cahaya. Di sini, waktu beredar, perlahan. kau 
tak ingin bertanya, sia-sia tanpa jawaban. Pasu bunga
di atas meja itu tak bergerak, pintumu masih terkunci.
Bukankah kau sudah lama tak menerima tamu dan kau
pun tak merasa itu satu kekurangan apa lagi menjadi
bahan cerita atau perbualan kosong dan sukmamu teruji
tanpa kau sedari. Rupanya kau sedang diuji.

Suara siapakah itu yang sibuk ke sana ke mari, sekalipun
orang lain lagi sibuk berkempen dan makan rezekinya
sendiri. 'Kita harus bijaksana dan harus pakai otak', katamu.
Memang di sini orang masih menghitung percakapanmu.
Tanpa idea dan ideologi, kau dianggap di luar kandang.
Kau melihat harus seperti matahari dan dirindukan seperti
rembulan purnama. Dan kalau kau memang peka seperti
lalat mencari sisa-sisa makanan di atas lantai dan tong
sampah. Teruskan perjuanganmu.

Langit selalu menurunkan kasih-sayang dan bumi ini
bagimu perjuangan. Suara-suara sukma yang patah sayap
tenggelam di lautan, hilang digulung ribut taufan tapi kau 
masih ingin bercerita tentang Pendatang Malam ini. Mereka
tak dicintai. Di mana sekalipun ia menempel tetap mereka 
tolak dan membuat-buat alasan. Mereka terus menghebatkan
penjagaan dan keselamatan sempadan. Tapi kau masih datang
sekalipun suaramu dicabut sampai ketunjangnya. Kau selalu
berkata, tak mengapa, kau hanya mengenal diri Penumpang
Malam dipermainkan ombak samudera dan dipaksakan menjauh
dari pantai dan benua. Tangis, derita dan maut tak akan 
merubah hati mereka. Pendatang Malam hilang ditelan gerhana.

Suara itu datang lagi pada tiap malam, meraung-raung ke sana 
ke mari. Ia datang dan ingin hinggap di dahan mimpi dan harapan.
Tiap kali mereka menutup pintu berdawai itu, suara perintah 
makin lantang dan keras. Tapi Pendatang Malam masih datang,
seperti kelkatu memburu cahaya. Sesekali ada berita, ketika kau
menyuap nasi atau menghirup sup di depan TV, tenggelam sebuah 
kapal dan semua penumpangnya tewas, terapong di lautan, menjadi
buntuh. Hari ini mereka kalah menyeberangi sempadan sampai
ke pantaimu. Esok, mereka berjuang lagi, Penumpang Malam
tak pernah patah semangat. Penumpang Malam datang lagi tanpa 
diundang meninggalkan tanah kering dan kontang selamanya.

Ipoh
21 Oktober 2013

Wednesday 2 October 2013

Cahaya Bersimbah*(ITBM)

Kau datang dengan
cahaya bersimbah
kegelapan menjauh
hingga mata tak terjangkau.

Waktu yang bergeser
membawa gerimis kesyukuran
bagai langit cerah
hamparan sutera biru.

Kau menyambut
kepulangan ini
bagai mimpi
telah sempurna.

Kota Kinabalu
3 Oktober 2013

*ITBM Jun 2015