Tuesday 29 January 2013

Pemergian Gajah Pigmi Sabah, kami berkabung (Cemar)


Ini adalah Rimba Jatimu, di sini kau dilahirkan
dan halamanmu di Gunung Rara, memanjang ke
Luasong Telupid, menyebutmu, kau adalah
sebahagian aku dan bumi di sini. Kehilanganmu
itu, sukmaku terperas. Sunyi di Rimba Jati,
angin samudera mengirimkan salam takziah,
air mata menitis dari langitmu, sungai dan
gunungmu sebak sejak berita itu diterima.
Kau adalah keluarga kami. Kalau kau sakit
mengapa kau tak memberitahu kami. Kalau
hutanmu dicerobohi kenapa tak kirimkan kawat.
Kalau ada yang menganiayamu, kami akan
membalas dan menghukumnya dengan setimpal.
Setiap anak kau lahirkan di bumi ini, anugerah
dan hadiah pada anak-anak kami, generasi
akan datang. Kami tak akan tenang, dalam
pembangunan pesat, kau lapar, dihalau
dari hutanmu. Sedang kau adalah pribumi.
Di Rimba Jati, tiada yang akan menderamu.
Cukup. Kami tak akan membiarkan sampai
pohon yang terakhir baru kami bangkit. Aku
akan membaitkan puisi-puisi dan kata-kata
adalah perisai dan tembok melindungi hak-
hakmu. Hari ini kita semua berkabung,
pemergianmu, telah terpahat di dalam sukma,
peringatan pada anak segala bangsa dan impian
kemerdekaan. Gajahmu, penghuni Rimba Jati
dan keindahan alammu, ke laut kepulauanmu
tak akan kami membiarkan tangan-tangan kasar
dan jahat akan menderamu, biadap. Mulai hari ini
dan esok, dari banjaran ke gunungmu, dari laut
dan pulau-pulaumu, dari sungai ke air terjun,
dari Danum, Maliau Basin, Taban, Madai dan
Long Pa Sia, dari tunjang ke tunjang, dari pohon
ke pohon, dari bumi ke langit, bulan, dan mentari,
dari bintang ke bintang, sampai ke galaksi dan
orbit baru, kami anggap kepada mereka bermimpi


jahat, meregut dan memusnahkan kecintaan dan
keindahan bumi dan langit kami, mereka itulah
adalah musuh dan pengkhianat segala anak
bangsa merdeka, wajar dihukum!

Kota Kinabalu
30 Januari 2013

*Antologi ITBM, 2013(Bahagian II)

No comments:

Post a Comment