Saturday 19 January 2013

Berita (Malaysia)

Seorang lelaki tua tiap hari ia akan duduk
di depan tv menunggu siaran berita. Ia nampak
tenang sekalipun dalam jiwanya ada gelombang
tak terlalu besar, tapi cukup membuatkan perahunya
berlenggang ke kiri dan ke kanan.

Ia mendengar berita tekun, kalau ada bunyi
yang mengganggu biar sedikit, ada perubahan
pada wajahnya. Dan ia cuba memberi peringatan
supaya orang lain duduk diam atau mau berbuat
bising pergi jauh.

Setiap tajuk berita didengarnya tertib. Berita pagi,
berita tengahari dan berita malam ditunggu. Sebelum
berita ia selalu mengumumkan kepada isterinya
Tolong senyap. Isterinya mengerti dan membiarkan
ia sendiri.

Tak lama lagi tapi sekarang belum ia mengingatkan
ia bercakap sendiri. Kekadang suaranya besar.
Dekat sudah. Habis tahun, sekarang bulan satu.

Beberapa hari ini tajuk-tajuk berita tentang banjir.
Ada rasa kasihan dalam sukmanya. Melihat air
warna teh susu terus naik dan kumpulan orang tua,
ibu dan anak kecil mengongsi dan mencari
dataran tinggi.

Ia masih bersyukur melihat pada langit
ada hujan di sini tapi tidak seperti yang di
lihatnya di tv. Tapi fikirannya masih tertumpu
pada satu tajuk berita masih belum keluar.
Ia meregut sendiri.

Suatu siang matanya berkilat. Warta berita
sedang dibacakan. Lalu tajuk berita yang ditunggu
pun keluar. Bukan main sukmanya bagai
mencercah langit paling tinggi. Didekatkan telinganya
ke tv, mendengar hati-hati.

Lima Ratus ringgit. Mulutnya seperti terbuka.
Akan dibayar. Matanya mulai berair gembira.
Bulan depan. Ia bergerak  dari duduk dan berdiri.
mulutnya mengira-ngira hari. Mengulang dan
mengulang.

Kota Kinabalu
20 Januari 2013
*AP Volume I, 2013


No comments:

Post a Comment