Thursday 8 March 2018

Gempa, gempa* (Puisi Suasana)

Gempa malam itu
kau mencari kedamaian
dalam doa-doa
pintu samawi terbuka.

Gempa malam itu
berlenggang pada
bumi
menamatkan mimpimu.

Gempa malam itu
perang dalam kalbumu
meletus dan gegarannya
di bawah telapak kaki.

Gempa malam itu
gunung seperti menghembus
nafas
dan kau meniti pada tali hidup.

Kota Marudu
9 March 2018
*disiarkan oleh Utusan Borneo 11 March 2018

Malam Gempa*(Puisi suasana)

Alammu  bercerita lagi
dari silam tak pernah selesai
halaman dan gantian siang
musafir berpulang.

Bulan khalis di malam munajat
rindu bumi menunggu air samawi
jiwa tawajuh di mehzab-Mu
kemenangan pada sebuah cinta.

Malam gerhana
gempa semalam
kegelapan tersingkap
kau pasrah dalam takaran waktu.

Kota Marudu
29 March 2018

*disiarkan oleh Utusan Borneo 11 March 2018

Gempa malam tadi* (Puisi suasana)

Ketika kau belum selesai berbual senda
datang gempa menukar suasana
tiap kalbu gundah mencari perlindungan
memandang samawi dan mengintip gegaran.

Kalau selama ini kau tak pernah
bimbang pada pertukaran musim
turun tengkujuh datang kemarau
gelombang dan angin kering.

Apakah ini  adalah tanda dan isyarat
mampukah  kau menerima ini
menukarkan malammu menjadi siang
kembali dan berpaut pada dahan harapan.

Kota Marudu
9 March 2018

*disiarkan oleh Utusan Borneo 11 March 2018








Gempa* (Puisi suasana)


Apa gerangan gempa semalam
ketika sepi berlabuh
kau datang dengan gegaran
kalbumu sarat bertanya.

Apa gerangan gempa semalam
walaupun sesaat mengundang panik
dan menggangu ketenangan
pada sebuah lembah di tepi gunung.

Apa gerangan gempa semalam
isyarat samawi menyingkap
rahsia kini menjadi jelas
keyakinan pada sebuah kebenaran.

Apa gerangan gempa semalam
di mata rohanimu
kau lihat peringatan
turunnya siang yang menawan.

Kota Marudu
9 March 2018
*disiarkan oleh Utusan Borneo 11 March 2018

Wednesday 7 March 2018

Syria Mencari Damai*

Syria, bumi menjadi lelah
debu-debu perang masih bertebaran
mimpi-mimpi damai seperti
terbawa ke lorong gelap panjang.

Syria, kau makin kosong
tiap mata mencari tempat berlindung
burung-burung telah terbang menjauh
dan tak pulang.

Syria, kesabaranmu telah teruji
sampai pada puncaknya
resahmu mengirim gelombang
sampai ke penjuru dunia baru.

Syria, tangis anak-anak belum redah
hari-hari kau mencari sempadan
tanah seberang masih terlalu jauh
suara-suaramu hilang dalam ribut pasir.

Syria, pada samawi kau tak pernah kendur
ruh dan kekuatan membawamu pulang
ketenangan dalam doa-doamu
datangnya musim semi.

Kota Marudu
March 2018

Saturday 3 March 2018

Suaramu tak berhenti di pojokan*(Puisi Suasana)


Suaramu tak berhenti di pojokan
samawi telah mengirim isyarat
dan makin dekat pada bumi
gerhana berlalu purnama pada samawi.

Bulan khalis malam tawajuh
kalammu tak pernah berhenti
khazanah abadi rahsia tersingkap
kasih sayang-Mu dalam ribuan tanda.

Aku datang dan menyerah
di Mehzab-Mu sebagai domba
dan siap dikorbankan
tanpa bertanya dan undur.

Kota Marudu
4 March 2018





Musim Bunga Syria*

apakah kata-kata buat kau mengerti
hentikan perang dan mulai rundingan damai

tiap saat bumi leluhurmu
rata menjadi runtuhan debu

mimpi gerun yang ngeri
maut berjatuhan

Syria, kota-kotamu kosong
ke mana perginya jiran dan sahabat

jalan-jalan sepi
keramaian telah bertukar kuburan

kau bertanya sendiri
apa telah terjadi

dendam meregut kasih bangsamu
tiap mata memandang curiga

tiap pintu seperti telah tertutup
jalan pulang bukan pilihan

kau masih rindukan
musim bunga tahun ini.

Kota Marudu
4 March 2018



Anak Syria*

aku telah melangkahi sempadan
tanpa menoleh ke belakang
kalian telah kutinggalkan
langit gurun musim dingin.

ma, aku telah tiba di sini
tanpa kau bersama
kakak, katamu, pelangi turun
dan doamu terkabul.

di dalam tas kertas ini
ma, dan kakak masih 
kubawa bajumu
ke mana saja belahan dunia.

Kota Marudu
4 March 2018



Friday 2 March 2018

Perang Syria*

ribut perang masih berlinggar di langitmu
korban berjatuhan di segala penjuru
tangismu telah kering dan
suaramu hilang dalam panik.

usah kau tanya anak siapa yang terkorban
di lapangan ini bergelimpangan mayat
nama dan asalnya tak ditanyakan
jumlah korban makin meningkat.

di bumi leluhurmu parah
perang tak selesai
pintu jalan keluar
seperti telah tertutup

yang membaca dan mendengar
tentangmu berdiam diri dan
tak tau hendak berbuat apa
malam gelap makin panjang.

kedamaian seperti tak terjangkau
harapan menipis dalam angan-angan
tapi kau masih berdoa
datangnya cahaya menghalau kegelapan.

Kota Marudu
March 2018