Saturday 19 January 2013

Kalau Bukan Sekarang, Esok (Ketuhanan)

Di bawah sebatang pohon mereka duduk
melihat hujan turun, mereka pun tak mengira
telah berapa lama tapi mentari telah mulai
condong ke barat. Air  terus naik.

Di lautan sampah pun air mulai melimpah
desa di hujung kota metropolitan bagai
perahu hampir separuh tenggelam.

Mereka tak pula menangis dan tak pula
mendengar kutuk dan sumpah sarana.
Mereka menerima sesekali mendongak
ke langit seakan bertanya bila hujan akan
berhenti.

Tiap hari mereka berjuang, di bawah terik
mentari, mereka tak pernah menyerah kalah.
Tiap masalah ada jalan keluarnya
Tiap penderitaan ada masanya akan berakhir
kalau bukan sekarang esok atau lusa.

Persoalan sekarang harus diselesaikan sekarang
yang esok tunggu esok baru difikirkan.

Dalam terkepung itu kita teruji lagi dalam
penderitaan dan kepayahan.

Di musim banjir, kelaparan orang kecil
terbawa ke dalam tidur. Harapan, seperti terbawa
arus jauh dari gapaian tangan.

Mereka mula bertanya bila mentari
mengirimkan cahaya ke daerah-daerah rawan
kotaraya metropolitan terendam dalam air
mereka di lautan sampah pun masih menunggu
hujan berhenti.

Kota Kinabalu
20 Januari 2013
*Volume II













No comments:

Post a Comment