Sunday 31 August 2014

Salam Kemerdekaan* (Kemerdekaan)

Salam Kemerdekaan
memperingatkanmu penjajah bangsa telah pulang
sukma telah bebas dari belenggu mengheretmu
terputus dari masa silam yang tak akan kembali.

Salam Kemerdekaan
adalah himpunan doa yang terkabul
terus-menerus dilafazkan hingga kiamat
solidaritas dan kemenangan anak bangsa.

Salam Kemerdekaan
kita telah menolak pemerkosaan
hak-hak peribumi hidup berbangsa-bangsa
di taman khatulistiwa ini sepanjang musim.

Salam Kemerdekaan
bukan menggantikan beradab dengan derhaka
bertindak algojo di lorong malam khianat
menabur fitnah, kebohongan dan maut.

Salam Kemerdekaan
perjuangan mendorong kebenaran ke pentas terbuka
saksi-saksimu tak akan didera atau dizalimi.

Salam Kemerdekaan
janji-janji keselamatan yang digenapkan
samawi akur menurunkan gerimis pelangi.

*Dikirimkan pada 27 April 2015

Saturday 30 August 2014

Bertukar Wajah* (Palestine)

Kau telah mendengar kejahatan luar biasa
pernah dilakukan di tanah bumi ini
tak akan terucapkan apa lagi melukiskan
kezaliman itu, belum ada perubahan
kilat mata dan degup jantung ketika melepaskan
das tembakan atau menyembelih mangsanya.

Seperti luruhnya daun di musim gugur
berhamparan di lantai peribumi tanpa
upacara dan selamat jalan.

Ketika aku membaca sejarah silam
kaulah bangsa biadap
meratakan penduduk peribumi
korban berjatuhan dan celaka berkurun.

Roda waktu bergolek
dulu, kau adalah bangsa yang kalah
kini bertukar wajah berdastar
bangsa yang besar
dan nasib bangsa-bangsa lain
dalam genggamanmu.

Keadilan terlucut dari tangan ke tangan
dan tersorok di pojokan mimbar
kezaliman membawa malam panjang
menggurung musim bunga.

Kegilaanmu semakin berani
menata langit dan bumi
biuh-buih darah belum kering
kezaliman terus mengheret
mencari mangsa yang terakhir.


Tuesday 26 August 2014

Kemurahan Bangsaku (Palestine)

Kemurahan Bangsaku,
ketika bom jatuh di tanah Palestine
sukmanya tersentuh parah.

Ketika masjid dan menara
ranap tinggal puing
kau bersedih dan makan tak lalu.

Berhari-hari air matamu
mengalir dan tak berhenti
kau menangis sendiri
sambil bolak-balik surat khabar.

Dalam perbualan
bila menyebut keganasan
Zionis
kemarahanmu tak dapat dibendung.

Sukmamu bagai tersayat-sayat
menatap foto-foto bayi dan
wanita terkorban mangsa tentera
dan kapal terbang Israel.

Kau melihat tak ada petanda hujan
akan turun
ketika malam, bulan seperti air batu
tak membawa perubahan musim.

Keadilan telah hangus
seakan tak ada dapat menyelamatkan
Kedamaian
mimpi manis yang tak menetas.

Kemurahan Bangsaku,
tak akan bertukar warna dan  pacak
tak akan bergendang mengikut rentakmu.
                                                                             

Monday 25 August 2014

Ketika* (Ketuhanan)

Ketika kakimu tanpa berpijak
Ia berikan seluas halaman.

Ketika bumbungmu kosong
Ia berikan langit dan cakrawala
supaya kau dapat bermimpi.

Ketika gelombang ribut angin
Ia berikan pantai pasir
pulau teduh.

Ketika kau mendambakan
sebuah gunung bertahan
Ia berikan amanat.

Ketika kau mencari
sakinah dan inayah-Nya
Ia terlalu dekat.

Ketika kau jabat tangan
aku tak perlu gusar
pesan keamanan disampaikan.

Ketika dikasari
Ia balas senyum
kata-katamu kasih-sayang.

Ketika kau didorong
ke pojokan
senjatamu adalah doa.

Ketika keadilan sirna
kau diberi peringatan
malam-malam gerhana.

Apa lagi kau cari
nahkoda dan bathera
telah disiapkan
sauhu telah diangkat.







Hari telah Di hujung Tanjung*(Ketuhanan)

Kau masih bertanya
apa yang telah dilakukan
pada siang hari merayau
bulan telah berselindung
membiarkan lautan tenang

Tanpa kausedari
hari di hujung tanjung
menconteng dinding sukma
melangkar harapan
kau terjebak
dalam gaung gelap

Siangmu bertukar
menjadi butir pasir
malammu bertukar
menjadi kotak mimpi
suaramu mulai
kepayahan dimengerti
musuhmu tak pernah
mendengarkanmu.

Ketenteraman telah
menghimpun kata-kata
langit telah berubah.

Wednesday 20 August 2014

Palestine, Gema Suaramu (Palestine)

Bumimu seperti hamparan kain kafan tak pernah putus
bunga-bunga mimpi telah lama gugur di tanah peribumi
malam kelam adalah bayangan maut yang mengintai
anjing pun terasa muak mencium bau mayat tertindih
puing-puing bangunan yang ranap dan hancur.

Musuh-musuh tambah ghairah menembak
seperti binatang buruan atau permainan sukan
tiada perasaan keciwa atau bersalah
sedang dunia melihat kebiadapan ini
tanpa melafaz kaka-kata keras memberhentikan
kekerasan dan kekejaman tanpa ada rasa
tanggung jawab dan naluri kemanusiaan.

Yang mengherankan demi ambisi politik
dan kebengkokan hidup mereka sanggup
melakukan apa saja demi bangsa dan impian Zionis
membunuh, merampas dan peluasan
berdiam dan menundukkan kepala tanpa perlawanan
sedangkan hak-hak dan maruah diri
ditendang di atas debu jalanan.

Hak milikmu telah terlepas di tangan orang lain
mereka merencanakan ini jauh dari sebelumnya
saudara-saudara sebangsa telah meninggalkanmu
dan melupakan penderitaan dan kezaliman
yang ditimpakan ke atasmu

Suara-suaramu tertimbus dalam letusan bom
kau memanggil dunia telinga yang tak mendengar
senandung malam kerudungmu lama sudah tak
memanggil perhatian dan simpati bangsamu.

Solidaritas bangsa Arab penuh dengan curiga
Ummatun wahidah pada prinsifnya
sedangkan tindakan berubah dan berlainan
dalam semua musim dan kebutuhan.aramu
akhirnya, orang lain berlagak  penabur
kedamaian walaupun mereka sebenarnya
ada udang di sebalik batu.

Demi samawi dan bumi yang terdera
dan gencatan senjata, berhentilah
membunuh anak-anak dan ibu yang
berdosa.cukup darah yang tumpah
pembantaian massa tak harus berterusan
biarkan lautmu tenang
langitmu membawa berita keamanan
dan keadilan
sekali anak manusia bebas
dari udara sendat dan penjara perang,

Muhasabah*(ITBM)

Kau tak pernah terlambat
demi kebaikan tak ada terlambat
telah berlalu adalah pengisian
perjuangan pembaikan mendatang.

Kini bergolak ke arahmu
diterbangkan angin benua jauh
dihanyutkan ke tebing
Pulau sepi di samudera lautan.

Segalanya terangkat kerana doa
kau cari waktu terindah
hamparkan doamu
di pagi malam yang tenang.

Doa adalah kekuatan anugerah
senjata tak mencederai
ketika samawi merenjis salam
sukmamu tersentuh menawan.

Rahsia jawaban kepada doamu
mengalir dari sukma ke hujung lidah
bagaikan kembang Kenanga malam hari
harumnya kepuasan abadi.

Tawajuh ini membawa doa-doa
berkembang dalam sukma mutaki
waktu tak ada takaran meraih
rimbunan kurnia-Mu.


*ITBM Jun 2015





Tanah Syria* (Syria)(Boat People)

Kau masih tak melihat walaupun telah
berapa kali kau diperingatkan
tapi, kau masih tak peduli.

Kau masih lalai
mereka memasang empat penjuru
perangkap di kotamu
sebentar lagi langitmu
dicerobohi
tapi kau masih tidur di siang  hari.

Sengketa dua saudara
tak ada sempadan dan nokta
keadilan, barang murah dan
bualan kosong.

Yang lain hanya
memandang dengan mata kosong
dan tak berganjak membuat keputusan.

Keadilan telah lenyap
kemusnahan di bumimu
maut berguguran
keamanan, sekelip cahaya
telah menjauh.

Peperangan adalah wabak silam
meragut penghuninya
Mengapa PBB diam dan
kehilangan suaranya sendiri.
Bangsa Arab, kamu tak berbuat
dan membiar orang lain
menyibuk di negaramu sendiri.

Malam gerun telah berlabuh
di tanah Suria,
mendungnya telah berarak
ke tanah Asia.
Peperangan ini
seperti api menjalar
melewati sempadan.

Sekalipun ruang kecil
tapi, pintu keamanan dibuka
bergegaslah ke sana
dan mencari keadilan dari
runtuhan tembuk dan mayat
dan debu kota yang hancur.

Sunday 17 August 2014

Qurub dan Tajalli-Nya*(ITBM)

Kau ingin genggam sebutir bintang
tadah tangan pandang ke samawi
malam itu, komet berjatuhan
berserakan di Cakerawala.

Gerimis men
yapa
goresan usia pada wajah
Tapi kau ingin pelangi
walaupun sebentar.

Memburu di hutan kehilangan jati.
suaramu hilang dalam api membakar
mengheret telapak kakimu
mencari oasis.

Malam itu kau pandang samawi
lalu menyingkap tabirnya
kau temukan pintu qurub
mendorongmu pada tajalli-Nya.

*ITBM Jun 2015

Thursday 14 August 2014

Kekejaman Di Tanah Peribumi Palestine (Palestine)

Di Tanah Gembur
ia tumbuh berdaun lebar
pohon rendang
memberikan keteduhan
Kesentosaan alam sejagat.
ladangmu selamat
dari tumbuhan berduri
dan gema suaramu
bukan bahasa benci 
menghalau penghuni peribumi
menyembur darah ke mukanya
menghendap siang-malam
bau hanyir darah dalam udara.

Kekejaman bukan balasan
kepada kekejaman
Langit silam tak menyedarkan
dan mengubah langkahmu
Kau bukan teman
berjiran yang baik.

Adakah di sini jalan kedamaian
yang abadi
sedangkan sukmamu
parah dan menderita
kemenangan yang dituntut
telah lama kabur
angin gelombang jauh ke laut.

Kamu mau menyakinkan
kepada dunia
kebenaran itu
ada pada pihakmu
jawabanmu semua telah ada
generasi penerus
memandang diam
Leluhur yang
tamak dan zalim.

Dunia turun
menyatakan protes
tapi, kamu masih
bersikeras
gencatan senjata itu
adalah jalan sehala.
Kami selalu
menginginkan kedamaian.
Peribumi mengenal
retorikamu mengabui semua mata
sedang malam terlalu panjang
di Tanah Palestine.

Kamu bilang ini bukan perampokan
bukan menghalau penghuni Tanah Peribumi
melarat.
tapi, kenyataan itu telah kami kenal
kata-katamu tak dapat dipegang dari dulu.

Tuesday 12 August 2014

Di Lahan Penantian* (Kata)(Metamorposis)

Hujan turun
menjawab panggilanmu
udara dingin
mengusap ibu jari
Siang sirna
seperti ke alam mimpi.

Waktu bagai berhenti
Sendiri.

Cermin di pojokan
telah
sebahagian dari kegelapan.

Di sini bait-bait puisimu
berakhir
di lahan penantian.

Tali itu telah terputus
Pintu tertutup rapat
Tak menakutkan
seperti arus kau terbawa
ke laut.






Monday 11 August 2014

Tanpa Tangan Bisa Menghalangmu*(Palestine)

Begitu mudah kau
mencontengkan rembulan
lalu mengatakan gerhana
menuduh dengan siasah
kebohongan.

Letusan dalam sukma
bagai gunung berapi
hanya rangkaian doa
mendinginkan amarah.

Kezaliman itu
tanpa sempadan
tanpa mengira anak
orang tua dan wanita.

Kejahatan tumbuh
tanpa mengira musim
tanpa peduli masjid
kau sembur api
dendam.
tanpa tangan bisa
menghalangmu.
kau tak peduli
keperihan dan maut.







Wednesday 6 August 2014

Azam Dan Tekad * (Merdeka)

Wahai Adekku Sayang,
Di lapangan hidup ini  tiap orang
ada peluang untuk meraih kejayaan
tapi, kau harus siap bertungkus-lumus
tiap perjuangan mesti ada pengorbanan.

Tiap usaha atau apa saja kita lakukan
harus dimulai dengan membaca doa
kerana doa mendorong dan membulatkan tekad
membawa kita ke tangga kejayaan cemerlang.

Jangan sekali berputus asa
apa lagi patah semangat
kerana  dalam mengejar cita-cita
jiwa kita selalu tabah dan sabar.

Dalam kita berlumba-lumba
meraih kemenangan diingatkan
tak ada jalan pendek atau memintas
usaha dilakukan dengan azam dan displin.

Wahai Adekku Sayang,
di langit siang yang terbentang luas
di langit malam bergemerlapan bintang-bintang
kau boleh bermimpi bulan purnama penuh
dan memilikinya asalkan kau yakin.

Allah telah berfirman
tak akan mengubah diri atau bangsa itu
kecuali ia berusaha keras menukar hidupnya
oleh itu kau harus tekun dan displin dalam belajar.

Biar cita-citamu tinggi, setinggi gunung Kinabalu
seluas langit biru dan sedalam lautan
melangkahlah dalam restu ayah dan ibu
berlindung pada Allah dalam duka dan gembira.

Pasti kau akan berhasil dan berjaya
Pasti kau akan meraih kemenangan
Pasti kau akan mencapai cita-citamu
Pasti kau akan menjadi hero bagi bangsamu.

*Hari ini akan dibacakan sebagai Acara Motivasi di hadapan anak-anak sekolah.





Api Menyala*(ITBM)

Mereka telah menyalakan api silam
lalu menyebut-nyebut janji langit
mata berendam dalam dendam
melempar api ke kamarmu
anak-anak dan wanita bersembunyi.
Di lorong gelap dan kota legam
berkumpul suara-suara amarah
langit siang yang malang.
bisakah kau bedakan tangan
memberi dan pembunuh kejam.
Sukmanya gunung berapi
mengumpul lahar dan membakar
titian zaman tanpa kasih-sayang
samawi mengirimkan hujan
datangnya musim menuai.

*ITBM Jun 2015










Monday 4 August 2014

Padamkan Kebencian*(ITBM)

Kebencian
adalah bayang raksasa amarah
kegelapan malam atau siang yang legang
kejahatan itu menetas dan mencari sasaran.

Mereka tak peduli
masjid atau tempat ibadat
melemparkan grenade dan membunuh
korban kejahatan
lalu kabur menghilang dalam jerebu.

Mencari sakinah dalam sukma
jalan inayah dan keselamatan
benci yang merugi
jauhkan
dari perbualan dan tindakan
dari angan-angan dan tujuan.

Dalam kelembutan ada kasih-sayang
kedamaian sukma alam sejagat.
Kau memang pelembut
berbudi bahasa dan penyayang

Benci dan dendam yang disulam
perubahan semusim dan hanya
oleh pendusta di bawah langit terbuka.

Kita tak harus leka
api kebencian itu selalu bergerak
menunggu angin
diam-diam dan tersembunyi
pada lidah yang dusta
dan berpura-pura.

Padamkan kemarahan
sumbernya kebencian.
Padamkan sengketa
yang sumbernya api durjana
Padamkan api dendam kesumat
dengan hikmah dan tawajuh.


*ITBM Jun 2015






Sebuah Masjid*(Ketuhanan)

Ketika sampai
ke dataran tinggi
di pedalaman
menghampiri sempadan
di desa yang jauh
di kepulauan sepi.

Keinginanmu
membina masjid
di kota-kota matari terbit
di benua selatan
pulau-pulau lautan teduh.

Di lahan baru
kau berjuang
membuat taman baru
di tanah peribumi.
menzahirkan impian
membayangkan esok
hadirnya jamaah

*dikirimkan ke Wadah 28 April 2014




Sunday 3 August 2014

Netanyahu, Tiada Sebab Menyakiti Orang-Orang Tak Bersalah (Palestine)

Ketika satu bangsa
Yahudi misalnya
ingin melenyapkan Palestine
dari peta dunia
lalu membunuh tanpa peduli
maut melingkari langit Palestine
menghukum orang tak bersalah
mengugurkan bom seperti
merayakan pesta
tapi di sini pembunuhan massa.

Netanyahu kehilangan pertimbangan
Netanyahu raksasa haus darah.

Siang malam jatuh korban
siang malam rintihan orang tak berdosa
Kamu zalim
Kamu pembunuh
Kamu orang terkutuk
Rencana jahat dan tipu muslihatmu
telah mulai menyedarkan dunia lalu
mengingatkan maut saja tak akan
menukarnya dengan kedamaian.

Wahai Negara-negara beradab
kebongkakkan dan kezaliman Israel
dunia diberi peringatan.
Kedamaian tak akan dapat dicapai
diam dan tak berbuat apa-apa.
Jahanam Regim Netanyahu
langit Palestine harus kembali jernih
biarkan Palestine dapat
tidur tenang dan bermimpi tentang esok.
Tiada satu bangsa, kumpulan manusia
boleh mendera dan membunuh bangsa lain.

Netanyahu, kamu menggurung musuhmu
dari laut, darat dan langit
menukar malam jadi siang
siang jadi malam.
Kamu tak mempedulikan dunia
menuding tangan kepadamu
mencabut hak Palestine dan hak manusia.
Kamu memlilih kekerasan dan darah
dari kedamaian dan langit sakinah.
Innayah-Nya akan turun.

Dunia tak akan bertolak ansur
kekejaman dan pembunuhan
Sekalipun meraih objek politik
sebuah regim mahluk pilihan.

Kita menolak kejahatan-kejahatan Zionis
Kita menolak kekerasan dan militansi
Kita menolak pemerkosaan terhadap anak-anak dan wanita
Kita menolak kebiadaban dan apa bentuk pembunuhan.

Kita tak akan bertolak ansur pada menggunakan agama
sebagai alasan melakukan pembunuhan rahsia atau massa
Kita mengutuk tindakan berpura-pura demi alasan
melindungi kebenaran.

Zalimnya Netanyahu, tiada seekor burung pun terbang
di langitnya
Zalimnya Netanyahu, tiada ekor dolfin berenang di lautnya
Zalimnya Netanyahu, tiada benih bunga ingin tumbuh
di buminya.

Ya Rabbi, segala perbuatan dan tindakan jahat
Netanyahu dan Israel tak berbalik dalam diri kami.
PBB dan UNSC tunjukkan wajahmu, sepatutnya
kau bicara demi keadilan dan keamanan dunia.

Saturday 2 August 2014

Tanah Gaza Dan Tanah Palestine, Kembalikan Pada Empunya (Palestine)

Biar puisi ini menjadi tulang
di kerongkonganmu
dalam kesederhanan puisi-puisi ini
merayau sampai ke dalam  mimpimu.

Kalau ia jatuh ke dalam lautan
ia adalah jerung putih, raja lautan
di angkasa, ia burung helang
pada malam hari ia adalah
burung Ponggok
yang peka pada gerak
dan tipu-helamu.

Kau telah melemparkan kunci
ke dalam gunung berapi
dan tidurmu seperti kapal
dipukul gelombang taufan
waktumu semakin nipis.

Tanah Gaza dan Tanah Palestine
tak akan lepas dari sukmamu
musuhmu, mencipta gerhana
dan meracuni udara dan bumimu
dan melaung ke dunia
memutar meja supaya ia kelihatan gah.

Netanyahu dan Israelnya
didorongnya ke gaung jahanam
kau, mangsa  kehancuran sendiri.
komet berjatuhan di siang hari
sekaligus masuk ke dalam tiap mimpimu.










Friday 1 August 2014

Dunia Tak Akan Bertindak Dan Menegur Israel (Palestine)

Sekarang kita di alaf 21
tapi tindakanmu masih buas dan kejam
samasekali kau tak peduli
kerana kau tau dunia tak akan bertindak
dan menegurmu.

Kau mau lakukan apa saja
amat memalukan
membunuh lalu menutupinya
dengan propaganda
membenarkan tindakannya.

Kau adalah bangsa
suatu masa dulu kau disayangi Tuhan
tapi, kemudian, berkali-kali
sombong dan bongkak
sekalipun Tuhan telah meninggalkanmu
tapi, kau masih beriya-iya.

Israel, kau bangsa yang tak
boleh berkembang
dari dulu nombormu masih
13.3 juta
dan kau tak berkembang.

Netanyahu, kau masih berdegil
Kedegilanmu melukakan dunia
dan dendammu membawa padah.
Dapatkan kau tidur di singgahsanamu
sedangkan soldadumu menembak
dan menghancurkan kepala anak-anak
dan membunuh sekali ibu yang panik
pembunuhan beramai-ramai penuh grafik.

Di runtuhan Tanah Gaza
dan dinding-dinding tembuk
anak-anak Palestine melukis grativiti
'Kami akan ingat selama-Kejahatan
dan Kebiadapanmu.'
Tapi, sekarang, tekad anak-anak Palestine
mempertahankan Gaza  
sambil mengerat-gerat serambi darahmu
dan sambil menunggang Kuda Semberani
melepaskan panah tepat ke jantungmu.

Bara matamu memercik dendam
suara perintahmu kehilangan kuasa
kau tak malu menggugurkan berton-ton
bom dan menghancurkan kepala dan tubuh
anak-anak dan wanita Palestine.

Tiap kekejaman tentu ada reaksi
Kau tak akan sendiri menanggung
kepedihan.
Tiap maut yang ditimpahkan Israel
akan kembali kepadanya.