Tuesday 31 July 2012

Ramadan, Bergenang Di Langit*

Ramadhan
tiap gerak dan bunyi
dari ruh suci
tiap riak di kolam
bergenang di langit.

Ramadhan
di daerah-daerah jerebu perang
sedut nafas melemah
menjadi buruan
di pergunungan jauh
sampai ke sempadan.

Honiara
1 Ogos 2012




Monday 30 July 2012

Ramadan Al Mubarak Membawa Hujan Semi*

Nenek tua sendirian di serambi
musafir di persimpangan jalan
pesakit di ranjang gelisah

keringat anak yatim menitis
di riuh kota dan hujung desa

di longgokan sampah
mereka masih menggali
pelarian mengintip malam
gempa perang
pada gelora lautan
pagar sempadan remuk
pulau yang tenggelam.

Malam kehilangan mimpi
bila jiran saling curiga
maut menyergap
kedamaian menjauh
udara menipis
langit jerebu
benih bunga yang disemai
tak menumbuh.

Ramadan al Mubarak membawa
hujan semi turun di daerah-daerah rawan
dan serata pelosok bumi
kalian tak akan dilupakan.

Honiara
31 Julai 2012

Perubahan Bulan (Iklim)

Pagi di ubun-ubun 
lembut dan segar.

Kau mengusik cahaya
di celah-celah dahan
lalu jatuh mencercah kolam.

Ketika mentari naik
di timur
kami gembira
berbicara tentangmu.

Kalian yang terdahulu
adalah kejora gemerlapan.

Bila mentari turun
di barat
kami bersedih
kerana makin kehilanganmu.

Kau memanggil kami
orang yang sangat perasa
mengikut iklim
dan perubahan bulan.

Honiara
31 Julai 2012
*ITBM (Bahagian II)

Sunday 29 July 2012

Gempa (Landskap)

Gempa bumi malam itu
ia sendiri terkurung
di dalam rumah.

Yang lain telah
meloncat duluan.

Ia sempat berdoa
dalam menghirup
gelombang nafas.

Setelah bumi tenang
teman hanya berkata
selamatkan dirimu dulu
dari jerat maut.

Dalam diam
ia melihat ke dalam
mata temannya
tanpa berkata-kata.

Honiara
30 July 2012
*ITBM




Tuesday 24 July 2012

Sehari Dalam Ramadan Al Mubarak*

Siang pun tersingkap perlahan
mata setengah mengerdip
melihat alam maya.
Telinga berhenti
mendengar keramaian siang.
Mulut berhenti berkata
selain zikir mengingat Allah.

Tiada Tuhan selain Allah
Muhammad Rasulullah.

Selangkah demi selangkah
mentari condong ke barat
turun di horizon.

subhanallah wa bi-hamdihi 
subhanallah al-azim.

Langit menurunkan malaikat
ke dalam setiap hati
dan nazam kebaikan.

Dijauhkan kegelapan pekat
kegelisahan berselindung.

Sesaat dalam harian Ramadhan
bagaikan bernafas ribuan tahun
Ramadhan, Ramadhan
bagai air bening di tengah musim kering
menghirupnya tak akan pernah puas.

Honiara
25 July 2012

Tuesday 17 July 2012

Hadir Ramadan*

Sari hari
bulan Ramadan
hawa panas mencair
mata meredup
mubayyin
melafazkan iqra
aku terpanggil
di tanah rela
rimba zikir
lautan tenang
di wajahmu
janji samawi
pohon iman
tunjangnya
mencengkam
ke bumi.

Canberra
17 Julai 2012











Monday 16 July 2012

Cahaya Ramadan*

didambakan Ramadan
mengalir dalam tubuh
dan membawamu ke lautan
pulau desa kenari.

pada dirimu
ditemukan pengorbanan
rebah bangun
dalam takaran waktu.

dalam menyedut
dan meresapkan
lalu melafazkan
teratur.

ketika aku membaca
kata bersambut
tujuh kalimat itu
kau membalas, 'amen.'

Canberra
17 Julai 2012

Menjelang Hari Pertama Ramadan

Menjelang malam pertama
ketika senja telah berundur
masuk ke dalam kelam
langit pun berisyarat
tiap mata berhisab
kelahiran disambut
dalam doa-doa kesyukuran.

Wajah-wajah anak
duduk berkumpul
memasang lilin
turut meraih datang
bulan Ramadan
menunggu tarawih.

Hening lorong-lorong malam
langkah-langkah kaki suci
masjid harum ibadat
teralas sajadah
disiapkan
penjuru itikap.

Suara ibu dan nenek
lembut dan sentuhan
malaikat
tiap kucup di kening
pada ubun-ubun kepala
harum bulan Ramadan.

Ya Rabbi,
segala puji pada-Mu
kerana aku masih di sini
dan menyeru nama-Mu.

Canberra
17 Julai 2012

Ramadan, Ramadan 2012*

Ramadan, Ramadan
disebut berulangkali
manis madu di hujung lidah
selalu ditunggu.

Ramadan, Ramadan
datanglah tamu samawi
salam terucap
doa mengalir
tilawat sempurna.

Ramadan, Ramadan
berdiri saf
malam-malam tarawih
daras Al Qur'an
salat tahajud
sahur dan iftar bersama.

Ramadan, Ramadan
malaikat turun
ditunggu malam
lailatul qadar.

Ramadan, Ramadan
datangmu pelega
rindu bahagia.

Canberra
17 Julai 2012







Kasih Ramadan*

Ramadan
masuk ke dalam sukma
aku kehausan
turunlah hujan semi
biarkan sekujur
badan ini basah.

Aku memang
kekasih tak sempurna
kekadang terdawat
terlanjur dan terkata.

Dalam remang malam
kebaikan sedikit

menjadi sekelip cahaya
jalan terang kepada-Mu..

Aku telah mengalih
dari memandangmu
kerana di sini 
hanya Ia didengar
Ramadhan mubarak.

Canberra
16 Julai 2012








Sunday 15 July 2012

Salam Ramadan*

Setiap hari begitu banyak
kata-kata terhambur
seperti kulit beras
berserak di hamparan
semakin hampir

kelazatan dunia
tertahan di halkum
sedangkan nafas
kendur dalam
bunyi mendatar.

Malam itu akan tiba
bual pun berkurang
aku mengisi
kata-kata dan kalimat
dalam sebutan
paling manis
dan merendah
terpanggil memberi
salam Ramadhan
pada setiap pintu.

Canberra
16 Julai 2012



Puisi Buat Saudara Orang Palau (Dedikasi)

Melaju lepa-lepa
ke dalam
gelombang ribut
nadi lautan.

Menderu mata angin
dan ribuan tombak hujan
engkek-engkek rembulan
malam purnama
nyanyi sukma anak Palau.

Telah berapa musim
terendam
dalam lautan kasih
lumut-lumut 
telah tumbuh melekat.

Datanglah kekasih,
ambillah daun kelapa kering
buatkan obor
dan bakarlah lumut-lumut
di dinding sukma.

Canberra
15 Julai 2012

*Dikirimkan kepada Badan Bahasa Sabah Cawangan Sandakan untuk diterbitkan antologi puisi pada 6 Februari 2013







Saturday 14 July 2012

Subang (Pakaian) (*HE)

Katamu pada malam kenanga
yang sepi
subang kesayanganmu telah hilang
sejak itu yang sebelahnya
dari simpan kotak kayu almari.

Cincin emas berpermata
Delima di jari manis
tercicir sudah berhari-hari.

Gerak kakimu
lembut dan bersopan
ketika ketawa kau
menutup mulut dengan
tangan kananmu.

Keronsangmu pada
baju kebaya
berkain lepas
pakai tudung dan
bergelang emas.

Siang itu subangmu
yang hilang di musim semi
telah kau temui kembali.

Canberra
15 Julai 2012

*Diterbitkan oleh Harian Ekspress 15 Oktober 2016

Friday 13 July 2012

Kudat (Landskap)

Sebelum jalan tembus di nadimu
laut simpang siur ke pelabuan
belayar sampai ke akar serambi.

Nahkoda, aku ingin berlenggang
dalam dingin gelombang laut
hujan angin dan pulau jauh.

Aku bulan baru di langit
sedang renangku sepantas ikan terbang
atau dolpin mendahului kapal.

Ketika kurapati dada
ke pelabuhanmu badai baru berhenti
lalu kucium lesung pipimu.

Aduhai, kota bersulam cahaya
ole-olemu kemeja hijau
aku tamu di tanah dua tanduk.

Canberra
14 Julai 2012

*Antologi RM & SS



Pulau Penyu (Lanskap)

Di pasir putih
pulau berpantai
aku antara ratusan
menetas
dalam takaran waktu.

Mak telah dulu
entah sekarang
di lautan mana
sekalipun tak pernah
menatapmu
kerana fitrat
kau tinggalkan
aku, penyu lautan.

Ke pantai ini
impian berkurun
arah tuju
leluhur terpanggil
di pulaumu.

Dari ribuan pulau
deru gelombang
akhirnya ke sini
aku akan sempurnakan
impian leluhur
memulai
seperti sebelumnya.

Canberra
14 Julai 2012

*Dikirimkan ke Badan Bahasa Sabah Cawangan Sandakan untuk penerbitan antologi Puisi, 6 Februari 2013




Nafas Dalam Zikrullah (Ketuhanan)

Ia berdiri tertib
memandang ke sajadah
tenang dan tafakur.

Sedut nafasnya
lepas perlahan
terucap dalam
kalimat-kalimat doa
dari sukma
yang sujud
dalam bahasa
ibu.

Malam mulai luntur
lautan tenang
gunung berendam
dalam kabus
tiap rakaat
nafasnya larut
dalam zikrullah.

Tiap salam
kepuasan
yang tertebus
meraih
kemenangan
di jalan pulang.

Kegelapan
disingkap
mata hati melihat
terang dan jelas
menuju jalan sehala.

Canberra
14 Julai 2012





Ramadan 2012, Ditunggu

Ramadhan 2012
ditunggu dalam
doa musafir.

Aku menyelusur
daerah-daerah rawan
di dalam sukma.

Telah berapa
purnama genap
ketika tersedar
gelombang telah
jauh membawa
ke sepi terasing.

Dalam tenang
aku melihat
otot-otot
mulai mengendur
dan langkah kaki
bergerak lambat
dan perlahan
jangkauannya
tapi degup jantung
masih cergas dan siaga.

Canberra
14 Julai 2012



Wednesday 11 July 2012

Madu Lebah Hutan Jati (FLora Fauna)(*HE)

3. Madu Lebah Hutan Jati

Pada suatu siang
di rimba jati ia menatap
pada pohon berdahan tinggi
ada sarang lebah bergayutan
gema degungnya sampai
jauh ke desa di kaki gunung.

Ia, anak peribumi negeri kayu seraya
hidup dari rimba jati, berburu dan
mencari madu.
siang ini ia,
memanjat dan meniti dahan
pohon tinggi rimba kesayangannya
riuh dan degung lebah seperti korus
mengindahkan rimba raya .

Kulitnya makin tebal
keringat menitis dari tubuhnya
bukan sekali ia memanjat pohon tinggi
mata pencarian di hutan jati
sudah bertahun-tahun
sengat madu lebah ia tak peduli
dirinya telah kebal.
Hari ini,
madu asli, rezeki berbulan
keluar dari perut
rimba jati, lazat dan penuh khasiat.
Ia tak pernah kecewa
kerana rimba raya terus memberi
dari zaman silam.
Rimba raya terus memberi
dan tak pernah mengata tidak.

Ketika turun dari pohon tinggi
ia berdiri sejenak memandang
pada pepohonan hutan jati
berterima kasih pada Tuhan
kesuburan rimba hijau ini
perlindungan masa depan anak-anak
rimba jati.

Canberra
12 Julai 2012

*Disiarkan oleh Harian Ekspress 4 September 2016


Mendekati Ramadan*

Seperti melihat
sekilas cahaya
di kejauhan
menyerap ke dalam
hari
dan pasti.

Taman-taman
hidup
membalas
panggilan itu
alam terjaga
lautan tenang
gunung meresap
hadirnya siang.

Aku menunggu
alis anak bulan
di ufuk langit
sedangkan
dinding sukma
menjadi sangat peka
dalam peralihan
waktu
lalu aku suka berkemas
air
mulai pasang
pelayaran akan mulai.

Canberra
12 Julai 2012






Budak-Budak di Pinggir Kota* (Anak-anak)

Mereka, budak-budak di pinggir kota
bergayutan  di bendul waktu
mengutip tutur kata di pasar borong
di stesyen bus yang riuh
di lorong-lorong samar  lampu kota
di pantai berahi tak berpagar.

Mereka, budak-budak di pinggir kota
tanpa jadual dan tanpa sekolah
di tepi jembatan berumpan pisang
memancing ikan atau terjun ke dalam laut
tawa dan sukanya masih anak
bualnya dari foto majalah
dari poster-poster kota
heronya filem-filem gangster
tapi ketika didera atau sakit
ia menangis dan melaung.

Mereka, budak-budak di pinggir kota
halaman rumahnya seluas kota
hadir mereka selalu dicurigai
di pentas ini mereka pelakon
tak mudah berputus asa
sekalipun sukmanya
seperti langit cepat berubah
tapi masih hawa khatulistiwa.

Mereka, budak-budak di pinggir kota
terperoyok menjadi debu-debu
saat ghairah dan pesatnya pembangunan
tiap hari menu sama tak berubah
tanpa ma dan abah mengasuh
tapi ketika rongga dada tersekat
igau mimpinya menyebut
dan memanggil-manggil
dakapan dan usap di ubun-ubun
nina bobo di telinganya
supaya tidurnya tenang kembali.

Mereka, budak-budak di pinggir kota
jelmaan nyata alam sejagat
suara-suara itu terus memburu
sekalipun kau tak ingin tahu
atau membuang pandang
sedang nalurimu mengingatkan
tentang kemanusiaan yang tertebuk.
 
Canberra
12 July, 2012

Nota: Dalam proses penerbitan untuk antologi puisi Kaltim-Sabah.

Karya Khazanah Tersimpan* (Indah)

Sehari dalam sebuah karya
tergenang pada lautan rasa
terhimpun di sukma firasat.

Hanya selangkah meraihnya
dari sepatah kata terlafaz
selainnya isyarat langit.

Kau, khazanah tersimpan
lebih dari batu permata
atau loket delima batu.

Berkata cahaya rembulan
berbuat berpada-pada
melihatmu tunduk itaat.

Canberra
12 Julai 2012





Sunday 1 July 2012

Tazkirah Kasih* (Indah)

Setiap kali dadanya
terasa tertikam
ia mohon maaf 
kepada yang terguris.

Aku membaca
sentuhan firasat
bisiknya itu sampai
terang dan jelas.

Kalimatnya terlafaz
dari jiwa sedar
isyarat akhir menjadi
kalimat-kalimat doa.

Malam ini air surut
sampai ke hujung danau
Kepulangan bukan 
ditunggu tapi diredahi.

Bertemu, katanya
dalam zahir yang ada
Jika tidak, mohon doamu
dalam tazkirah kasih.

Canberra
2 Julai 2012






Dalam Satu Bulatan (Ketuhanan)

Dalam satu bulatan ini
ia berjalan sendirian
berapa musim berlalu
kesabaran, pengorbanan
dituntut demi kebenaran
ia terus langkah kakinya
berlumba dengan masa
meraih cahaya samawi
tiap perhentian ia berkata
sebentar berteduh di sini
malam pun turun beradu
esok ia memulai langkah
perjalanan tak terasa lelah
matanya masih berkerdip
sedut nafasnya masih bugar
memandang ke langit rahmat
meneruskan sisa perjalanan
tanpa berkeluh dan kendur
berpegang pada tali Allah.

Canberra
1 Julai 2012