Wednesday 9 November 2011

Pada Suatu Malam*(ITBM)

Apa yang kaulihat pada suatu malam
ledakan api gunung meletus
tanah leluhur terputus dari daratan
suara pupus dalam mimpi gerun
diari memori terbakar hanggus
jerit anjing terluka di sebuah Pulau.

Siapa masih mengipas bara api
sekalipun hujan telah berhenti
kalimat indah ternoda
dendam kesumat mencurimu
pada suatu malam.

Rendamkan amarahmu
kau tak bisa melukis pelangi
apa lagi menarikan topeng.
kalau kau mau kemenangan
lindungi langitmu yang
masih belum terconteng.

Honiara
8 November 2011

*ITBM Jun 2015

Kesabaran Gunung Bertahan*(ITBM)

Memandang
sebuah foto perjalanan
terasa gerimis nipis
di depan cermin
ia mengelus kening
mempelajari anak mata.

Bila kedamaian
telah sirna
kata-kata bukan
sari pekat madu
kebencian mengepong
kemampuan bersabar.

Ya Rabbi,
kelembutan dan kesabaran
teruji di gunung bertahan.

Honiara
12 Oktober 2011

*ITBM Jun 2015

Tanah Asing (Pasifik)

Suatu siang aku menyapa
salam
kau bertanya, 'saudaraku,
mengapa terlalu lama
saling tak bertanya khabar
apa lagi menegur dalam mimpi.'

Aku menjawab
'Di tanah asing
menjinakkan hati
menghalau kegelapan.'

Honiara
12 Oktober 2011

Komet*ITBM

Aku, kekasih yang belum sempurna
sekalipun aku berusaha tulus
sesekali ujian datang aku tercundang
usah engkau merasa bosan
mendengar keluh-kisah yang berulang kali.

Engkaulah penggenap kerinduan ini
telah kurebahkan kepakku
merata ke dasar bumi.

Di malam kelam
kulihat letus komet
mendesir hangus di langit samawi.

Honiara
12 Oktober 2011

*ITBM Jun 2015
*AP Volume 1, 2013

Kwaiao, Pulau Malaita (Pasifik)

aku jabat tanganmu, teman
di lembah Kwaiao
masa silammu,
kau dipanggil, 'beburung hitam'.
kerana kasih kau terpanggil
tamumu, di gubuk atap rumbia.

Suatu senja, kucarimu
di antara belahan bukit, pepohonan koko
kelapa, kebun ubi, sireh-pinang.
di situ kutemuimu.

Suara-suara paraumu
mengusik  rimbunan hutan liar
adat tradisi Malaita yang kental
di telingamu dibisikan
kalimah tauhid.

Honiara
11 Oktober 2011

Niat (Pasifik)

di daerah-daerah rawan malam memanjang
pendeta-pendeta pulang mengutip
cerita-cerita, kedegilan yang menggila
kemarahan pribumi menyimpan
dendam yang meluap.

bagaimana aku menyingkapkan tabir hatimu
biarkan cahaya itu menghalau
kegelapan rimba seribu kencana
kedatanganku bernada cinta dan kedamaian
tidak samasekali membidik kemarahan
tapi mengelusmu dengan cinta dan kasih sayang.

di daerah yang dilupakan ini
aku datang berkhemah
memanggilmu, datanglah
biarkan malam gelap itu tersingkap
dengan awal kerdip cahaya.

Honiara
11 Oktober 2011

Merdeka (Kemerdekaan)

Menghirup udara merdeka
kemajuan dan modernisasi
merentap mimpi-mimpi dan inspirasi
jalan baru, taman desa
kota dan bandar diberi nama.

Dalam dakapan merdeka
mampukah kita menyatakan cita rasa
bukankah ini anugerah gemilang
merdeka berdaulat, pengangkatan martabat
sari madu dari perjuangan.

Dari makna kemerdekaan itu,
membebaskan diri
dari lingkaran syirik
firaun-firaun angkuh.

Bukankah tertib itu
membawa kemenangan rohani
disulam dengan ketajaman berfikir
politik yang adil
dalam masyarakat merdeka.

Deklarasi kemerdekaan
bukan pada slogan murah
tapi amalan bersih dan pengorbanan
doa-doa yang tertib
mengalir dari rasa tawajuh dan istiqamah.

Honiara
11 Oktober 2011
*AP Volume 1, 2013

*Antologi Kemerdekaan

Malaysia (Kemerdekaan)

Malaysia merdeka
doa terkabul
kedaulatan dan pembangunan
kemakmuran dan keadilan
anugerah Allah, bangsa merdeka.

Malaysia harmoni
bumi bertua
pelbagai kaum, bangsa
hidup aman sentosa
cahaya melengkapi benua
berpijak di bumi demokrasi
pembahagian sumber yang adil
keselamatan di laut dan tanah airmu.

Malaysia permai
masa depanmu pada
jenerasi muda
doa turun-temurun dari keringat,
semangat juang tak luntur.

Malaysia indah,
kehijauan tanah, lembah,
dan gunungmu
ketenangan laut dan tanah
pribumi,
kegemilangan rakyat
inspirasi pemimpin
bumi makmur.
Di desa dan kota
pembagian merata
kegembiraan saksama.

Malaysia, rimbunan hijau,
taman indah,
flora dan fauna
berwarna-warni menambat hati.
Rimba jati, taman negara
hidupan alammu, aman dan damai.

Malaysia ibu pertiwi,
rumpun parti politik, kebebasan
dan penyertaan sihat, saran dan kritik
penyataan jujur, menyanjung
Raja berdaulat.

Malaysia berbudaya,
pesan nenek moyang padamu
belajar mengaji dan belajar sekolah
sampai ke universiti
semangat bersaing meraih
bintang kecermelangan.
Ya Rabbi, tambah ilmu bangsaku.

Malaysia bermartabat,
dan jati diri
hidup berjiran
melindungi hak-hak
berbangsa,
bumi yang 
rahmat berdaulat.
Gereja
kuil,
masjid dan temple
dipelihara
dilindungi.
Di sini orang Islam, Kristian,
Buddis, Hindu,
kepercayaan pribumi
saling dihormati.
Rahmat alam sejagat
yang terbaik di rantau.

Malaysia
maju Malaysia
pulaukan ranjau ketololan,
tahyul dan kebiadapan
jadi tinggalan masa silam.
Sengketa, kerusuhan,
pemberontakan.
Konspirasi bukan
tradisi membina.
Kita diajarkan
muafakat,
musyawarah,
tolak ansur
bersikap adil
dan menerima.

Malaysia gemilang
negara tercinta
silakan bertamu
datanglah,
kami akan
selalu siap berkhidmat.

Malaysia modern,
inspirasi sezaman
revolusi sejati
pembauran rohani
kemajuan abadi.
Inspirasimu melangkau
langit biru dan
empat penjuru bumi.

Malaysia abadi,
Engkau, anugerah Allah
doa-doa para pejuang terkabul.
Engkau, rahmat sepanjang zaman
Keamanan dan kemakmuran
semangat dedikasi
dan semangat kerja.
Engkau,
pemelihara hak asasi
pelindung lembah hijau,
ketenangan laut
dan langit biru.

Ya Rabbi, abdilah Malaysia
dalam rahmat dan kurniaMu.

Honiara
10 Oktober 2011

*Antologi Kemerdekaan

Rancang (Pasifik)

Kekadang tak dirancang menjadi 
tapi yang dirancang tak pula
menjadi seperti yang diharapkan.

Apa lagi yang diniatkan
belum terlaksana
masih tersimpan dalam
hati. Kita selalu mengharap
yang terbaik.
Paling tidak
kejayaan yang gemilang.
Merancang itu memang
suatu yang terbaik
Bukankah alam maya ini
diciptakan juga dirancang?

Merancang itu
sekalipun sukar dan payah
tapi membuka jalan
untuk berhasil.
Kita merancang
Allah menggenapkan.

Honiara
8 Oktober 2011

Perindu Musim*(ITBM)

Hujan turun
perindu musim pun puas
mimpi-mimpi tumbuh
segar tanpa diundang.
Secawan teh panas
duduk menulis puisi
irama hujan
bingkisan hati
berbaur mengalir
ke pundi-pundi yang tak
menyiksa ketenangannya.
Hujan di bukit
menghadap ke laut
langit melimpahi rahmat
pemberi dermawan
yang kita tak bisa
melupakan hadir-Nya.
Di hujung jalan ke halaman
datang tamu Ibrahim
tersenyum lebar.

Honiara
8 Oktober 2011


*ITBM Jun 2015
*APVolume 1, 2013

Rahim (Pasifik)

Dalam kepekatan
kegelapan
aku pun
bersenyawa
dari titis air
dan kasih
hidup
bercambah
dan bernafas.

Bagaimana
aku bisa membohong
kewujudan-Mu?

Honiara
7 Oktober 2011