Monday 21 May 2018

Ramadan Turun, Menyentuh Kerajaan Hati*

Ramadan turun
menyentuh Kerajaan hati
membongkar akar kebohongan
membongkar akar kesombongan
damai seperti air samawi bergenang
dan mengalir menuju kemenangan.

Ramadan turun
malam mekar solat tarawih
malam mekar manis berdoa
seluruh nadi pasrah tawajuh
seluruh minda hanya pada-Mu.

Ramadan turun
meraih Lailatul Qadr
kelazatan amal dan ibadah
kurnia pada golongan akhirin
kurnia bermunasabah
qurub pada-Mu.

Ramadan turun
Ia adalah cahaya
menerangi  malam panjang
kembali pada jalan pulang selamat
purnama dalam kalbu
perubahan hakiki
sentuhan pada kerajaan hati
isyarat itu telah sempurna
jaya, jaya kemenangan rohani.

Kota Marudu
Mei 2018





Sunday 20 May 2018

Ramadan, Hidup Dalam, Kalbu*

Ramadan, ia hidup dalam kalbu
kami mencicip air serbat-Mu
melepaskan haus di musim kemarau
musafir yang pulang.

Ramadan, hadirmu kedamaian
kami, pendoa yang tekun
kedatanganmu telah bersambut
seperti air dingin turun dari gunung.

Ramadan, tiap waktu menitis
adalah kurnia dan syukur
kami, beristighafar dan berzikir
lidah dan jiwa tak akan pernah puas.

Ramadan, siapa yang berani
bertindak algojo dan membakar
menguncang tangan dan menuding
kebenaran itu turun dari samawi.

Samawi tak akan terconteng
pelaku cemar yang merosak
hanya ingin menghiris tubuh
berlagak seperti tukang hukum.

Ramadan yang damai
ketenangan padamu
membumikan amarah
melafazkan salam dan salawat.

Kota Marudu
Mei 2018



Anak Bulan Ramadan*

Anak bulan mulai berkembang
sehari melangkah dalam orbit-Mu
damai, damai lautan kalbu
damai, damai, mekar siang
gema tilawat sepanjang hari
perlumbaan meraih kemenangan.

Tiap malam dan siang datang
langitmu bersih dan indah
tiada kata bandingan pada Ramadan
inilah kelazatan pendamba-Mu
inilah serbat madu penghilang dahaga
lahir dari cinta hakiki dan tawajuh.

Ramadan, Ramadan Al-Mubarak
Ramadan, Ramadan Al- Mubarak
siapakah yang ingin menodai
siapakah yang ingin derhaka
Ramadan, Ramadan Al-Mubarak
Bulan suci, Bulan suci
Ramadan ada dalam kalbu tiap mukmin.

Mengapa ada yang berani
meniup api kebencian
membuat noda dan kezaliman
Sucilah bulan Ramadan
Sucilah bulan Ramadan
Air samawi turun akan
memadamkan bara-bara durjana.

Damai, damailah Bulan Ramadan
Kedamaian itu bermula dari kalbu
raihlah kemenangan
raihlah kurnia-Nya
syafaat hanya pada
kekasih-Mu, Muhammad
di pelabohan ini kami bukan
penumpang yang tertinggal
salam, salam Ramadan
Ramadan Al-Mubarak.

Kota Marudu
Mei 2018




Monday 14 May 2018

Ramadan, Damailah Kalbumu, Ma* (UB)

Damailah kalbumu, ma
malam-malam tawajuh
zikirullah di hujung lidah
sujudmu lama di sajadah.

Doa-doamu tak pernah terhenti
tiap kata-kata dipilih hati-hati
lalu semuanya terhimpun
dalam rindu dan cinta sejati.

Ketika kita ditemukan kembali
Ramadan Al Mubarak di ambang pintu
rindu yang telah digenapkan
pengabulan harapan  di hujung hari.

Kuntum-kuntum kasihmu, ma
bintang-bintang hidup pada cakrawala
lembah pengorbanan sepanjang zaman
kemenangan sempurna.

Kota Marudu
Mei 2018
*tersiar di Utusan Borneo 27 Mei 2018





Ramadan Datang * (UB)

Ramadan datang
kasih sayang pada semua
cinta membawa rahmat
kebencian tak akan menang
kepura-puraan adalah kebohongan.

Ramadan datang
memadamkan api durjana
membongkar komplot derhaka
menyingkir kegelapan dalam rumahnya.

Ramadan datang
kezaliman tak akan jaya
siasah jahatmu kandas di air tohor
kemanusiaan juga yang menang.

Ramadan datang
persaudaraan sejagat
kemenangan golongan akhirin
akan merubah zaman selamanya.

Kota Marudu
Mei 2018
tersiar di Utusan Borneo 27 Mei 2018






Air Serbat Bulan Ramadan*

Air serbat diminum bulan Ramadan
ketika datang waktu berbuka
kelazatan yang mengalir
seperti selepas kemarau
datangnya hujan semi.

Bagaimana mengucap syukur
Ramadan turun adalah kedamaian
seperti benih-benih rohani tumbuh
keasyikan beribadah dan beramal
tiap saat adalah kekuatan menolong
menenggelamkan amarah di dasar lautan dalam
kemenangan ketika berbuka.

Hari-hari bulan Ramadan
kata-kata mengalir dari ruh pensucian
doa-doa terhimpun dalam jiwa tawajuh
noda-noda hitam hanggus dalam cahaya samawi
pada pendakian ini berakhir dengan jaya
kau tak akan menoleh pada
kota rawan yang musnah.

Salam sepanjang Ramadan hakiki
kita mulai perjuangan ini
tilawat yang kau lafazkan
anak bulan di penjuru langit
malam-malam tarawih dan Lailatul Qadar
keyakinan kalimat Tauhid
cinta Rasul dalam lafaz dan tindakan
jalan qurub-Nya menuju ketenangan kalbu.

Kota Marudu
Mei 2018






Sunday 13 May 2018

Tilawat Ramadan*

Damai lautan kalbu
menunggu hadir kasih Ramadan
bulan khalis di persada
samawi menyambut
salam sang kekasih.

Lafaz tilawat malam-malam
Ramadan datang seperti air dingin
setelah berhenti dari perjalanan jauh
kelazatan ibadah dalam takaran waktu.

Debu-debu yang terperogok
di tiap penjuru kegelapan
terusir dan bertebaran
menyingkap ruh kebenaran abadi.

Dalam perjuangan ini
pensucian kalbu yang meresap
demi kemenangan membebaskan
dari nafsu amarah.

Kota Marudu
Mei 2018

Saturday 12 May 2018

Selayang Pandang*(Tawajuh)

Selayang pandang
mataharimu terbungkus
pada siang yang rawan
tukang cerita telah menamatkan
cerita malam itu.

Tiada lagi genderang perang
dipalu
sepi datang munajat
gunung khalis lembah impian
tiap noktah di hujung kata.

Ketika kau berhenti di hujung jalan
panah-panah telah terlepas dari busur
mengarah tepat pada sasaran
terkasima dan pasrah.

Kuda semberani hilang  pada suatu malam
seperti waktumu beralih pergi
suara-suara itu terkumpul
menjadi korus yang tak bersahabat.

Apa akhir dari sebuah cerita
kalbumu seperti pertembungan
arus laut dan membawamu
makin jauh dari arah tuju.

Nubuwah telah sempurna
damai langit bumi pun tenang
di oasis ini kau berhenti
minum air manis melepaskan dahaga.

Kota Marudu
Mei 2018





Kasih-Mu Menjelang Ramadan*

Malam bercerita dengan keluh kisahnya
siang menunggu menjadikan mimpi suatu kenyataan
waktu tak berbalik langkah
rimbamu adalah saksi yang tenang.

Ribut gelombang telah meredah
kapal belayar menuju pelabuhan
kebimbangan di puncak
turun kembali ke jalan pulang.

Kau melafazkan ikrarmu
kerusi telah disediakan
tapi ini bukan persinggahan terakhir
jauh ke depan ada lagi stesyen berhenti.

Tiap mata melihat
isyarat apa yang kau akan katakan
apakah itu suatu harapan
yang pasti jalanmu sampai ke halaman.

Kasih-Mu di setiap jalan dan persimpangan
meraih kemenangan malam-malam tawajuh
beristinbat pada firman-Mu dan sabda Rasul
keindahan sepanjang Ramadan Al Mubarak.

Kota Marudu
Mei 2018

Tari Angin Ramadan*

Tari angin berputar
gelombang bergulung
mencari arah
pulau-pulau menjauh
mengharapkan pantai
hilang dari pandangan.

Gema suara itu
melantun ke mana-mana
tak menentu
kuda tunggangmu
hilang pada malam itu.

Pintu samawi terbuka
Ramadan Al Mubarak
bunga-bunga rohani
kembang mekar
kalbu tawajuh dan pasrah.

Kota Marudu
Mei 2018



Friday 11 May 2018

Pukulan Gong*(Tawajuh)

Mendung telah berlabuh
lalu hujan turun
kepala air menyergap
ketika kau tak menyangka.

Tebingmu ditenggelami air
pohon tumpang terbawa
jauh ke muara
gema tanah runtuh.

Timbul tenggelam kau
dibawa gelombang
mengharapkan terlantar
di sebuah pulau.

Pukulan gong isyarat
sekarang kau sendiri
melihat dirimu di gelanggang
bertarung dengan masa.

Kota Marudu
Mei 2018



Thursday 10 May 2018

Ramadan Tiba Amarah Hanggus*

Pertembungan arus
laut berubah
tanjung tenggelam
kebimbangan menyerap
pertanyaan tak terjawab
gerak suara hati
mengiyang mencari
bumi bertahan.

Berakhir satu
bab perjuangan
mimpimu tumpas
persoalannya
kau masih lambat
melihat siang telah datang.

Hati yang terluka
masih merayau
hanya dalam satu malam
gunungnya runtuh
gempanya sampai
pada kalbu yang lara.

Cahaya turun
menggulung resah sezaman
apa yang kau tunggu
benih yang disemai
telah tumbuh
Ramadan tiba
amarah hanggus menjadi debu.

Kota Marudu
Mei 2018




Gerhana Telah Turun*(Tawajuh)

Gerhana telah turun
malam gelap
kau cari kerdip cahaya
waktu bagai menitis lambat.

Setelah lama menerja angin
pertukaran mata angin
di langit terbuka
kau mencari pohon untuk bertengger,

Siang pasti datang
perubahan pada langit
perubahan pada bumi
hijrah ini adalah peringatan.

Kau telah menyiapkan
perjalanan jauh
dari pelabuhan ini sang Nahkoda
membaca gerak laut dan isyarat langit.

Kota Marudu
Mei 2018





Suatu Pagi* (Tawajuh)

Suatu pagi  kehilangan angin
bendera yang terpacak di sepanjang jalan
tunduk dan menyerah pada alam
gunung merelakan
siang turun dan pintunya terbuka luas
air telah pasang
tebing telah berubah
bintang-bintang seperti komet
berjatuhan melintasi langitmu
hujan akan turun
mengusir debu di permukaan
akhirnya daun-daun kering
berjatuhan di halaman sendiri
kau tak menyoal
kerana kejadian hari itu
telah cukup membuka jalan
merenung dan menerima hakikat
alam
senantiasa berubah.

Kota Marudu
Mei 2018

Sunday 6 May 2018

Rohingya, Kekalahan Bukan Pilihan*

Kemelut politik bagai bara api
telah merebak  masuk jauh dalam
hutan leluhur kini dalam halaman
membakar hanggus bumbung langitmu.

Tangis Rohingya bergema
dari dinding kalbumu sampai
penjuru dataran hala ke barat
mengiyang seperti saudaranya
di Palestin dan Syria.

Kedamaian telah menjadi debu bertebaran
jalan pulang makin menjauh
daya juangmu selalu teruji
malam pemburuan yang panjang
tiap generasi
menerus langkahnya dan
menyambung ceritanya.

Dalam takaran waktu
semua diperhitungkan
penyelesaian seperti benang kusut
senjatamu yang tinggal adalah doa
Tangis Rohingya
bukan kekalahan
tapi di sini bermulanya
perjuangan yang pasti
kekalahan bukan pilihan.

Kota Marudu
2018


Doa-doa Rohingya Dalam Pengasingan*

Rohingya mencari damai dalam kalbu
Ramadan membawa redah
kau dambakan bulan
bintang berserakan
menjadikan malam-malammu
penuh kasidah cinta
jalan pulang hidup
adalah sebuah harapan.

Rohingya, sedu-sedanmu
kembali pada-Mu
perjuanganmu menghapuskan
amarah
dan meninggalkannya.

Api dendam hapus
damai pada kata-kata
dan tindakan.
Rohingya, Rohingya
meraih kelazatan Ramadan
kemalaratan anak-anak dan wanitamu
terhimpun dalam doa-doa
dalam pengasingan.

Kota Marudu
Mei 2018


Jalan Yang Ditinggalkan itu*(Tawajuh)

Jalan yang ditinggalkan itu
pohon terkerat di pinggir jalan
pulau rindu laut tenang
harapan penunggu terkabul.

Nahkoda telah siap
gelombang malam
ribut di siang hari musim tengkujuh
tak akan menghalang bathera belayar.

Engkau semakin yakin
buah kurma  manis dan lazat
mulai gugur dari pohonnya
lalu hadirnya bintang-bintang perkasa.

Kota Marudu
2018







Anak-anak Rohingya Tenang Ramadan*

Anak-anak Rohingya
memandang langit Ramadan
damai
pintu bumi masih terbuka
landasanmu berlari

Anak-anak Rohingya
masih menunggu matahari cerah
di sempadan kau masih mengintip
jalan lapang.

Anak-anak Rohingya
malam-malam renjana
yang kau kandung
tumbuh membesar.

Anak-anak Rohingya
menunggu datang
Ramadan Al Mubarak
datang
tenang dan tawajuh.

Anak-anak Rohingya
anak bulan di penjuru langit
harapan yang tersingkap
kemenangan itu pasti.

Kota Marudu
2018

Salam, Salam Rohingya Bulan Ramadan*



Menjelang Ramadan
Rohingya masih rindu
Pada Arakan, pada halaman
Sudah berapa anak bulan
Muncul di langit asing.

Gema kasihmu
Terhimpun dalam debar waktu
Melahirkankan kekuatan menolong
Janji-janji telah sempurna.

Tiada dendam
Ramadan, bulan kurnia
Kemenangan terjangkau
Di bumi ini Rohingya berteduh.

Salam, salam Ramadan
Yang memberi
Hidup sepanjang zaman
Pengorbanan, adalah langit baru.

Rohingya, Rohingya
Damai, damai
Ramadan al Mubarak
Dalam kalbumu.

Kota Marudu
Mei 2018


salam, salam Rohingya