Thursday 31 March 2016

Kejahatan Kalah* (ISIS)

Bumi seperti tak ada pilihan makin muak
api peperangan tak redah dan kekerasan
makin tak ada tepian dan garis sempadan
nilai kehidupan seperti sampah di jalanan.

Pekerjaan gila yang meragut nyawa manusia
setiap hari kau merancang yang terburuk
kemusnahan atas nama agama yang samasekali
tak ada hubungannya dengan teror dan militansi.

ISIS dan Daesh menuntut versi kejahatannya
kebangkitan membentuk mimpi dan impian
ternyata semua angan-angan kegilaaan ini
demi kekuasaan dan amarah durja dalam jiwanya.

Kejahatan tak akan dapat mengalahkan kedamaian
dan kebaikan walaupun seteru kejahatan berhempas
pulas ingin menawan kehidupan ini dengan
teror dan maut akhirnya tewas dan musnah sendiri.


Tuesday 29 March 2016

Mangsa Letupan Brussels* (ISIS)

Kepedihamu kami dapat merasakan
Simpati kami  kepada keluarga mangsa
kejahatan ISIS pulang kepada dirinya sendiri
tiap pintu tertutup padamu, ruangmu menjadi gelap.

Pergerakanmu makin terbatas dan sempit
kau menjadi sumpahan dan laknat manusia sejagat
golongan perosak dan anti kedamaian
akhirnya kau jadi sebutan kemarahan manusia beradab.

Golongan ISIS dan Daesh ini sangat sedikit
suatu ketika nanti masyarakat menumbangkannya
sampai ke akar-akar tunjang di halamannya sendiri
ideologi ISIS dan Daesh tak akan bertahan lama.

Kami menyampaikan belasungkawa mangsa teror
dari kalbu kami berkata kami anti terorisme dan
anti malitansi, dan kamu tak akan berkembang
air kedamaian akan mengalahkan api kekerasan.




Monday 28 March 2016

Doa Pada Mangsa Terorisme* (ISIS)


Suara kami ikhlas dari kesedaran dan salam kedamaian
doa lahir menyatakan simpati atas nama kemanusiaan
kesedihan kami melangkahi sempadan dan agama
tiada yang lebih tepat di masa seperti ini selain doa.

Semangat solidaritas kepada mangsa-mangsa teroris
yang cedera parah dan maut, kepada keluargamu
salam damai semoga diberi kekuatan dan kesabaran
menghadapi hari-hari mendatang yang cerah.

Hari ini kami mengingatkan teroris ISIS dan Daesh
perbuatanmu melanggar tata susila masyarkat berbangsa
jangan fikir penderhaka seperti kamu lepas dari hukuman
ke mana pun kamu pergi tak ada keselamatan.

Ketika kamu menyalakan api teror kami menuangnya dengan air
di mana pun kamu menyebarkan kekerasan kami bersuara damai
kamu mengkhayalkan pemerintahan khilafat itu satu kebohongan
tindakan dan nafsu amarahmu tak akan membawamu jauh.

Letupan Bom Lahore* (ISIS)

Siapa sebenarnya golongan ini?
ternyata bukan pejuang atau wira
teroris itu orang penakut dan pengecut
penjenayah melemparkan bom lalu lari.

Yang menjadi mangsa adalah anak-anak
dan teroris melakukan perbuatan keji
supaya menimbulkan cemas dan ketakutan
menarik press membuat liputan.

Teroris ini orang yang kalah dalam hidup
tak ada harapan dan tak ada didikan agama
yang ada senjata membunuh dan maut
dan teroris ini tak cinta pada penghidupan.

Agenda teroris membunuh dan kejahatan
pelanggaran Hak Asasi manusia dan penderhaka
dan pada sinar matanya kebencian dan dendam
kalbunya tak ada kebaikan dan tindakannya majnun.



Peringatan Kepada Pemuda* (ISIS)

Jangan kau sekali-kali terpedaya pada percakapan
bualan yang menyuntik jarum beracun pada dirimu
kenyataannya semua itu tipu muslihat supaya kau
mengiyakan cerita-cerita khayalan bersalutkan mimpi.

Ini adalah peringatan kepada pemuda peribumi
supaya kau tak tergelincir dan terpanggil dengan
janji-janji lunak dan cerita perjuangan mereka
yang pangkal akhirnya adalah kematian dan majnun.

Suara mereka  itu militant dan teror, kemusanahan
dan kekerasan yang sadis dan pembunuhan massa
peperangan seperti projek dagang mengaut untung
demi keserakahan dan kepentingan peribadi.

Penyataan ISIS dan Daesh tentang mimpi dan impian
tak akan mungkin tercapai dan segalanya perjuangan
bunuh diri dan tak ada hubungannya dengan Islam
perjuangan samasekali hanya membuat huru-hara.

Teror Dan Teroris* (ISIS)

Lihatlah apa golongan teroris ini mau
meletupkan bom di halaman kanak-kanak
menjatuhkan korban dan lumpuran darah
tidakkah takut laknat Allah turun padamu.

Kau melakukan kejahatan ini di siang hari
tak peduli sekalipun dirimu yang jadi korban
tak kira di Paris, Lahore, Belgium, London
kegilaan dan dendam amarah dalam dirimu.

Targetmu pada semua golongan tak berdosa
impianmu mencipta inferno di dunia ini
dan kau seperti orang gila yang tak pernah
ada keluarga dan anak-anak di negerimu.

Ketika kau mengobar-ngobar perang
kami melayarkan kedamaian dan kasih
kekerasan membuka pintu kejahilan
dan nasib masa depan di rundung malang


Sunday 27 March 2016

ISIS Dan DAESH* (ISIS)

Dalam menentang keganasan dan militansi
kesedaran negara bangsa menolak apapun
ada hubungan dengan kekerasan dan maut
dunia cinta kedamaian harus bangkit bersatu.

Suara kita harus jelas dan terang ISIS dan Daesh
golongan militan dan penganas ingin menghapus
tamadun manusia dengan kebencian dan perang
tak ada cinta dalam perbuatan dan tindakan mereka.

Di bumi peribumi yang kita cintai dan sayangkan
ISIS dan Daesh tak akan dapat menawanmu
Kerana kau telah sedar dari mula kebohongan
dan tipu muslihatnya sama sekali keliru.

Ya Rabbi, kejahatan-kejahatan ISIS dan Daesh
pembunuhan massa dan kezaliman dan siksaan
tak akan dapat kita bayangkan dan terima akal sihat
kita mengutuk sekerasnya demi kedamaian berbangsa.

Siasah ISIS* (ISIS)

Tidak ada sedikit pun kebenaran pada langit ISIS
jangan kau terpedaya pada bual dan perangkapnya
kekerasan bukan budaya dan tradisi kita kerana
kehalusan budi dan kesopanan dan kelembutan.

Siasah ISIS mencoteng arang kedamaian
membuat teror dan janji-janji kepimpinan
dari dunia inferno dan majnun dan ilusi
kezalimannya sangat sadis dan kejam.

Tidak ada simpati pada perjuangan ISIS
belangnya adalah keangkuhan dan kematian
dendamnya sampai melangkah sempadan
kasih sayang hilang dari pembendaharaannya.

Islam menolak samsekali terorisme dan kekerasan
ia mengajarmu berkasih sayang dan menghormati
warga manusia tanpa sempadan dan warna kulit
hidup rukun dan kebenaran itu tak ada paksaan.

Saturday 26 March 2016

Bersatu Menentang ISIS dan Golongan Teroris* (ISIS)

Solidaritas dengan rakyat Belgium dan Kerajaan
tindakan golongan teroris tak akan sukses membuat
hura-hara dan memusnahkan kedamaian negara
akan menemui kekalahan kerana massa bangkit.

Teroris tak punya agama dan ISIS golongan teroris
kemampuannya tak seperti yang kita bayangkan
ketika kesatuan bangsa dan pelbagai golongan agama
bersatu memusnahkan golongan eksterimis dan teroris.

Kekerasan teroris tak akan menakutkan massa
kejahatan huru-hara itu kembali kepadanya
tiada yang ingin bersekutu dengan  ISIS kerana
siasahnya adalah kezaliman dan kematian.

Atas nama keamanan dunia sejagat kita
tak akan membiarkan teror dan ISIS sukses
dan kita pencinta kedamaian bersatu dan bersuara
menentang segala bentuk keganasan dan kezaliman.

Friday 25 March 2016

ISIS Golongan Teroris* (ISIS)

Tak ada simpati pada teroris di bumi mana pun
dan tak ada perlindungan pada pembunuh massa
siasahnya mendokong nafsu serakah dan amarah
sumber semua ini dendam kesumat dan kegilaan.

Tak ada kebaikan yang datang dari teroris kerana
kau hanya digunakan untuk mencapai maksud
setelah itu pula kau akan diumpan menjadi skuad
bunuh diri, jalan pintas meraih kematian konyol.

Tak ada sebab kau menjadi seorang penjenayah
membunuh orang tak berdosa tak ada kaitan
tujuanmu membuat kekacauan dan huru-hara
kau tak peduli mangsa letupan bom meledak.

Tunjukkan kau anti ISIS teroris dan membantah
kejahatan-kejahatan teroris di mana saja di dunia
kita semua adalah mata publik yang mengawasi
semua pergerakan teroris lalu melaporkannya.

Terorisme Bukan Agama* (ISIS)

Terorisme tak ada hubungan dengan agama
kau tak ingin dikaitkan dengan IS atau ISIS
kerana budaya bukan mengajar kekerasan
derhaka pada negara dan melakukan kezaliman.

Kau memang perlu diingatkan berulang kali
supaya kau tak akan mudah menjadi mangsa
seteru kegelapan yang memusnahkan bangsa
menggunakan agama mencapai maksudnya.

Tidak pernah terlintas dalam fikiranmu
membunuh kejam dan merampas hak asasimu
mencipta huru-hara, melakukan pembunuhan
dan maut tercium di mana-mana ISIS berada.

Jangan biarkan ISIS memusnahkan kedamaian
ketenangan bumimu dan menumpahkan darah
menuntut pada dunia versi Islamnya yang benar
Islam sejati mengajarkanmu kedamaian abadi.

Thursday 24 March 2016

Kau Tak Akan Membiarkan ISIS* (ISIS)

Isis telah mencabar dunia secara terang
ruang ia bergerak masih banyak terbuka
dalam porak poranda Isis telah mencipta
langit dan buminya dan kubu pentingnya.

Kekayaan minyak telah dirampas di siang hari
kekuasaan Barat dan Timur ada agenda beza
dunia perlu kesatuan mengalahkan ISIS di medan
demi kedamaian dunia dan kelangsungan hidup.

Dunia sekarang dalam kanca perang dahsyat
kita telah melangkah ke dalamnya tanpa sedar
peradaban manusia tumbang di depan matamu
kemusnahan di muka bumi tak dapat dibayangkan.

Kalau kau tak ingin terpedaya siasah ISIS
kau tak akan buat rundingan terbuka dan rahsia
ternyata ia dalam kegelapan panjang merugi
usah biarkannya merompak kedamaianmu.

ISIS Hilang Arah*(ISIS)

Kehadiran ISIS telah memburukkan keadaan ummah
langit suram dan mendung panjang di atas kepala
kegelapan yang diciptakan memusnahkan impian
bermaharaja lela dengan kekerasan dan kezaliman.

Kau inginkan sebuah negara Islam versimu
penuh komplot dan pertumpahan darah
khilafat yang kau gemburkan itu tiada lain
hanya seorang diktator korup bertopeng agama.

Ke mana kau pergi maut menjadi bayang-bayangmu
mencipta huru-hara dan inferno zaman pertengahan
perlakuan sadis dan penderaan pada semua golongan
memecah belah ummah demi siasah licikmu.

Islam murni mengajarmu kedamaian negara bangsa
bukan semusim atau satu penggal, atau lima tahun
amanat ini anugerah dari samawi melindungi ummah
kemenangan kebenaran atas kebohongan dan kesombongan.



Kegilaan ISIS* (ISIS)

Sayang kau mempersendakan agama di tanganmu
suaramu lantang ingin meraih sempadan dan pengaruh
kau berselindung seperti orang yang mengamok berlari
dengan grenade dan senjata mengancam penduduk.

Bicaramu masih seperti orang gila merayau ke sana sini
membuat teror dan keganasanmu mencerminkan kekerasan
ketika kau menghukum dengan kezaliman dan mendera
semua golongan dengan penyataan perang dan maut.

Kelakuanmu bukan seruan kedamaian dan kasih sayang
perjuanganmu kehilangan landasan dan arah tuju
jelas ini bukan seruan ajaran Islam sejati dan benar
dalam takaran waktu ummah sendiri menolakmu.

Impianmu hanggus menjadi debu yang bertebaran
kerana samawi tak akan membenarkan kegilaan ini
menconteng Islam yang akan membangkitkan
kemarahan massa dan mengalahkanmu di medan sendiri.

Wednesday 23 March 2016

Melangkah Ke Negeri Tak Pasti*(Syria)


Ke mana pun mata memandang wajah-wajahmu
bertebaran di tanah daratan, lautan dan kepulauan
penampilanmu dalam khemah-khemah pelarian
kau menemui jalan mati dan jiwa yang terlantar.

Lagumu tak semerdu dulu suaramu sakit
tiap siang kau menunggu datangnya bantuan
khemahmu di lereng bukit di hujung jalan
jarang orang singgah kerana jauh dan sukar.

Menjelang musim gugur salji turun
tahun ini kau masih berharap dan bermimpi
ternyata keluargamu akan berada di situ
satu dekad yang panjang dan menyeramkan.

Tiap hari dibuka khemah-khemah baru
pengungsi masih berdatangan dari segala penjuru
cahaya dalam kalbunya telah lama padam
kakinya masih ingin melangkah ke negeri tak pasti.



Tuesday 22 March 2016

Kembali Pada Langit* (Syria)

Keretakkan pada bumi leluhur makin dalam
seperti jiwa ragamu  terbagi menjadi tiga
tiap satu ada sempadan mudah meledak
hingga bumimu tak punya wajah dan bentuk.

Burung-burung telah meninggalkan lembah
terbang melintasi sempadan beribu-ribu
sarang-sarang di pohon tinggi telah kosong
hanya gema angin datangnya musim luruh.

Di sini kekuatan doa-doamu mengembalikan
langitmu damai dan memanggil rahmat Illahi
turun menghalau durjana dan derhaka dari
malam-malam kegelapan mencengkam kalbu.

Syria, kembali kepada kedamaian bumimu
jangan biarkan kehancuran memusnahkan
impian dan harapan bangsamu selamanya
kembali pada langit kerana di situ kebenaran.


Sunday 20 March 2016

Kelembutan Dan Kasih Sayang* (ISIS)

Ketika kekejaman senjata mendiamkan lawan
bau busuk mayat menyelubungi udaramu
alammu dipaksakan menerima kezaliman
mendengar gema kesakitan di malam khianat.

Tiada kasih sayang yang terucap ketika amarah
pada puncak dan perintah menghukum telah
dikerah dan yang menerima perintah melakukan
atas perintah melaksanakanya sekalipun kejam.

Golongan bermusuhan turun dengan petir dan kilat
musnahkan segala yang menghalang kemenangan
tembak dan bom, ganyang sepuasnya kerana ini
menghancur luluh musuh dan lumat menjadi tanah.

Tapi yang diserang bertahan ada ruang bergerak
membalas dengan menyembur api dendam kesumat
sampai hanggus dan menjadi debu demi namanya
kemenangan dari ibu segala peperangan dahsyat.

Dalam kemelut lingkaran syaitan yang kacau
kau berdoa terbuka pintu membiarkan cahaya
kedamaian masuk dan menyerap kegelapan itu
meletakkan kembali kelembutan dan kasih sayang.

Saturday 19 March 2016

Memo Buatmu* (Cemar)

Aku ingin menulis memo buatmu
mencontengnya pada kanvas langit
huruf-huruf besar supaya semua bisa
membaca dan pesan itu sampai.

Pada angin belantara telah kusampaikan
berita itu telah dibawanya jauh ke dalam
rimba raya dan kepulauan mutiaramu
berulang-ulang diucapkan pada inderamu. 

Di Tanah Peribumimu tiap pohon dipahat
tentang keresahan rimba rayamu yang terkerat
menghalau pemukimnya melangkah sempadan
pemburu malam makin bernafsu berburu.

Bahang matahari makin panas bukan kepalang
kesabaranmu teruji untuk ke sekian kali
malammu gundah dan mimpimu tak menetas
lalu memo ini  tercipta atas kesedaran bangsa.

Bahasa Bangsa Melayu Merdeka (Antologi Cakar Nanar, 2016) (Bahasa)*



Langit bangsa merdeka
gelombang nafasmu
menyentuh sukma
malam 
inspirasi sezaman.

Di tanah gembur ini
aku dan kau lahir
tumbuh menjadi pohon
jiwamu seluas langit
bahasamu taman musim bunga
ia adalah nadi
bangsa Melayu Merdeka.

Bintang malam berkilau
rembulan di tanah leluhur
pada bumimu ada 
kekuatan dan ketahanan.

Kalbumu adalah awan
yang bergerak
burung bangsa terbang
jauh ke benua dan cakerawala
pulang dengan seribu daya
mata angin dari lautan



Kau Bangsa Yang Tak Terkalahkan (Antologi Cakar Nanar, 2016) (Bahasa)*

Kau mendengar
antara pembual zaman
berkelakar
tentang bahasa
tentang bangsamu
terpukul kalah dalam
peredaran zaman.

Mitos legenda
sejarah perjuangan
kekuatan bumimu
ketahanan bangsa Melayu
tak akan pernah kalah.

Mengapa kau masih tidur
mereka mengadu domba
kau bukan 
komet berjatuhan
tak ada tanah
untuk berpijak.

Beritakan pada mereka
Bangsa Melayumu hidup
purnama di langit
dalam mimpi dan impian
bumi leluhurmu
anugerah samawi
terus dijagai dan dilindungi.



Tuesday 15 March 2016

Gajah Pigmi Di Gunung Ra Ra (Cemar)*

Rimba jati di Gunung Rara
kita masih kehilanganmu
sejak kejadian itu bumimu
berkabung sampai hari ini.

Gajah Pigmi telah meninggalkanmu
suatu siang di bawah langit biru
kau temui 16 bangkai Gajah Pigmi
membusuk di tepi jalan.

Matahari di Gunung Rara telah
mengirimkan peringatan pada
bumi supaya alam raya berjaga-jaga
peristiwa tragik itu tak akan berulang.

Penjenayah telah menghilang
di celah-celah rimba rayamu
dan berselindung di dalam
kegelapan malam pekat.

Katakan pada bumi dan rimba raya
tidak ada tempat bagi petualang
bersembunyi dan berpura-pura
tanah peribumi ini bukan sekutumu.


Ishla Sejati (Ketuhanan)*

Kau telah bersujud dengan kerendahan hati
sejak itu perubahan suci dalam kalbumu
doa-doamu dilafazkan dengan lemah lembut
penuh istiqamah dan kesabaran penuh tawajuh.

Doa-doa khazanah yang kau wariskan ini
cahaya samawi yang tak akan pernah pudar
Al Qur'an, hidup dalam darahmu mengalir
kebenaran hakiki sampai ke pintu akhir zaman.

Rahsia kebenaran syafaatmu telah tersingkap
khabar kedamaian itu tak akan dapat dikalahkan
kalimat tauhid berkibar di langit cakerawala
tiada kesombongan dan takabur dalam dirimu.

Muhammad, Rasulullah, sumber inspirasi berzaman
kasihmu telah menawan kekerasan dan memusnahkan
tuhan-tuhan kepalsuan, kebohongan dan takabur
semangat ishla telah menghalau keributan dan kegelapan.

Kemenangan dan perubahan suci dalam dirimu
telah membuka pintu maghfirat dan keagungan-Mu
tazkirah yang terkumpul dari halaman ke halaman
hidup tawajuh pengorbanan abadi jiwa tenteram.

Gajah Pigmi Sabah (Cemar)*

Aku tak ingin kehilanganmu
rimba raya ini kau dilahirkan
gema suaramu meramaikan
tiap pelosok di tanah peribumi.

Gajah Pigmi Sabah, hewan warisan
diperturunkan pada generasi mendatang
di bumi peribumi ini kau tak akan
didera dan terhukum.

Aku akan terus mengingatkanmu
bangkitkan kesedaranmu dan kasih
pada gajah-gajah kesayanganmu
selamat dan berkembang biak.

Jauhkan mimpi buruk  kerana
kelalaian hingga tak sedar
Gajah Pigmimu telah pupus
di rimba raya tanah peribumi.

Badak Sumbu Sabah (Cemar)*

Kami masih bertiga berada di sini
tiap detik telah diperhitungkan
hari kepulanganmu makin jelas
selamat tinggal negeriku tercinta.

Kau telah mendengar berita tentang
kami, badak sumbu asal negerimu
suatu waktu kami hidup membiak
di rimba belantara khatulistiwa.

Luasnya hutan halaman kami
makanan banyak berlimpah ruah
kesuburan tanah peribumi jati
anugerah Tuhan khazanah bangsa.

Kini dalam habitat kami bertiga
hari-hari mendatang kau semakin
jauh dan jasad kami akan terkubur
lumat di bumi leluhur.

Di hari-hari tertentu mungkin kau
mengenangkan kami, badak sumbu
pernah kami hidup di rimba rayamu
kini telah tiada dan pupus selamanya.



Permukaan Kulit Luaran (Suasana)*

Berita itu sampai pada suatu malam
kau telah berpulang di tanah leluhurmu
langit kanvas terbuka pada catatan
salam takziah dan berkabung dimulai.

Dari jauh kau telah mengirim doa
terlalu singkat untuk saling berkenal
seperti sungai mengalir membawa
masa silam hanyut dan tenggelam.

Tiada siapa bertanya kisah semalam
kembali ke tanah menjadi tanah gembur
suaramu pernah berteduh di rimba raya
lalu terbang ke langit dan tak pulang.

Apa ertinya sebuah persaudaraan
tanpa saling mengenal dan curiga
tiada rasa pengorbanan dan kasih
hanya di permukaan kulit luaran.




Monday 14 March 2016

Apa Ceritamu? (Cemar)*

Apa ceritamu di laut tenang?
empat ekor bangkai penyu terapong
dadanya telah tertebuk dibawa arus
jauh dari pulau tanah leluhurnya
mengakhiri kembaranya di laut serakah.

Apa ceritamu di sungai dan rimba raya?
rimba rayamu semakin tipis dan sunyi
lapisan tanahmu terdedah pada matahari
dari hujung ke hujung rata dan kosong
gema suaramu terdengar dari jauh.

Apa ceritamu di tanah peribumi?
gerhana di dalam kalbumu yang pedih
kedamaian habitat hewanmu
telah diganggu tidurnya tiap malam
mimpi buruk tentang kehilanganmu.

Apa cerita yang kau terima terakhir?
orang masih menumbang pohon
membuka hutan dan jalan jembatan
jerebu api masih dalam bahang udara.

Apa ceritamu di sana?
membaca isyarat-Mu di langit biru
ketika perubahan bumimu terjadi
pada suatu siang dan malam gulita
gempar di bumi gelombang di lautan.





Nasihat Seorang Ayah* (Ketuhanan)

Ketika aku dengar berita senja mulai berkepak
kapal yang bertarung gelombang semalam
telah tiba di pelabuhan dan melabuh sauh
kini nahkoda bisa menghirup udara puas.

Bukan kembara kalau kisahmu hanya bulan purnama
kerana ketika langkah pertama kau telah
melihat isyarat pada langit dan perubahan bumimu
tak akan menghalangmu menyempurnakan impianmu.

Demikian perbualanmu pada yang kau tinggalkan
samasekali kau tak akan berganjak kutuk dunia
sosok tubuhmu akan hancur lebur, kebenaran hidup
maut akan meregut tiap jiwa kasih sayang-Mu abadi.

Doa seorang ayah sampai ke pintu akhir zaman
dalam kalbumu hidup kalimat tauhid dan kecintaanmu
Muhammad, Rasulullah, wujud agung dan suci
mengalir dalam darahmu, kedamaian yang hakiki.

Aku mengingatimu dalam doa-doa anak
kata dan kalimat yang tulus dan rendah hati
kelembutan pada wajah dan pembawaan diri
tanpa rahmat-Mu, gerak dan tindak tak ada kelazatan.

Salam Perpisahan(Ketuhanan)*

Matahari telah meninggalkan paksi dan beredar
langit merelakan pergi raja hari bersemayam
langsir hari pun turun tanpa lupa mengucap salam
malam datang penuh kejuitaan malaikat turun ke bumi.

Kembaramu telah berakhir dan perjuanganmu
selama ini telah membuka halamanmu sendiri
sepasang burung yang hinggap di menara putih
telah kembali damai ke lembah rimba raya.

Pengorbananmu seperti air sungai yang mengalir
turun ke muara dengan jiwa tawajud dan kelembutan
peninggalan dan waris yang hidup sempurna
dalam kalbu yang istiqamah dalam cahaya kebenaran.

Pintu syafaat ini telah Kau buka dan membenarkan
kepulangan ini kemenangan abadi rohanimu
cinta seorang ayah telah bercambah dalam dirimu
menjadi pohon sena berteduhnya musafir.

Kepulanganmu (Ketuhanan)*

Aku mengenangkanmu dalam doa-doa malam
waktu telah berjarak meninggalkan memori
begitu cepat hari pun menjelang senja sirkah
pintu kedamaian sebuah hati telah kau temukan.

Pertemuan kembali telah menyempurnakan
kasih rindu yang tersembunyi di pojok kalbu
purnama sekilas membenarkan mimpi-mimpi
kehadiranmu telah menghalau kegelapan silam.

Rahmat Allah telah membuka pintu pemisah
jalan pulang yang damai dan doa-doa istighafar
menurunkan hujan samawi cukup dengan takaran
taman ini telah hidup semula harum bunga mekar.

Kesedaran itu menerima siang penuh gemilang
dunia bayang lenyap tanpa sentuhan tanganmu
kau terima akhir kembara ini menemui Kasih-Mu
segala kau genggam dengan rela kau biarkan pergi.

Kembali Pada-Mu (Ketuhanan)*

Aku kembali pada-Mu
dalam ketohoran fikir
kelemahan terhampar
musafir duduk berteduh.

Suara hati terus bergema
tazkirah di malam purnama
jerubu perang bertebaran
harapanmu jadi burung.

Air samawi menitis
lalu aku beristighafar
mengetuk pintu-Mu
tahajud malam tawajud.

Mengulang kasih padamu
salam dan salawat terucap
kalimat tauhid yang abadi
di situ kau temui syafaat.

Tanpa rahmat-Mu
aku kehilangan arah
kelembutan dan sabar
samawi membuka pintu.

Sunday 13 March 2016

Sungai Kinabatangan Kesabaran Jiwamu* (UB)

Sungai Kinabatangan hidup dalam kalbumu selamanya
tiada tangan pendatang malam meregut kedamaian ini
ketenteramanmu lambang sebuah harapan terus hidup
kau tak akan merelakan kekerasan tumbuh di tebing hati.

Airmu mengalir lembut pelepas dahaga musafir lelah
rahmatnya telah melimpah ke generasi akan datang
kau tak akan melepaskan yang digenggam dalam tangan
kelembutan dan kasih sayang sungaimu rahmat khazanah.

Ketahanan dirimu mengalir tenang di persada waktu
pemukim sungai tumbuh tenteram dengan rimba jati
kalian berkongsi sempadan dan akur pada alam raya
kedua-duanya saling memberi dan mengisi cinta bertaut.

Di bumi leluhur ini kasih sayangmu tak pernah padam
tamu-tamu datang menyempurnakan mimpi-mimpinya
sungaimu lambang pengorbanan dan perjuangan abadi
Kinabatangan sulaman rasa dan fikir anak-anak peribumi.

Cahaya samawi menurunkan malaikat membawa khabar
kemenanganmu bukan pada kekerasan dan amarah liar
dendam dan serakah telah dibawa arus jauh ke muara
alir Sungai Kinabatangan kesabaran jiwamu sejak silam.


Sukau
Sungai Kinabatangan
2013
*Disiarkan di Utusan Borneo 31 July 2016

Saturday 12 March 2016

Hujan Gerimis Di Sungai Kinabatangan* (UB)

Gerimis turun pelangi di muara sungaimu
air telah mengalir sejak silam dari rimba jati
suaramu ramai dari tebing sampai ke jantung
anugerah samawi istimewa di tanah peribumi.

Di waktu malam nyanyi perindu yang pulang
penampilanmu lembut seperti arus sungaimu
jiwamu langit luas gemerlapan bintang malam
keharmonian rimbamu kebanggaan temurun.

Kemerdekaan pada suatu siang yang menawan
membebaskanmu dari tangan-tangan derhaka
dan kedamaian sebuah hati terlepas dari belenggu
jiwa serakah dan mengundang malam panjang.

Bila dikumpulkan suara rimbamu penyataan pada
langit terbuka warisan leluhur sampai akhir zaman
yang tumbuh dari benih cinta dan kasih sayang
harapan terpahat di bumimu tak merubah sungaimu.

Sungai Kinabatangan kelangsungan hidup yang jaya
sumber inspirasi yang tak pernah kering dan berhenti
desa-desa permai di tebing ketenteraman Kinabatangan
dalam mimpi benar rahmat Allah melimpah di sungaimu.

Sandakan 2013
*Disiarkan di Utusan Borneo 31 July 2016

Musim Panas Khatulistiwa (Cemar)*(UB)

Hujan masih ditunggu belum datang
sungai mula mengalir kering
udara jerebu berlinggar di udara
tidur malammu gundah hingga jauh malam.

Di pinggir laut penyu mengakhiri hidup
walaupun telah dilarang ikan yu
masih diburu kerana siripnya
hutanmu masih idaman tak sudah.

Kau mangsa yang terkorban di tengah jalan
bilanganmu bertambah kecil dan pupus
sepak terjangmu di hutan gerhana
pemburu haram masih memasang perangkap.

Pada langit kau menitipkan harapan
di tanah peribumi kau tak berhenti
mengutip bintang-bintang malam
dan menggali bumimu sampai ke pusara.

Kota Kinabalu
2014

*Disiarkan di Utusan Borneo 31 July 2016

Friday 11 March 2016

Kembara Yang Tak Pulang*(Ketuhanan)

Rumah-rumah telah kosong
penghuni telah lama pergi
jalan yang dulu pernah ramai
kini telah sunyi dan sepi.

Pemergian mereka dalam diam
suatu malam hilang tanpa ucap salam
di halaman kasihmu ikut pergi
lalu kau, kembara yang tak pulang.

Di tanah ini kau, anak peribumi
dihalau kerana curiga dari
tanah dan halaman rumahmu
batang lehermu seperti dikerat.

Malam itu hujan turun lebat
air melimpah tak berhenti
banjir mulai naik sampai
di lantai dan anak tangga terakhir.

Tanda-tanda dari langit telah turun
bumimu tenggelam banjir belum redah
lihatlah alam membalas mengirimmu
musibah dan kau terlantar.

Tamu Datang*(Ketuhanan)

Kau tau malam ini tamumu akan datang
pagarmu tak berkunci kau menunggu salam
hujan telah berhenti ketika hari masih siang
kesabaranmu berdoa telah sempurna janjimu.

Malammu perlahan-lahan menjauh ke lubuknya
kau telah ditinggalkan sendiri dalam kegelapan
mencari kanca cahaya siang yang gemilang
dalam kepayahan kau tak akan menyerah kalah.

Dalam pertarungan ini tiap langkah mendorongmu
memacu kuda semberanimu ke lembah nyata
tangan-tangan malam tak akan dapat meregutmu
kau tak terjangkau bentengmu cahaya purnama.

Sebenarnya dalam kegelapan itu tak ada kuasa
yang ada kelemahan dan kepayahan terkandas
ingin merangsangmu masuk ke dalam orbitnya
tapi kekuatannya lumpuh samasekali dalam cahaya







Mimpi Di Suatu Malam Gerhana*(Cemar)(HE)

Pada langit selalu hadir bulan bintang di waktu malam
ketika siang datang kau melihat matahari di horizon
pada bumi, gema rimbamu telah menjauh ke dalam
gelora gelombang bergulung ke arah tanah daratan.

Ketika malam kehilangan cahaya bulan dan bintang
lalu kegelapan menyerap kilas cahaya yang tinggal
seperti langit kosong kehilangan mahkota keagungan
berakhir satu cerita pada satu titik di halaman terakhir.

Tanah peribumi yang kehilangan rimba jati telah
menjadi dataran tanah yang terhakis dan gondol
kau telah mengetahuinya tanpa berbuat dan bertindak
dan kembaramu berjalan di atas tanah lumpur dan liat.

Dulu di laut itu ada beberapa atol dan pulau-pulau
lalu air telah naik menenggelamkannya ke dasar laut
kau lihat hanya laut pemukimnya telah dulu berpindah
telah terjadi seperti mimpi di suatu malam gerhana.

*Tersiar di Harian Express 15 Mei 2016.

Thursday 10 March 2016

Kegelapan Malam (ISIS)*

Jangan kau terpedaya dengan janji mulus
percakapan desir angin datang dan pergi
tindakan majnun tanpa ada kebenarannya
menolakmu ke dalam liang lahad sia-sia.

Kalau dia mendatangimu suatu malam
lalu bunyi kata-katanya seperti guntur
dan kilat yang menyilau matamu melihat
ternyata permainan siasah ingin menjeratmu.

Dari lidahnya meluncur kata-kata kebencian
kalbunya penuh air kabut dan bau busuk
yang menunggu waktu akan meletup
menenggelamkan kapal membunuh jurugan.

Perintahnya takabur sarat dengan kekerasan
dalam kegelapan malam lahir komplot
merusakkan dan benih kegelapan ini
memakai topeng seperti lautan tenang.

Pada wajah dan matanya penuh amarah
dan memanggil yang lain membuat api
janji-janji hujan tak menjadi dan rahmat
menjauh dan hilang di depan matamu.

Kasih Sayang Berita Gembira* (Cemar)

Di alaf ini kau melihat dan saksi langit mendung
ribut jerebu melanda dengan keras bumi persada
tiada pelosok yang tak pernah dijamah dan musnah
ketika bumimu bergoyang dan kau menjadi bingung.

Gerhana telah muncul, kau telah membaca isyarat
bumimu ditelan jerebu tebal dan rimbamu musnah
golongan garis keras telah menyatakan pada dunia
ikut bersama atau kemusnahan pula pada dirimu.

Dengan suara kasih sayang kau telah memanggil
dan membisik ke telinga memberitahumu tentang
berita gembira membawamu ke pelabuhan damai
tiada dendam melangkahi kedamaian dan harapan.

Kasih sayangmu seluas langit di waktu malam
sampai jauh ke dalam kalbu seorang muhsin
di dalam pergelutan meraih kemenangan ini
kau tinggalkan dunia amarah kembali pada-Mu.




Doa-doa Kasih Sayang* (Cemar)

Kasih Sayang akhirnya mengalahkan kekerasan
bertapa hebat sekalipun suara takabur dan kekejaman
apinya akan padam dan menjadi debu tanah bertebaran
mimpinya tak sejauh yang kau fikirkan selama ini.

Isi hatinya sebenarnya kehancuran dan kemusnahan
kalimat-kalimatnya kegelapan dan dendam amarah
tanpa akar dan tangan-tangan suci yang melindunginya
serunya hanya membawa gempa dan malapertaka.

Ketika kau memilih kekerasan landasan kau berpijak
seperti kau mengulangi sejarah silam yang pahit
sungai mengalirkan darah dan api perang menyala
kau tak akan dapat memadamkannya setelah kau mulai.

Hanya kasih sayang Tuhan menyelamatkanmu
dari kegelapan panjang dan kehancuran penuh
doa-doa diucap dengan kasih sayang dan air mata
satu kekuatan langit turun membawa pesan kedamaian.


Kasih Sayang-Mu*(Cemar)

Kasih Sayang tak mengenal sempadan dan warna bumi
jalan yang membuka pintu-pintu rahmat dan qurub Illahi
bumi masih kemarau dari sentuhan tangan kasih sayang
dalam kemelut persengketan yang pahit dan berlarutan.

Kebencian turun-temurun membakar persaudaraan sejagat
membina tembuk-tembuk pemisah dan menyekat kedamaian
ketika tanah leluhur kehilangan kasih sayang dan harapan
kekerasan dan maut meregut mangsanya siang malam.

Hari depan peradaban manusia sejagat dibangunkan
dari jiwa yang insaf dan tenteram yang membawa ishla
kemajuan rohani dan kemenangan dari perjuangan
dan pengorbanan demi persaudaraan Ummatan Wahidah.

Air samawi tak akan pernah berhenti menurunkan
hujan rahmat supaya bumi tetap segar dan hijau
dalam rimbunan kasih sayang dan membina jalan syafaat
inspirasi dan kebenaran sumbernya dari Allah Azzali.




Gema Suara kasih Sayang*(Cemar)

Di daerah-daerah perang maut berguguran
siang malam peluru berdesing mencari sasaran
kasih sayang makin menjauh dendam kesumat
berleluasa lalu jatuh korban tanpa ampun.

Ceramah-ceramah penuh dengan retorika
kekerasan dan kebencian bersembunyi di laut tenang
kata-katanya jelas bukan kelembutan dan kasih
mereka mencoteng langit biru dengan kegelapan.

Kasih sayang adalah suara malaikat berbisik
dalam mimpi-mimpi benar dan dalam firasat
rahmat-Mu melimpah dalam doa-doa dawwam
menawan dan menghidupkan kalbu yang parah.

Tiada jalan pintas menyempurnakan sebuah mimpi
yang zahir dan tersirat gemamu itu kasih sayang
turun dari menara tinggi mengalir ke dalam kalbu
kebencian terbakar hanggus yang tinggal kasih sayang.



Kasih Sayang*(Cemar)

Kau telah memelihara lidahmu dari kata-kata kesat
berjuang melawan kekerasan dengan kasih sayang
panah-panah amarah yang dilepaskan kerana dendam
dan memilih kezaliman dan membunuh kedamaian.

Ketika kalbumu telah kehilangan langit biru
siangmu hanya awan mendung dan kegelapan
membiarkan maut mengamalkan hukum rimba
perintahmu nada keras dan bahasamu takabur.

Kasih sayang menggerakkan kalbumu lemah lembut
dan langitmu telah berubah biru jernih dan bercahaya
menawan relung-relung hatimu yang memilih kegelapan
kemenangan rohanimu kerana di situ ada ruh kebenaran.

Muhammad, Rasulullah, wujud suci, telah memberimu
air dari telaga samawi membebaskanmu dari kehausan
api durjana dan derhaka yang bersarang dalam dirimu
perubahan langit dan bumi kerana terucap kasih sayang.

Jalan kasih sayang telah membawamu ke pintu syafaat
tiada yang dapat menahan senjata yang tak melukakan ini
kata-kata yang merendah dan lemah-lembut telah memberimu
kemenangan abadi dan saksi-saksi palsu hapus tak berputik.

Wednesday 9 March 2016

Hari Wanita Buat Ma*(UB)(Mama)(Terbit)

Aku telah kembali padamu suatu malam bulan purnama penuh
kembara ini tak merubah langit junjunganmu bumi berpijak
barangkali yang berubah pohon di halaman kehilangan daun
kerat-kerat di wajahmu, telah menunjukkan jati dirimu, ma.

Di lautan rindu dan bumi terasing aku terus memanggilmu
ketika aku bergelut pada gelombang dan jerebu kemarau
padamu, aku mencari kekuatan dan ketahanan diri, ma
aku tak pernah mengalah pada segala musim bertarung.

Kau telah menunggu kepulangan ini di negeri pergunungan
malam-malam gerhana dan gempa di kalbumu telah berlalu
mimpi-mimpi buruk seperti komet yang hanggus di cakerawala
gema suaramu ma, kelangsungan hidup dan kebenaran samawi.

Dalam doa-doa tawajuh di Malam Tajalli aku mengenangkanmu
denyut nafasmu ada kelembutan dan rendah diri seorang wanita
kau mengajarku melangkah di tanah peribumi di bawah langit baru
berjihad nafsi dan dalam aksaramu tak ada derhaka dan kekerasan.

Bernyanyilah Cenderawasih, tiap lidah mengucap kejuitaanmu
lagumu Zikirullah menurunkan hujan samawi  di tanah gersang
menyempurnakan harapan dan purnama di langit kalbumu, ma
zalim dan penderaan terhadap wanita, musuhmu yang dikalahkan.


*Tersiar Di Utusan Borneo 13 March 2016


Menjauh Dan Hilang*(ISIS)

Percakapanmu makin keras seperti guntur
langit tak meredah bumi diam tak berkata
bunyi telah sampai jauh ke tengah lautan
kau hanya dapat berdoa dan bersabar.

Memusnah sebuah harapan kelihatannya
mudah dan tak mengambil waktu panjang
sekali kau menutup mata dalam sejenak
segalanya akan terjadi dan kau saksi mata.

Kita harus bertahan apa yang ada dalam
genggaman dan tak akan melepaskannya
ketika kau tak peduli, ia tak akan kembali
selamanya terasing, menjauh dan hilang.

Jauhkan sikap derhaka dan takabur ini
kerana ini akan membawa pada keruntuhan
dan kemusnahan dirimu sampai ke akarnya
penyesalanmu sampai kiamat mendatang.

Istighafar (Ketuhanan)*

Gerhana telah berlabuh di dalam kalbumu
siang telah menyingkap rahsia langit
kegelisahanmu seperti tebing yang terhakis
suaramu air yang mencari jalan keluar.

Selama ini kau memburu angin dan
ilusi yang tak berakar pada bumi
harapanmu hanya bayang-bayang
yang memburu cahaya pada gelap.

Tanpa kesucian diri kembara ini
jalan berputar-putar dalam satu lingkaran
kau kehilangan ruh yang mengerakkan
nalurimu meraih cahaya kebenaran.

Kau tak ingin berpegang pada luaran
isi perjuangan di bumi kasih sayang
tak akan kau pernah kehilangan diri
kerana kau terus mengucap istighafar

Jalan Pulang* (Suasana)

Aku merasa langitmu belum dihiaskan sempurna
rimbamu sunyi dari impian hujan khatulistiwa
langitmu seperti terkurung dalam gerhana panjang
tapi, kau masih terhibur pada deru gelombang silam.

Kita melangkah dalam samar-samar malam
setelah bertahun berpisah kita masih memburu
di tebing sebuah daratan kita berhenti memandang
langit terbuka lautan luas terpisah dari sebuah garis.

Tiap perbualan ada kelembutan dan gelombang
sesekali kita berundur ke belakang berdamai
pada suara hati yang mengajakmu berhenti
mengulang-ulang kerinduanmu pada cahaya langit.

Di pinggir malam kau selalu memberi ingat
selamanya kau tak akan pernah melupakan
jalan pulang sekalipun kau telah di benua jauh
impian tetap sempurna di akhir kembara ini.

Gerhana Matahari (Ketuhanan)*

Kau telah diingatkan tentang datangnya gerhana
siang itu menyingkap tabirnya dengan cahaya
matahari bergerak naik perlahan dari garis horizon
alam tenang menunggumu dan membaca isyarat.

Ketika gerhana matahari kau berdiri salat
dalam ketenangan meluncur ayat-ayat-Mu
doa-doa kau ucapkan mohon perlindungan
tiap gerak perubahan alam tanda-tanda-Mu.

Ya Rasulullah,  Wujud Suci, Junjungan
Kekasih Allah, mengikutimu melangkah
ke pintu syafaat akhir zaman yang damai
dan kau telah menunjuki jalan pada-Mu.

Dalam sujud kau melamakan doa-doamu
suaramu merendah dan lembut dilafazkan
kalbumu tunduk dan itaat pada panggilan-Mu
kebenaran samawi selamanya tak akan dikalahkan.









Gema Air (Ketuhanan)*

Bicaramu bergema di celah-celah batu bukit
melintasi sempadan ceruk rantau tanah asing
tak ada kelembutan dan kasih-sayang pada
suaranya keras dan senang memberi hukum.

Malammu dalam igau gundah yang panjang
kata-kata telah meluncur dari jiwamu takabur
gema air mengalir menyejukkan kalbumu
ketenangan pada rimbamu kerana hujan turun.

Kesabaranmu telah membuka pintu rahmat
lautmu tenang mengirim angin sejuk dan
kembaramu telah melewati zaman gerhana
doa-doamu terucap sebagai musafir pulang.

Kau meraih gurub Illahi dengan tawajuh
buruj-buruj miraj telah hilang ketika senja
ketika kau merindukan gema air dari samawi
hujan turun membasahi tanah-tanah kering.








Saturday 5 March 2016

Air Samawi (Ketuhanan)*

Musim Kemarau telah mengheretmu jauh ke dalam gerhana
tanah-tanah kering mengirim jerebu melangkah sempadan
kehausan bumimu menguji kesabaran sampai titis terakhir
belum ada tanda bau hujan yang tercium dalam udaramu.

Dalam doa-doamu tengah malam kau pohon suatu perubahan
di atas sajadah air matamu menitis bertahan dalam kesabaran
kalimatmu lahir dalam suara lembut, rendah diri dan istighafar
semangat kental dan pengorbananmu mengetuk pintu samawi.

Ketika samawi telah berubah dan mengirimkanmu air turun
kemarau di tanah peribumi telah berakhir hujan lebat mencurah
mengalir dari puncak gunung sampai ke rangkaian pulau-pulau
jiwa istiqamamu telah bertarung membawa perubahan suci.

Kembara rohani ini membawamu pada qurub illahi yang abadi
telah meninggalkan bayang-bayang duniawi jauh selamanya
ketenteraman kalbumu kemenangan pada ketahanan dirimu
meraih pintu syafaat dari Wujud Suci, Rasulullah, Kekasih-Mu.

Friday 4 March 2016

Jalan Kemenangan(ISIS)*

Saudaraku, aku ingin berkata padamu
terus terang dan di bawah langit damai
sejarah silam telah tertulis pada memori
manusia sejagat kekerasan tak akan sukses.

Pada lautan jernih kau melihat sendiri
dan dinding-dinding tragedi tak akan
dapat kau kikis dari tamadun manusia
ia tombak-tombak tajam menusuk kalbu.

Dendam dan benci tak akan bersekutu
dengan kedamaian dan kesejahteraan
sejagat yang tak akan berhenti bersuara
zalim dan pembunuhan perjuangan gagal.

Berkatalah kau berterus terang dan bangkit
usah membuka jalan pada eksterimisme
dan radikalisme hanya kehancuran dan maut
kasih sayang dan kedamaian jalan kemenangan.

Sekolah Di Runtuhan Bangunan (Palestine)

Yang kau lihat runtuhan bangunan
anjing-anjing berkeliaran mencari makan
jerebu masih dalam udara berkumpul
penembak sembunyi masih berkeliaran.

Di langitmu masih terdengar kapal terbang
bom meledak jatuh di kota-kota dan desa
seperti melenyapkan harapan berunding
keamanan terporok di bawah runtuhan.

Dari runtuhan itu muncul seorang ibu
mengumpul anak-anak terbuang pada
lapangan dulunya kebun Pokok Zaitun
memulai kelas pada siang yang mulas.

Anak-anak mendengar guru di depan
bisa melihat langit sendiri biru indah
dan bau tanah peribumi yang terdera
membina impian mereka buat esok.


Gempa Bumi Di Tanah Peribumi (Suasana)

Ia datang ketika kau tak sedar
kehadirannya mengecut hati
tiap yang hadir jadi saksi
lenggang bumi di tanah peribumi.

Kau melihat tanda dan isyarat
dari samawi datang peringatan
kejadian duniawi menyingkap
rahsia kebenaran dan kesedaran.

Gunungmu bergoyang di atas kepala
laut bergelombang dan kotamu
bergetar dan retak seribu
rimbamu pohon-pohon tumbang.

Pada skala ini kau masih bertahan
kebimbanganmu sampai ke dalam
tidur dan kau mulai melihat alammu
petanda kau kembali pada Tuhan-Mu.