Thursday 31 January 2013

Segerombolan Pemburu (Mesapol) (Mama)

Malam itu telah bersatu hati semua akan pergi berburu
hutan belukar di belakang desa di kaki bukit memanjang
jadi banjaran gunung dan puncaknya menyentuh awan.

Segerombolan pemburu mempertaruh nasib dengan
senapang angin berangkat selepas senja mengepong
hutan belukar, mencium angin dan mempelajari
gerak-gerak mangsanya di sepanjang malam.

Soalnya hutan belukar ini telah selalu diburu
bukan sekali malah puluhan dan ratusan kali
hutan pribumi ini seperti terdera, akhirnya
senyap dan sepi, dan burung-burung tak pernah
singgah, apa lagi hewan. Seakan hewan ini
berkata satu sama lain, 'Kami telah jerah,
di hutan ini, kami diracun, dijerat dan ditembak.'
Mereka tak menyukai kami, apa lagi menyayangi.

Dari desa ke dalam hutan gerombolan pemburu
mendengar hanya degup jantungnya tetapi tak
mendengar apa-apa, hutan sunyi. Para pemburu
merasa tersiksa, tak ada satu yang boleh ditembak.
Kemarahan para pemburu memuncak, mereka jadi
hilang akal, menembak apa saja ke mana-mana.
Ke pohon mangga, durian dan cempedak, tarap
dan nangka. Mereka menggeliat kehausan untuk
melihat darah dari mangsanya.Tapi malam ini
pelanduk dan rusa pun tak muncul di hutan belukar.

Akhirnya di atas bukit semua pemburu berkumpul
tak ada hewan yang jadi mangsa malam ini.
Mereka mengeluh. Mengapa pulang kosong?
Tak seekor kera, apalagi biawak yang boleh
didagangkan. Mereka kesal. Seorang dari mereka
bilang, 'sial.'

Malam itu segerombolan pemburu pulang tanpa
banyak bercerita. Tak ada kelakar di sepanjang jalan.
Diam. Hanya sekali-sekali terdengar kata-kata
kesat dan menyumpah hutan belukar di belakang desa.

Kota Kinabalu
31 Januari 2013
*ITBM (Bahagian II)




No comments:

Post a Comment