Thursday 6 October 2011

Tiga Kata (Pasifik)

Kuhimpun tiga kata majnun
dari hatinurani
yang kupendam dalam bulan purnama.

Tiga kata inilah kerdip cahaya
untukmu.
Ya Rabbi, Engkau saksi abadi
lahirnya dari cinta qudus.

Pada malam kelam tersimpan
keindahan dan juita-Mu
dalam cahaya bulan
hadzir Kekasihku.

Cinta yang tulus
sumbernya masih dari-Mu
mengingatkanmu
menjadi aku dekat pada-Mu.

Langit biru siang rupawan
taman indah rimbunan warna
seribu kata tanpa makna
tak akan ada ertinya dengan tiga kata.

Ya Rabbi,tiga kata tak akan
membuat aku lupa pada-Mu.

Ya Rabbi, tiga kata mendekatkan
aku pada-Mu.

Dalam tiap doa  kupohon
perlindungan dan pengampunan-Mu.

Ya Rabbi, maafkan aku
jika nama kekasihku ada
terselit dalam doa-doa malam.

Bagai bintang bintang
yang menghalau kegelapan di malam kelam.

Jika aku mendahulukan-MU
kerana Engkau dekat
Kekasihku, usah
engkau cemburu dan berkecil hati
kalau aku dipaksa memilih
Ia masih yang pertama.

Tiga kata sari makna
yang terhimpun dalam
getaran sukma.
Doa-doa pengembara
yang pulang.

Engkaulah, ketenangan
pada laut, di waktu malam
pada gunung menjelang fajar
tenang dan damai.

Tiga kata
yang menundukkan
Raja Dzalim
jadi pengampun dan bersujud.

Sesungguhnya aku samasekali
tidak menggenggam harta dunia
dan melepaskan semuanya
kerana Engkau.

Tiga kata
kujauhkan kecantikan
yang menuba.
Aku hanya terpaut
pada iman dan takwa.

Jika aku berlaku kejam
bukan kerana aku menyukainya.

Tiga kata itu telah membawaku
pada Kekasih yang benar.

Honiara
5 Oktober 2011

Tujuan (Pasifik)


bagaimana aku bisa lupa
sedangkan yang sebenarnya
memang dari air dan tanah.

inilah peringatan
tiap kali aku
tergelincir dari arah dan tujuan.

Ya Rabbi, peliharalah hatiku dari
angkuh dan cinta pada
dunia.

wujudnya aku, kebenaran
wujud Yang Maha Esa
kebenaran hakiki.

tak ada alasan sekalipun
engkau mencari.
degup nafasku
telah cukup
kebenaran itu abadi.

tiap gerak
waktu berjalan
bukan khalayan
bukan juga kebohongan.
bagaimana aku bisa
menidakkan kewujudanMu.

Honiara
29 September 2011

Malam Mengalir (Pasifik)

Malam mengalir tenang
dalam gelap ada cahaya
dari titik jadi purnama penuh
pada perindu memang lazat
meraih nafsi mutmainah
ketenteraman abadi.

Di pepenjuru bersendiri
menuang waktu memakna
pada gerak, kata dan hati
pertanyaan dijawab dengan
kasih-sayang-Nya.

Dalam iktibar diri
perubahan yang genap
tanpa berpegang dengan tali Allah
segalanya tak mungkin
kegagalan semata.

Tiada tujuan selain meraih
kemenangan
bersujud
istighafar
istiqamah
tawakal
Ya Rabbi, memang itu
peringatan di sepanjang jalan.

Honiara
27 September 2011