Monday 30 April 2012

Kanan (Mama)

Aku diajar guna tangan kanan
kepada semua yang baik.

Ma, menasihati
makan guna tangan kanan
bersalaman tangan kanan
menulis tangan kanan
jempul ibu jari kanan
terima hadiah tangan kanan
jemput masuk tangan kanan.
melangkah ke kanan
berbaring ke kanan.

di kanan itu malaikat
bulan berpusing ke kanan
bumi berpusing ke kanan
memakai baju dari kanan
jantung pun ke kanan.
cincin di tangan kanan.

Pak Lah, Badawi, BJ Habibie,
Harry S. Truman, Ronald Reagan,
George H.W. Bush, Bill Clinton,
Barack Obama, Ghandi,
Winston Churchill,
Alexander Agung, Aristotle
Charlemagne, Julius Caesar,
Raja Perancis Louis XVI,
Ratu Inggeris Victoria,
Raja muda Inggeris Charles
Raja muda Inggeris William,
Fidel Castro, Benjamin Netanyahu,
Ehud Olmert, Jack the rapper.
Mereka ini pula biasa kiri.

Kau pula tangan apa kebiasaanmu?

Canberra
6 Mei 2012











Sunday 29 April 2012

Terbanglah (Hewan)

Engkau adalah dari sekawan burung
suatu hari datang  hinggap di pohon
begitu indah cantik warnamu
keindahan, anugerah langit.

Kucari sepatah kata,
kutabur bijian di semaian
kuberwajah manis, lembut
kucari matamu, bertembung.

Ada firasat yang terpanah
ke  jantung langit
Ada keyakinan berteduh
dari bola matamu.

Terbanglah, aku senang melihat
kau melayang
melebarkan kepakmu
ke pusar langit.

Siang itu
hitam kelabu tersangkut di ufuk
ia berkata, "mereka ingin mematahkan kepak ini"
"membakar pepohonan berdaun lebar
"kerana di dahan itu selalu
tempat berteduh."

"Mereka ingin meregut jantung ini
lalu melemparnya ke dalam unggun api."

Mengapa, begitu jahat
memenjarakan harapan.

"Mereka tak berhenti,
menggelapkan ingatan." Kata selanjutnya.
(pause).

Lalu kukatakan padamu,
"Tenanglah, kau telah melafazkan cintamu pada langit.
Ambillah kedua kepak ini,
terbang, terbanglah,
dengarkan suara hatimu.

Canberra
29 April 2012

Saling* (Puisi)(Metamorposis)

Kutulis puisi buatmu
kerana aku tak sempat mengucap
salam ketika berpisah
kalian bagai hutan bakau dan laut
sekalipun kau berkata,
"biarkan, cinta telah menjadi masin."
"tanpa aku malam jadi panjang di pundaknya."
Balasnya tegas.

Masihku ingat cerita mimpimu
"Kita berperahu. Di sana mereka
menunggu dengan mekar bunga."
Lalu, "ada keramaian, penyerahan sebuah hati."

Bulan melepaskan jilbab,
purnama di tasik
engkau, batu karang merjan,
keindahanmu
merangkum laut biru.

Kita bersenda gurau
mengusik kedamaian sebuah taman
merayau ke tanah rimbamu
dan kamarku tak berpintu
kau masuk hanya mengucap salam.

Pada komet yang menetaskan ingatan
kubisik pada angin membawa udara segar
ke dalam mimpi manismu.

Canberra
28 April 2012
*AP Volume 1, 2013

Catatan Kecil Tersirat* (Cinta)(Suasana)

Kerana engkau
aku tak peduli sumpah-sarana
kutuk laknat gunung berapi
batu karang batu kerikil
ranjaumu menusuk tumit kakiku
amarah belerangmu akan redah
debu-debu betebaran akan berpaut pada bumi.

Engkau terlalu perasa
seratus tahun  masih terlalu  awal
cintamu masih mudah terguris
kekerasan tak akan menjanjikan harapan
paksaan  tak akan menggenggam kelunakan hatimu.

Suaramu terlalu keras
lantai langitmu tak lebih unggul darimu
kita bersalaman dan bersaudara
aku mendekatimu bagai air yang mengalir ke tasikmu
aku memilih kata-kata lembut dan bermuka manis
setiap diksi tak akan membangkitkan amarahmu.

Kalau nanti ada yang bertanya
memang aku pernah menceduk air dari telagamu
kita pernah melangkah bersama dan belajar menghafal doa
berseloroh dan terbang bersayap ke lembah keras
menebus cinta di zaman silam.

Kutinggalmu dengan amanat
selebihnya langit yang selalu akur
membawa musim semi.

Canberra
28 April 2012

Puisi Buat Tercinta* (Cinta)(Suasana)

Siapakah mengetuk pintu di malam tenang
tiap ketukan mengumpan ingatan
kekasih telah pergi, ia mencium dahimu
sambil berkata, "sabarlah."
semalam di tanah gemburmu disemai benih
demi seratus tahun mendatang.

Aku bukan kelapa hanyut
terdampar di pantai pasir putih
dan tumbuh jadi  pepohonan kelapa
bukan pula hiasan foto dan buku tebal yang mahal.
Hamparan bumimu sutera tenun yang terindah
dari masa silam mereka telah mengirim ekspedisi
sambil merenjis air suci, diajar duduk melutut berdoa.

Tenang-tenang lautan teduh
Kinabalu, kutambat cinta di puncak
keindahanmu, bunga di halaman
katamu, "Genang air di tasik mengalir belum musimnya.
jawabku,"Sabarlah. kau adalah hadiah dari Tuhan."

Kini kau sendiri menganyam tikar pandana
sesekali matamu memandang jauh ke Gunung Austin dan cakrewala.
"Aku telah aman di sini, mereka tak akan dapat mendarahi hati seekor kijang."
"mereka membuat unggun api dan mencarimu sebagai mangsanya
"mereka  berjenaka sesamanya sedang malam turun."

Kuceritakan kepadamu
di pinggir jalan kutemui seorang teman
katanya,"kita bertamu tanpa hidangan, muka  manis dimakan gerhana."
kujabat tangan pemuda Kwaiao lalu berkata,
"engkau masih saudaraku, laramu adalah dukaku."

Nilamku,
selaksa kata yang terhambur
tak akan menjadi sebuah doa tanpa ruh qudus.
lalu kubisikan lagi ke telingamu
"engkau adalah hadiah dari Tuhan
kini telah pandai berdoa dan bermimpi benar!"

Canberra
28 April 2012

Saturday 28 April 2012

Lenting (Ketuhanan)



Kalau kau berfikir aku agar-agar sajian
desing suaramu melintas kepala ke dalam belukar
aku tak pernah merasa di sini sudah jalan terakhir
sepasang kasut menunggu sabar di depan pintu
telah kujalani liku-liku jalan ke gunung
telah kupegang janji itu dalam mengharung gelombang angin
ke mana pun aku berpergian
Engkau masih gunungku bersandar
dan pulauku melipat sepi.

Meskipun tak sepantas dulu tunggulah aku
setelah rimba tafakur di jalan sehala aku akan menemuimu
dengarlah: ia tak pernah merampas rembulan di langitku
ia tak pernah berhasil memangkah rumahku
bernyanyilah qasidah hati
pada langit biarku sematkan di dadamu
nilam delima merah.

Sesudah mengharung laut
pasti kau melihat pulau pertama
membawamu ke  pelabuhan damai.
kejadian kelmarin jelapang masa silam
aku lebah sesekali tersasar
dalam rimbunan bunga musim panas
yang tak akan lupa jalan pulang.

Engkaulah piala Zamrud
janjiku belum tertimbus salji
malam mengandung seribu musim
siang membawa khabar gembira
aku tak akan berhenti di persimpangan
kerana kasih langit
aku telah memakai kasut
siap memulai lagi
yang belum selesai.

Canberra
28 April 2012

Kumpul* (Puisi)(Metamorposis)


Langit cerah, mentari hujung April
di lapangan rumput, mereka berkumpul
udara musim gugur sutera lembut.

Aku mendengarmu
dalam kesederhaan katamu
kau mencintai, aku merasa
dengan tertib engkau melepaskan
panah-panah yang berkepak
lalu hilang di udara. alam tetap  tenang.

Lalu katamu, mari kita menyanyi
kuselak puluhan lagu di dalam kepala
berhibur kecill dan menggalai
rentak bambu atau palu gong
bukan rasa sayangi atau lenggang kangkong
kau memilih lagu yang lebih serius.

Aku berdiri menurut
tenang-tenang menggelitik memori
kata demi kata melucur
mata setengah terpejam
kata terakhir kuucapkan
Raja kita selamat bertahta.

Kupandang pada  langit
langit biru mengangguk, kupandang malu
pada pohon eukliptus, ia senyum,
kupandang burung kakatua terbang berkawan
menyambutku dengan korus
kupandang ke dalam hati,
aku senang kerana mereka pun senang.

Kutoleh ke kanan
Usman Awang menggangguk senyum
tenang-tenang  gadis membaca puisi
lalu kuberi isyarat pada Usman
tiap bait diucapkannya tenang
aku melihat ke langit

Jangan malu mengucapkan keyakinan
Jika percaya kepada keadilan.

Di jalan pulang  
kulihat pepohonan berganti warna
angsa hitam berenang sendiri
tasik griffin tenang menunggu malam.

Canberra
28 April 2012

Friday 27 April 2012

Atlas (OZ)


Ketika
ia teruji lagi
terasa pahit
ruang tamu bercerutu
kerana dingin angin  mencuri masuk.

secangkir sup miso
sekeping roti dan keju
tea susu, menu hati.

di depan cermin dinding
passport merah sepi
bunga musim dingin segar di depan jendela

mentari kembang penuh
'nanti ada keramaian, datanglah,' kata seorang teman.

ia memandang sepasang kasut lesu
atlas senyum dan berlalu.

Canberra
28 April 2012


Pergolakan Titan (ITBM)

Sebentar lagi seperti nafiriakan ditiupkan
pintu langit terbuka seluas mata melihat
bumi terkuak rahsiamu tersingkap ke dasar.
Lautan telah gempar gelombang samudera
nyala api bertambah besar menjangkau rimba raya
debu-debu bertebaran menjadi jerebu tak terkawal
riuh-rendah sepanjang jalan di kota demontrasi
pemukimnya telah mulai kehilangan akal.

Tiada gelak dan tawamu sejak malam durjana itu
tiap gerak tipu muslihat telah menetas di dalam kelam
Pergolakan titan di gelanggang terbuka telah bermula
di kiri bunga kemuning dan di kanan bunga  kemboja.
Sekarang dipersiapkan lambang dan peringatan tiap kubu
saudara kami pula mengikat kain kuning di kepala.

Tempik-sorak memenuhi rimba raya di tanah peribumi
siasat peti pandora teruji sekali lagi disaksikan .
Korus itu mulai berkumpul di lorong-lorong kota"
Berita ulang-tayang, sekarang musim ketagih.
Di pinggir kota metropolitan yang sibuk dan tak lelap
ibu tua berdoa memandang langit selepas hujan siang
lalu berkata, "51 tahun lagi untuk genap sekurun."

Canberrra
26 April 2012
*ITBM

Thursday 26 April 2012

Pulanglah Sayang (OZ)

Pulanglah sayang,
labuhkan sauh
lihatlah, pasir putih
pantai lekuk
tasik biru
pepohonan kelapa
angin buritan
di situ, ia
memanggil namamu
lewat puisi.

Langsir langit
pulau serindip
secangkir teh
minum berempah
buah cengkeh buah pelaga
kayu manis dan halia
manis madu di hujung lidah.

Di kolam itu
ia merenung dirinya
Aduh! Narcissus
membiar echo kebigungan sendiri.

Ia pun mengheret malam.

Canberra
26 April 2012



Wednesday 25 April 2012

Kembali Ke Dalam Hati* (Metamorposis)

'Buat baik berpada-pada, buat jahat jangan sekali'

Kurenung kalimat itu
dan menafsirkan
jauh ke pusar ingatan.

Indahnya, patokan masa silam
menerobos ke masa kini
ia datang sebagai tamu
ramah dan sopan.

Di tengah laut
aku melayanimu
di lembah gunung
kau sebagai teman
di pinggir kota
kau menyapa
di pulau terasing
kau melambai
di desa sepi
kau berbisik
di ranjang tidur
aku memanggil
datangmu harum
musim semi.

Malam itu
resah langit
resah gelombang
genderang itu dipalu
dan isyarat perang
tiap gerak terbaca
tiap gundah
menyemerakkan unggun
tiap harapan
ditatah dengan kekerasan.

Ia pun berkata,
bangkitkan raksasa,
hidupkan mitos dan legenda
biarkan langit gemuruh
dari mulutnya tersembur
laknat sumpah sarana.

Langit dan bumi
menjadi sirkah
ia pilih kekerasan.

Kembali ke dalam hati
teringat pesan itu
kerana di situ, ada
kemenangan yang pasti.

Canberra
26 April 2012

Watak Dan Filem* (Metamorposis)


Dalam kelembutan ada kekerasan

tiap garis  dan kerat wajah itu jati diri
adalah saksi sejarahmu dari jendela kecil.

pembongkaran tanah gembur ada makna tersirat
memindahkan semaian selalu ada keperihan dan jeritan rakyat.

bila kata-kata tak membawa makna pada lawan bicara
mata pun siap menerima  kejutan.

ia berkata,
dalam revolusi, semuanya bisa.

tapi gelodak kekejaman dan kekerasan itu
senjata rahsia masa silam yang berkesan di tangan algojo.

kehalusan jiwa dan kefahaman universal
pemberian mulus pada alam sejagat.

Canberra
25 April 2012

Kuih Sisir Dan Kuih Lapis (Malaysia)

Dari kecil aku biasa melihat ibu
mengadun tepung lalu isinya inti kelapa
digoreng: kuih sisir.

mengolek-olek tepung
aku kemanjaan
percik minyak panas
panas-panas kuih
kopi hitam
sarapan atau minum petang.

di bawah sinar lampu
ibu tekun menunggu dingin
selapis warna putih dan selapis warna merah
ya, kuih lapis.

siapakah menidurkan
adik dalam buian?
sedang ibu menanak minyak.

catitan kecil
kekadang datang mengusik
ketika sendiri
melihat daun luruh.

Canberra
25 April 2012

Malam Franz Schubert (OZ)

malam hujung musim gugur
puisi menjadi genang air yang beriak
aku cuba berpaut pada langit kelabut
pada pepohonan berganti warna
Canberra selalu ramah
tasik Griffin bagai hamparan sutera.

alam disedut ke dalam malam
lembut dan terasa bergetar
malam ini. musik schubert
menata gelombang udara
di ruang ini, telinga hati
bertaut dalam kemurnian
alam dan schubert.

di sini tak akan pernah ada
sempadan, yang ada adalah
kepunyaan alam sejagat.
schubert, sejenak
aku bersamamu
tanpa ruang pemisah.

Cannberra
25 April 2012

Diplomat (OZ)

kata-kata jadi lembut dan manis
di hujung lidah.

tiap kalimat digilap
sekali-sekali kelakarnya bersambut.

berdiri segak
senyum dan berbudaya.

ia berkata,
 'dalam perlbagai, kita satu.'

santun olahnya
tiap gerak ada isyarat.

acara mulai dengan protokol
kehadziran tamu dimuliakan.

dalam keramahan
ia bercanda, mereka mendengar.

ketika api sengketa meluap
ia berakal kancil.

kekadang hujahnya ranting patah
ia pun dipulau-pulaukan.

aduhai, ia telah lama ada
sebelum  ini, jauh ke masa silam.


Canberra
25 April 2012

Tuesday 24 April 2012

Eugene Von Guerard (OZ)

di ruang tengah
aku duduk di atas sofa
demam musim dingin
para undangan memenuhi ruangan
cocktail party
aku meneguk segelas air mineral.
pada dinding  foto-foto masa silam
di atas lantai permaidani farsi
langsir putih
gelas kristal
aku menyulami Eugene Von Guerard,
sentuhan matanya dan gerak jejarinya
alam berkocak di atas kanvas
cita-rasa menyatu
tiap gores,  pencernaan warna
dan bentuk
kehalusan dan keindahan.
eropah dan australia
terhimpun dan bertakhta
pada karya peninggalan.
di mata pencinta
keindahan itu:
pemandangan alam
hadiah sejagat
dan zamannya.

Canberra
25 April 2012


Esok* (Cinta)(Suasana)


Sebenarnya ada sedikit yang ingin kukatakan
kerana di saat begini ketika berdiri di persimpangan
menoleh ke depan atau mengambil jalan lain.
kudakap engkau ke dada tak ingin kulepaskan
melepaskan dari genggaman dan beralih pergi
bukankah itu suatu kekalahan tanpa perjuangan.
dari dulu diajarkan supaya memiliki sekalipun
hanya sepasang songket yang terindah
kalau tidak kain batik, cincin jari manis atau
gelang emas sebagai yang ditinggalkan.

Kata saudaraku, pengorbanan hanya bemakna
dititip dengan ilmu-
sekiranya engkau meletakkan telingamu
di atas tanah itu,
tentu engkau masih mendengar
degup jantung dan kepul-kepul nafasnya
di halaman engkau melihat
rama-rama menari-nari dan menerjang
udara pagi.

Ini adalah cerita orang tak bernama
sejarah mengerdip mata berlalu pergi
di laut pasang, di lembah pergunungan
di rimba jati ada perjuangan dan pergelutan,
lagu-lagu dari suara hatimu dalam musik
bambu, gong atau ketukan kayu kering.

Minumlah, ada daun limau dengan air panas.
makanlah, ala-kadarnya.

Apakah peninggalanmu,
tanah sejengkali atau tanah pusaka:
barangkali di tanah danau, gerapan bukit
di tanah desa, di situ engkau menjumpai
dirimu dan moyangmu.

Sebuah rumah
sebuah mimpi
esok adalah galeri dari masa silam.
Kita menganyam songket
atau mencetak batik
dalam adunan warna tradisi
dan benang emas
di malam keniri.

Segenggam tanah
tak akan kulepaskan
kerana inilah nadi untuk hari bernama esok.

Canberra
24 April 2012

Sunday 22 April 2012

Maut (Ketuhanan)

Dalam ketenangan rupanya
ada perubahaan  pada langit
mendung melingkari sinar matamu,
suaramu semakin keras
sebentar hujan angin
bermulanya musim  tsunami
di lautan teduh.

Kulihat  pepohonan kelapa
condong ke timur
gelora gelombang
ketenteraman desa Losiolen terusik.

Di hujung tanjung
aku menafsir laut dan pulau
dalam tari  musim
hatiku tergerak meniti gelombang
di tengah lenggang  laut
pulau Mani dan Somata
daratan yang resah
dan samar-samar desa.

Kuketuk pintu langit  memanggil-Mu.
aku adalah
benda yang mudah rapuh.

Canberra
24 April 2012



Rindu (Puisi)(Metamorposis



Kucuba meraihmu dengan tanganmu
tak tercapai engkau semakin menjauh

Kuikutimu dengan pandanganku
tapi engkau menghilang tanpa mengucap salam.

Kukenangmu tiap malam
membolak-balik lipatan kenangan.

Kucarimu dalam mimpi kemuning
bayanganmu meredup di kejauhan

Kuingin mendengar suara manismu
menipis tenggelam bersama senja sirkah.

Kupejam mata supaya harum baumu
terbawa angin lautan ke pulau sepi.

Dalam kerinduan itu
inderaku semakin kendur
lalu aku merelakan  sepasang hati
menggembara ke tiap penjuru
langit dan bumi
akhirnya aku menemukanmu
di pinggir hati.

Honiara
24 April 2012



Kata Nama (Ketuhanan)

sudah ia persiapkan sebuah nama
mengingatkan Adam mengutip kata nama.

dari kata nama kepada kata kerja
sebutan yang dipegang sampai hayat.

dalam doa dipohon
rahmat pada sebuah nama

nama  punya maksud
nama merangkum sifat

selalu diajarkan memilih sebuah nama terbaik
kerana di situ bermulanya kehidupan.

Canberra
23 April 2012

Lembah hijau (Ketuhanan)



Tanah ini senantiasa subur
dalam semua musim.

Benih yang disemai
tumbuh menjulang ke langit.

Di sini bertuduhnya  musafir
mendakap mimpi.

Cengkaman kakimu seluas benua
dakapanmu seluas langit.

Lembah hijau
keindahan yang sempurna.

Sentuhan-Mu
air yang mengalir ke taman.

Canberra
23 April 2012

Jerami Waktu (Ketuhanan)

Aku merebahkan diri di pinggir malam 
sekujur tubuh ini
adalah cerita yang belum selesai.
bukankah setiap liuk dan olah tubuh ini
urat-urat halus  sampai ke nadi
dari kepala sampai ke hujung kaki
sebuah khazanah dalam sorotan sejarah.

Engkau masih belum puas bertanya
pada parut yang membekas pada kulit
apalah yang ingin kukisahkan
mereka pun tak ingin mengerti
yang dikatakan kemuliaan dan penghormatan.
di setiap keratan  bagai  tanjap menusuk ke jiwa raga.
panah-panah yang dilepaskan dari busur
dendam yang angkuh.

Aku pun tak akan menjawabmu
kerana penjelasan  mengundang tafsiran keliru.
lalu persiapkan mereka yang datang kemudian
hakikat sebuah sejarah  bisa menjadi  igau di siang hari.
kata sahabatku,
sekalipun segala kebaikanmu
sekali engkau terseliuh di jalan pulang
hapus tenggelam dalam gelora gosip
dan dendam khianat.

Mengapa engkau membiarkan
penyesalan hinggap
di pepohonan hati
mengapa berduka lara.
malam kemuning  menyebak harum.

Mari sayang, akan kuceritakan padamu
bagaimana mendiamkan gelak tawa  mereka.
seorang sahabat mulus
sebutir bintang di langit-Mu.
tenang-tenanglah engkau mendengar
kisah talha pada Rasulullah melebarkan tangannya.
kerana kasih dan keesaan-Mu
pengorbanan dan maut
tak akan gusar dan berganjak balik
sekalipun panah-panah itu
menembusi kulit sekujur tubuh dan perihnya
adalah kelazatan samawi.

Dalam diam tafakur
aku merelakan  lembaran hari-hariku
yang terbang ditiup angin di jerami waktu!

Canberra
22 April 2012

**Antologi Puisi "Zikir Cenderawasih, oleh Haji Bung Johar, Sabahuddin Senin dan Haji Domeng, Borneo Top Publishing House, 2014.

Puteri Gunung Ledang (Perempuan)

Bagaimana aku bisa melupakanmu
Puteri Gunung Ledang
begitu namamu disebut-sebut
engkau sebuah lambang murni
hidup dalam semaian waktu.

Puteri Gunung Ledang
ketika engkau pula dihadapkan
pada kepalsuan dan ketamakan
paling tidak kau bisa berdiri
dan menyatakan fikiranmu
kemuliaan seorang wanita.

Puteri Gunung Ledang
kemampuan bertindak dan bersuara
keberanian bersempadan dan bijaksana
penyataan sukmamu bahasa beradab
ketangkasan seorang wanita jati diri.

Dalam memori kau telah hadir
inspirasi turun sepanjang zaman
legenda yang terpahat dalam sukma
terus-terangmu mendiamkan kelicikan.

Canberra
22 April 2012


*Antologi Puisi "Zikir Cenderawasih, oleh Haji Bung Johar, Sabahuddin Senin dan Haji Domeng, Borneo Top Publishing House, 2014.

Dame Kiri Te Kanawa (OZ)



Dewan sunyi sebentar
aku di antara penonton duduk diam
menggauli gerak-gerak fikir
yang masih terbang bersayap.

Di atas pentas jambangan  bunga lily putih
malam ini, mataku separuh terpejam
lampu penonton gelap,
sorotan lampu di atas pentas
Dame Kiri Te Kanawa
kebanggan Maori ini
bergerak segak ke tengah pentas
penonton bertepok tangan.

Tiap mata pada seorang diva
gaun labuh warna turqoise
pemain piano memulai acara
gerak tangannya  lembut menyentuh
piano lalu program pun mulai
genta rasa Diva  Maori.

Aku memancing lamunan
dalam kelunakan sebuah lagu.
sehari sebelum ini
jauh di kepulauan Lautan Teduh
gembur ombak hangat malam
harum bunga kemboja
sambil menghirup peradaban
santai dalam remang-remang alaf 21.

Katanya,
kami ingin seperti kalian
meraih peradaban yang tinggi.

Ketika aku menggulung langit fikir
Dame Kiri Te Kanawa
menamatkan program, tiga lagu
tapi, penonton masih bertepok
meminta tambahan lagu.
Di jalan pulang
dalam suit hitam dan kemeja putih
aku mencari rembulan
di langit lautan teduh.

Canberra.
22 April 2012

Cinta (Ketuhanan)

Bila rasa kasih mengalir jauh di serambi hati
segalanya dilihat dalam keindahan yang murni
kata-kata ditenun dari suara hati mimpi musim bunga
mata yang memberi menggetarkan ribuan rasa.

Pada biru langit ketenangan itu keabadian yang mulus
menyebutmu menggenapi kerinduan seorang penyair
hadir namamu dan penggulangan setiap kalimat
adalah menjadi songket tenun lambang kasih bersemi.

Ya Rabbi, sekiranya ini suatu kelemahan diri
samasekali bukan hujahku mendahulukan kasih sejati
di riba malam atau di sendi siang gemilang
Engkau masih sang rembulan yang bersemi dalam diri.

Kita adalah sepasang burung merak di taman samawi
sekali-sekali gemerincing tarimu mengusik sepasang hati.

Canberra
21 April 2012
*Volume 1, 2013

Friday 20 April 2012

Bunga Iris* (Bunga) (Metamorposis) (*HE)

Bukan khayalan
kapal terbang telah mendarat
Udara musim gugur
Di luar sepi
Canberra tenang di permukaan
musafir pulang
bau lautan masih tercium
tapi di sini
pohon-pohon di sepanjang jalan
berganti wajah.

Salam kau ucapkan
sekuntum bunga Iris
warna unggu
kembang belum musimnya.

Malam tadi
di bawah sinar lilin
Honiara, hujan di puncak bukitmu
air lumpur mengalir
masuk ke desa-desa di pinggir laut.

Pada langit malam
bintang-bintang bersembunyi
di sebalik langit mendung.
Dalam diam kau seperti bayang malam
terbang menjauh tanpa menoleh.

Bila kata terperangkap
matamu cuba memberi makna
genta rasa menemukan maksud.
Lalu di lautmu
Guadacanal semakin kecil
perlahan-lahan hilang dan menyerah
pada kegelapan malam.


Honiara/Canberra
20 April 2012
*Tersiar di akhbar Harian Ekspress 25 September 2016

Wednesday 11 April 2012

Biar Sesaat (Perempuan)

Berilah aku biar sesaat merenungkan pardah sebuah malam
mengingatimu anugerah Tuhan yang paling indah.

Demi waktu engkaulah jannat yang kuraih
ketika sendiri kumengenangmu dalam doa
seribu janji jadi sempurna aku masih memanggil namamu
kedamaian hanya pada riba seorang ibu.

Dalam ketenangan, kau, Scheherezade, bercerita
rupanya, keangkuhan dan kezaliman pun hanggus
pada kasih yang terpencar dari mata yang redup
seribu satu malam, kemenangan yang tulus.

Pada ribut dan tofan, bencana dan tipu muslihat
kau menelusuri malam-malam pertarungan
sekalipun begitu, Ulysess, menemukan Penolope
dalam taman musim semi itaat seorang isteri.

Aduhai, bagaimana aku bisa terhibur
memperjudikan sebuah hati, Draupadi
sehasta demi sehasta kain sarinya lurut
tapi kejahatan itu tak berputik, kegilaan sang suami.

Namamu, Khadijah,  rembulan pengorbanan
menyebutkan namamu, lambang mahkota
jati seorang wanita soleh
kegenapan cinta qudus dari kesempurnaan.

Dalam kerinduan itu, kejuitaanmu saksi zaman
memang kita selalu mengharapkan yang terbaik
padamu, Aisha, yang menambat jiwa Muhammad
perutusan kasih dan keindahan rembulan.

Honiara
11 April 2012


*Antologi Puisi "Zikir Cenderawasih, oleh Haji Bung Johar, Sabahuddin Senin dan Haji Domeng, Borneo Top Publishing House, 2014.

Monday 2 April 2012

Wahai! Saudaraku, 11* (Metamorposis)

Wahai! saudaraku,
kita telah menerpa jauh
sesekali menoleh
menundukkan mata
supaya mendengar lagi.

Aduhai! luka-luka terhiris
pada bulan pudar kesiangan
bukankah tiap hati
tiap resah gelisah
telah diberi peringatan.

Wahai! saudaraku,
mau ke mana selepas ini?
gencar menerobos cekrawala
menggali pusar bumi!

Di malam bistari
kau bisikan ke telingaku
'belum tumbuh gigi
sudah pandai baca kitab.'

Wahai! saudaraku,
beri aku kepatuhan Ismail
menggenapkan mimpi Ibrahim
beri aku kekuatan Yusuf
ketika aku menerobos
ke dalam kelam malam.

Berilah aku nekad Musa
biar lidahku lincah
mematahkan tipu-helah Firaun
beri aku kesabaran Isa berdoa
di taman Getsemeni.
beri aku sekelumit
sentuhan jiwa agung,
Kekasih-Mu, Muhammad.

Wahai! saudaraku,
kata-kata lebur
gelombang nafas kendur.

Wahai! saudaraku,
biarkan aku lelapkan mata
mengenangkanMu.

Honiara.
4 April 2012