Sampai bila pun ia masih sebutir permata kilau-gemilau hijau
di jalan pulang antara dua bukit memandang ke depan langit sirkah
talian nafas itu masih ia berdenyut, nama-Mu madu yang menitis.
Telah ia lepaskan beburung balam meluncur jauh ke dalam malam
air yang diminum di kolam oasis masih bening dan manis
ia sebut-Mu dalam selaksa zikir dalam hening dingin bintang kejora.
Canberra
20 April 2011
talian nafas itu masih ia berdenyut, nama-Mu madu yang menitis.
Telah ia lepaskan beburung balam meluncur jauh ke dalam malam
air yang diminum di kolam oasis masih bening dan manis
ia sebut-Mu dalam selaksa zikir dalam hening dingin bintang kejora.
Canberra
20 April 2011