Wednesday 16 January 2013

Perempuan Sakit (Perempuan)

Di dalam kamar perempuan itu duduk
memerhatikan foto dinding tanpa berfikir
ia cuba mengingat apa saja yang telah
dilakukan sejak tahun lalu. Ia berdiri
lalu duduk di depan cermin melihat
mata dan wajahnya. Ia senyum sendiri.
Ia menghitung-hitung Majlis Perkahwinan
sanak-saudara dan anak-anaknya
yang pernah ia turut hadir.

"Aku masih di sini. Doaku bersambut.
Sedang tahun lalu, aku terpuruk dalam
kamar, gelap. Segala-galanya gelap.
Tak ada pintu keluar. Kalau ada jalan
keluar, jalan berpulang dan tak akan
kembali. Terasa nafasku sesak dan
tertekan. Kesakitan ini telah mendera
diri ini. Aku tak ingin tersiksa. Hanya
air mata membebaskan diri ini."

"Berkali-kali aku berkata, mungkin
aku tak akan sampai pada penghujung
jalan. Aku makin tak larat dan aku
seakan berkata, sudah sampai di sini saja.
Aku tak akan melangkah walau seinci.
Ingin aku mengucapkan selamat tinggal,
kepada alam raya, bintang-bintang di cakerawala,
dan bumi di bawah telapak kaki ini. Kalau
ini ujian, biar aku berhenti di sini. Kau
mau katakan apa saja. Sakitnya tak tertahan."

"Sekarang, aku telah meninggalkan
segalanya ke belakang. Nadiku masih
berdenyut. Aku masih menghirup
udara pagi. Sudah hampir setahun aku
bertarung antara hidup dan mati.
Puisi-puisimu jadi penglipur lara.
Semangat hidupku tumbuh. Aku
akan memacu kudaku, membebaskan
sukmaku dari penjara yang ingin
membunuh diriku dan mengaku kalah.

Perempuan itu tak lagi mengeluh
ia tau ketika maut datang berkunjung
ia tak akan berpaling tapi menyerah
dengan senyum. Kini tiap hari ia telah
siap. Tiap hari ia berkemas, siap untuk
berangkat.

Kota Kinabalu
17 Januari 2013
*AP Volume 1, 2013




No comments:

Post a Comment