Wednesday 26 December 2012

Bual Air (Lanskap)

Dalam diam air mengalir
dari langit turun ke persada sukma
dari gunung ke laut, tenang dan pasti
di celah-celah batu, bual air
terus dalam segala musim.

Aku memilih bualmu,
kerana ketenangan
dalam ketenangan itu
ada ketulusan dan gerak
yang menawan.

Di gurun pasir
yang kering
kau masih ada
sebagai oasis,
dingin dan pelepas.
Mentari Safrun
mencercah horizon
menunggu impian malam.

Bual air
tak akan membidikmu
dinginnya menyerap
sampai ke beranda
rumah lalu masuk
ke dalam kamarmu
sebagai angin malam
di musim panas.

Air ini telah
mengalir dari masa silam
dari perigi yang tak pernah
kering. Air turun dari langit
sebagai sahabat dan
mendengar panggilanmu.

Mengalirlah air
usah berhenti
ke dalam sukma ini
biarkan ia selalu dingin
dan tetap dingin
dari kurun ke kurun
mendatang.

Kota Kinabalu
27 Disember 2013
*Dikirimkan ke BH Sastera, Berita Harian, 15 Januari 2013
*AP Volume 1, 2013








No comments:

Post a Comment