Wednesday 26 December 2012

Banjir Buat Saudaraku, Di Malaysia Pantai Timur (Malaysia)

Aku tak melupakanmu
sukmaku ikut berhanyut
di arus deras sungaimu
ketika air mencercah lantai desamu
tebingmu pecah, kotamu terendam
kedinginan mengedut kaki dan tangan.

Ini memang bukan pesta air, anak-anak
telah diam, guru-guru resah memandang
sekolahnya berendam air.
Hujan masih turun
rumah-rumah mulai kosong
penghuninya mengungsi ke dataran tinggi.

Kalau bait-bait puisi ini dapat
mengurangkan beban dan  membuatkan kau senyum
di saat begini, paling sedikit aku merasa puas.
Tapi puisiku tak seberapa  kerana jauh
ke dalam sukmamu, beban deritamu
hanya ingin tangan yang mengulur
dan sapa salam yang tulus.

Sungguh, aku ingin bersamamu
bermandi basah, turun naik membantumu
dan aku samasekali tak bermaksud
menjadi seorang hero.
Aku hanya ingin mengurangkan
sedikit beban deritamu.

Ketidakselesaanmu tidur
dalam kedinginan malam
membuatku gundah sepanjang malam.

Ketika sukmaku tak tertahan
kukumpulkan tiap huruf menjadi
kalimat, dari kalimat menjadi
himpunan doa-doa tengah malam
lalu menitis dari jiwa yang tulus
menyentuh langit samawi.

Ya Rabbi, aku memohon
dari sukmaku yang termampu
tapi Kau Maha Mengetahui
tiap kejadian dan ujian.

Kota Kinabalu
27 Disember 2012

*BH Sastera, Berita Harian, 15 Januari 2013
*AP BBSS

No comments:

Post a Comment