Tuesday 15 March 2011

Tasmania*(Antologi Kuntum Kasih diselenggarakan oleh Kathirina Susanna Tati, Metro Media Publications & Services, 2013)








Musim panas merompak gelak-ketawa keluarga
rumah warisan sekurun adalah puntung-puntung arang
foto album nenek tua kini debu kenangan
rimbunan hijau hangus mengusir penghuninya.

Aku terpegun melepaskan nafas tersendat
lautmu, Tasmania, rebutan impian
kapal-kapal Inggeris, Belanda, Perancis, Sepanyol, Portugis
perlumbaan rembulan memiliki pintu ke Pasifik.

Getar serak suaramu
lekat pepohonan, gunung, lembah, dataran, laut, hutanmu
pendera, banduan, wanita, soldadu ada rahsianya sendiri
kisah-kisah luka dalam selimut sejarah hitam.

Dulu Tasmanian Tiger meramaikan hutan
penyesalan datang dalam tidur gundah
sekarang namamu saja dikenang
di muzium dan papan iklan.

Kuusap salji gunung Wellington
udara dingin bibir merekah
pepohonan di lereng gunung dan laut perak
Hobart semankin kecil menyerodok jauh ke bawah.

Aku bertamu, menjabat tangan dan senyum
ada keramaian di tanah lapangan hijau, nyanyi lagu dan BBQ
di sini, Abrogine Tasmania didera dan dibunuh
hari ini tiada musuh, memburu dan yang diburu.

'Red Cross, Blood Donation',
aku mendatangimu,
manis darahku mengalir di urat nadimu
sekarang kita bersaudara....

Hobart
21 April 2010

***telah diterbitkan dalam antologi Kuntum Kasih diselenggarakan oleh Kathirina Susanna Tati, Metro Media Publications & Services, 2013

No comments:

Post a Comment