Monday 28 March 2011

Satu, Dua, Tiga, Jalan (OZ)

Satu, dua, tiga, jalan
segala kita perkirakan indahnya langkah suatu penantian
dalam kiraan jari waktu itu mendekat cahaya harapan
kita pun berdoa, sepi kembang malam mewangi
dalam impianmu, kau cari satu nama dalam ratusan
katamu biarkan mengungkap makna dan masa depan
lembut di bibir, mekar langit biru dalam dirinya
kelahiran anak, terkabulnya doa siang penggenapan
janji sebuah cinta menuntut hari-hari depan.
Satu, dua, tiga, jalan
perlahan-lahan waktu terangkat ke langit
di serata bumi, kau mencipta titik-titik sejarah pencapaian
kalau tidak rebah bangun, perjalanan simpang-siur, berhenti
seketika di bawah pohon rendang, mengemaskan dirinya
kekadang kau tiba, sebelum angin mengusir dedaunan kering
musim gugur di jejalanan sepi, matahari berat dan langit kabus perak
dalam pertumbuhan siang, kita pemburu yang menaruh harapan
di hujung senja, mengira-ngira buruan atau menjanjikan datangnya nasib.
Satu, dua, tiga, jalan
kerinduan mencuka menguji juragan di jalan pulang
hujan semusim menghilangkan bau bumi seketika
mengapa bosan mendengar nasihat yang datang silih berganti
mereka semua menabur resepi bagaimana kita bisa berjaya
dalam perjuangan sendiri, di desa, kota dan serata biru langit dan bumi
ahli nujum dan pandit menyingkap rahsianya bagaimana berjayanya hidup
panglima perang, laksamana armada dan para diktaktor juga memberikan resepinya
seekor lebah menari di depan pintu sarangnya pun mengkhabarkan rahsia itu.
Satu, dua, tiga jalan
berundur dan mara sekali ke kubu terakhir itu pada senja tergantung
amaran itu telah datang berulang, kita masih menyodok kepala ke dalam selimut
bencana siang baru tergesa-gesa mencari tempat berteduh
merendahkan diri dan membiarkan telinga mendengar
menyingkap mata hati penyaksi terjabarnya kebenaran
mengapa berhenti, di sini dilarang berpatah balik.

Canberra
28 March 2011

No comments:

Post a Comment