Tuesday 15 March 2011

Dodoi Mesapol (Mama)


nyanyi mama mendodoi mesapol
tidurlah sayang dalam koyotan
hentikan tangismu janganlah bersedih
mama nyanyikan lagu untukmu.

angin menderu pohon jatuh menimpah batu
hatiku bimbang orang jauh lagi dikenang.

entah sudah berapa kali kudengar
nyanyi mama mendayu dalam mimpi
mendodoiku seperti hujan petang
menidurku sampai jauh malam.

kuingat cerita-cerita mama
sambil duduk mengurut kaki
tak kujemu cerita batu belah bertangkup
si keruhai* anak sayangkan ibu.

dalam kamar di malam berkeringat
kami duduk berdua musim panas
kali ini aku pula yang bercerita
kutatap seperti mama menatapku.

angin menderu dahan jatuh menimpa batu
hatiku bimbang orang jauh lagi dikenang.

kuceritakan kepadamu, wahai sayang
rambut nenek yang hitam berkilat
matanya menyimpul kasih selautan
senyumnya merangkum benua.

kini sayat usia mencuri jauh ke dinihari
langkahnya melemah menitih jembatan
kabus berendam di pinggir mata
hatinya masih seperti umbut kelapa.

angin menderu dahan jatuh menimpa batu
hatiku bimbang orang jauh lagi dikenang.

sekalipun mesapol sudah berubah
tapi matahari masih ramah
kau tetap tak berubah masih
mama yang suka mengucup dahiku.

Pekan Mesapol,
Sipitang
10 May 2010

*si keruhai, cerita tentang anak yang gagah perkasa sangat sayang pada ibunya. Suatu hari ibunya menyuruh si keruhai mengatap rumah. Dia pulang dengan membawa gumpalan daunan terlalu banyak. Ketika ia membuka akar ikatan tertimbus si keruhai, menemui ajalnya.

No comments:

Post a Comment