Tuesday 15 March 2011

Tamu Mesapol (Mama)


Kedai lama dua sederet
pasar tamu selera sekampung
buah salak kesukaan mama
kelupis mengubit rindu.

Tiap tamu ia pasti turun
bergonceng basikal
minum kopi seusai berbual
ke kedai hujung bertanya surat.

Pada tamu yang datang
penumpang yang turun
atau orang jauh singgah
ia masih terus berharap.

Mata tuanya rimbunan hijau
senyum bersongkok hitam
foto kelabu melekat pada album
sudah kulihat belum ketemu.

Senja yang merangkak
malam yang sarat
ia masih terus menunggu
kata-katanya menjadi genap.

dulu ia seorang ayah kepada
anak seorang perampuan
di malam gundah itu
selamat tinggal Mesapol.

kini puluhan musim buah berlalu
ia pun tak menunggu atau bertanya
jambatan gantung sungai mesapol
mengalir tenang ke laut lepas.

Pekan Mesapol,
Sipitang
3 Mei 2010

No comments:

Post a Comment