Serangkai hening memudar seperti
*Novelis Achdiat K Mihardja meninggal 99 tahun
**telah terbit Antologi puisi Kuntum Kasih, diselenggara oleh Kathirina SusannaTati, Metro Media Publications & Services, 2013.
jendela dibuka pada pagi menutup
ketika senja. Pada kerusi ini bagai aku
melempar bola waktu tergenggam lepas.
Malam di ruang tamu, duduk, lamunan
Malam di ruang tamu, duduk, lamunan
pun menjauh. Terasa di stesen keretapi
meluncur, dan berhenti. Penumpang aku,
melambai diri sendiri di stesen terakhir.
Lukisan potret diri telah mengumpul debu
lama tak terusik. Tiap tamu, matanya hinggap
Lukisan potret diri telah mengumpul debu
lama tak terusik. Tiap tamu, matanya hinggap
pada potret. Aku, noktah semakin kecil,
meminggir lalu memberi jalan. Ada catatan
terakhir pada kertas putih di atas meja.
Sarapan pagi telah dicicip, katil tidur telah
Sarapan pagi telah dicicip, katil tidur telah
dikemas. Tas berangkat telah siap, di beranda,
kembang lilly telah disiram, si belang telah
diberi makan. Datanglah Kekasihku, sedetik
terlalu lama. Marilah, aku jabat tanganmu
dan berlalu pergi.
Canberra
Canberra
26 April 2010
*Novelis Achdiat K Mihardja meninggal 99 tahun
**telah terbit Antologi puisi Kuntum Kasih, diselenggara oleh Kathirina SusannaTati, Metro Media Publications & Services, 2013.
No comments:
Post a Comment