Tuesday 15 March 2011

Suara Hati*(ITBM)


Di jalan pulang
kau terpaut pada
lambatnya waktu menipis
memandang jauh
ke dalam malam gerhana
celapak-celepong
menyeret langkah
tersayat mata meredup.

Musim berganti
memasuki jalan terakhir
dari daerah rawan,
senja yang hamis.

Dari lembah terasing
masih didengar
semangat juang mengagih maut
dan kekerasan melangkahi
sempadan
menjauh dari kasih terlucut
kerana dendam gunung berapi.

Ada yang menyuka hidup
dan memaksakan mimpi.
Kemiskinan membuas
dan melaham di malam gerhana.

Kelaparan ini telah
memenjarakan harapan
tak kesampaian
jiwamu meskipun
tersendat-sendat
menghirup nafas
bila tindakan tak
terkumpul menjadi
kekuatan dan curiga.


Perang meletus
maka ada terdera
dan diperkosa hak asasi
ada mengambil untung
kejatuhan sebuah bangsa
hancurnya sebuah negara.

Masihkah kau ingat tasamuh
sepohon kayu, sebuah tanah
kunci pada sebuah rumah
nyanyi ma menidurkan anak
dan impian yang terkandas
terkubur di depan mata
tanpa dapat berbuat.

Selamat tinggal kota kontang
kini aku
datang mendekati-Mu
kota gemilang!

Canberra
10 Mei 2010

*ITBM Jun 2015
*AP Volume 1, 2013

No comments:

Post a Comment