Langkah ini tak seberapa jauh
sekalipun begitu, telukmu damai
melihat senja turun berendam.
Aku melihat lautmu tenang
kerana di situ ada suaramu.
Kerinduan ini adalah kerinduan
seorang sahabat.
Kerinduan ingin mendengar
syair-syair dan puisi-puisimu.
Meskipun pantaimu
telah banyak berubah
langitmu masih tetap
menurunkan kata-kata
dan bait-bait yang indah.
Dari seribu malam
malam ini terpilih
aku bersua muka denganmu,
penyairku.
Rambutmu masih keterampilanmu
hanya wajahmu barangkali
gunung yang tersayat
tapi, suaramu masih menerobos
ke dalam sukma hingga ke galaksi
dalam impian kejora.
Ketika aku menjabat tanganmu
genggamanmu lemah.
"Kau sakit penyairku?"
Tak ada pesanan dari wajahmu
tapi dari matamu
ada kilatan yang menembus sukma.
Bahasamu, bahasa penyair
kerinduanmu adalah kerinduan
langit dan bumi
dari sukma yang satu.
Kudat
1 November 2012
*ITBM
This collection of poetry is the work of Sabahuddin Senin. All the poems are copyright of the poet. Any publication must get permission from the poet. Most of the poems are written in the Malay language. Sabahuddin Senin is a writer from East Malaysia, Sabah.He studied at the Universiti Sains Malaysia, Penang, NIDA, University New South Wales and the Australian National University, Canberra. He spends most of his time in Malaysia, Australia and Solomon Islands. 13th April, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment