Wednesday 28 November 2012

Belum Terlambat* (Puisi)(Metamorposis)

Kau menanyakan ke orbit mana aku berpergian
pertanyaanmu kerana ingin tau, aku pun tak
merahsiakan. Kau pergi sekelip mata, membawa
pulang ole-ole dari cakerawala. Di sana, ada
malam dan siang dan punya tiga matahari.
Udaranya murni, alam rayanya ramah dan indah.

Di pintu gerbang jalan ke dataranmu, kau
diperingatkan, di sini, orang suka memberi
salam. Unggas raya ingin bersahabat. Tulus.
Flora dan fionanya mengimbau cinta dan kasih
di dalam udaranya. Indah. Langitnya memberi
kepuasan kepada mata yang memandang.

Dari langit, air mencurah turun menjadi air
terjun. Aku terpegun. Airnya bergenang dan
dingin melewati dua lembah hijau dan bergunung-
ganang. Aku berkata ke dalam hati, bagaimana
aku dapat menceritakan semua ini kepada
sahabatku.

Aku mencium bau syurga. Di sini tak ada
sengketa, apa lagi mengasari dan berlaku
kejam. Kembara bahasanya puitis dan jelas.
Sesekalipun aku orang asing tapi diperlakukan
baik dan sopan. Aku selalu merindukanmu.

Ketika di jalan pulang mendekati bumi
aku melihatmu debu-debu belerang
melekat pada tubuhmu tapi sukmamu
masih gemerlap dan bercahaya. Lalu,
aku memberi salam padamu, "Apakah
aku sudah terlambat." Kau membalas,
"Belum." Kupegang tangan kananmu
lalu kami berjalan ke dataran hijau.

Kota Kinabalu
28 November 2012







No comments:

Post a Comment