Wednesday 30 May 2012

Balada Anak Kecil Dan Kawan (Anak-anak)

Siang yang terpanah
mentari yang luluh
di tempurung kepala.
Ana, si anak kecil
duduk, bermain sendiri
berbual dan berjawab
sesekali tertawa dan berbisik.
Ada suara menudingnya
'Dengan siapa kau cakap tu Ana.'
Ia pandang ke beranda
tapi matanya kembali
kepada anak patungnya.
di kamar tidur
di halaman rumah
di pinggir laut
di bawah pohon kelapa
di atas tanah
ketika sendiri ia
didatangi kawan.

Lanskap malam tersingkap
manik-manik langit berkelip
ana masih menunggu
dari ranjang tidur
matanya ke arah jendela.
Ia bernyanyi kecil
ia mengomel sendiri, kesal
'Mengapa kau belum datang.'
Anjing malam merobek sepi
pemabuk mundar-mandir
menengking malam.
'Kau masih belum tiba.'
Aku tak mau makan..'

Ia, kawan Ana selalu datang
bermain dan rumah ini ia biasa
masuk keluar sesuka hati
berbual lama dan berlalu.
Ana bilang pada abah dan ma
usah selalu menengking
dan bicara keras-keras
sekalipun selalu diingatkan
tapi, mereka tetap begitu
"Mengapa abah dan mama
tak berbual seperti ana dan kawan
kami tak bergaduh."

Mata Ana lekat pada
sebutir bintang menyala
seperti obor di kejauhan malam.
Ana tersenyum
kawan telah sampai
ia bangkit dari ranjang
mereka berbual
tentang negeri yang jauh
bergayutan dari bintang
ke bintang.
"Mengapa kau merajuk,
aku demam kau tak datang."
Lama Ana dan kawan
berbual sampai jauh
ke dalam sumur malam.
Sejuta bintang  menemani
tidurnya,
satu demi satu masuk
ke dalam hatinya.
Ana senyum
berbisik pada kawannya.
"Kau janji tak akan pergi."

Suatu senja
yang terhiris dan tercuka
Ana dan kawan hilang
mereka memburu
sampai ke malam.
Di pinggir malam
Ana dan kawan
berbual di tepi laut
melihat kelopak bulan
berkembang seperti
kembang bunga lily.
Memegang tangan kawan
tanpa menoleh
mendaki kaki langit
ke bulan kembang bunga lily.

Canberra
3 Mei 2012































No comments:

Post a Comment