Tuesday 8 May 2012

Gadis Dan Tekad (Perempuan)

Gadis itu bermenung sejenak. Melihat keluar jendela
hujan menitis pada kaca. Siang yang rimas. Matahari tersayat.
Matanya melirik mencari kedamaian yang hanyut.
Ia memandang tiap yang dipandang hatinya curiga.
Mengapa ia menjadi sangsi, tiap bunyi mengerakkan
degup jantungnya. sayu irama hujan, angin lalu
menyinggung bunga kemuning di halaman.

Ia menarik nafas dan memejamkan mata
memandang ke meja lalu melangkah
mengheret hatinya bersama. Ia mengigit
bibir bawahnya dan berpeluk tubuh. Dinding
saksi yang sinis. Ia merasakan langitnya tersiksa
dicarinya ketenteraman pada bulan yang terhiris.

Ia mengulum senyum lalu mengambil
lesung batu di pojokan
gerimis di lekuk matanya mengalir lesu.
resepi bersama hatinya telah
lumat menjadi sambal! Hujan telah berhenti
Ia duduk sambil tangannya menongkat dahi.

"Demi Tuhan, tak akan kubiarkan mereka menculik
bulan di ribaku."

"Kau harus menurut,  kalau tidak, adat memaksamu."

Desir angin berseloroh. Gadis itu bertekad
menerpa ke dalam siang menebus takdir
sekalipun rimba membongkar rahsia dirinya.

Canberra
9 Mei 2012






No comments:

Post a Comment