Friday, 25 May 2012

Banduan (OZ)

Tik, tik, tik aku masih menelan nafas
udara masih ramah
mimpiku pun selalu indah
kunantikan malam tiba
tiap pagi kamar ini sangat bersopan
sekarang aku tak melihat langit
Ya, ia tetap indah
sekalipun mendung dan hujan turun.
Sekarang aku tak bertanya jam berapa
apa lagi berangan-angan jauh
apa lagi menunggu siang
ia tetap datang sekalipun tak ditunggu
ia tetap datang dalam jaga
aku pun telah siap
aku puas, sepasang kemeja putih
dan seluar hitam dan kasut warna hitam
ah, datanglah, aku menunggu di sini
datanglah, aku telah siap.
Aduh, isteriku, nilam batu delima
tak disuruh datang, kau datang juga
dari awal, aku menikahmu
kau, isteri yang menurut
kubilang berkali-kali usah menunggu
sudah kulepaskan kau terbang
tapi kau masih pulang
matamu terhimpun dukalaramu
dan kau bisa tersenyum
aku dapat merasa degup nafasmu
mengapa kau semakin lembut dan sayang
mengapa kau terlalu tekun mendengarku
tak ada hikmahnya semua kosong dan tak bermakna.
Kukira hidup ini seperti bermain dadu
hanya sekali barangkali membawa tuah
hanya sekali, sekali
ternyata aku salah.
Kita berbual terpisah
tiap perbualan akan berakhir
dan telefon ini pun berwaktu.
Aku senyum dan tertawa
kau pun tahu memang wajahku manis
yang ini pun akan berakhir
bila saat itu datang
dunia yang kulihat
tenggelam perlahan-lahan
cahaya menjadi sebuah noktah
kemudian hilang semuanya gelap gulita
warna pun tenggelam
lalu suaraku sendiri tak terjangkau
bila saat itu datang
aku ingin melepasnya tanpa perlawanan
dan kau bebas
tanpa selamat tinggal
dan kau terlepas.

Canberra
25 Mei 2012




No comments:

Post a Comment