Monday 8 April 2013

Pandit Puisi, Bual Penyair.(Puisi)

Menurut pandit, puisi itu harus begini
harus kaya diksi, usah terlalu mudah
perlambangan dan jauhkan bahasa prosa, 
harus bersandar dengan teori-teori sastera.

Tapi penyair bercanda suara sukmanya
harus sampai kepada pembaca dan
dan pendengar. Tiap kata disulami ruh
pada kata-kata sekalipun sederhana
jadilah karya itu ada ruh dan semangat.

Aku menulis puisi kerana aku penyair
suaraku tanglung-tanglung sukma dan
bintang-bintang impian gemerlapan
di waktu malam. Pada siang suara ini
bergema, membawa khabar suka duka.

Ketika bicaraku tentang langit dan bumi
kau menangkap kulitnya, pengertianmu
terlalu kering tanpa ruh semangat karya
itu sendiri. Kerisauanku, ombak samudera,
di situ juga ada ketenangan. Kedamaian
ini adalah lautan dan langit, kekadang ada
perubahan musim. Sampai bila-bila kau
perlukan aku, sedang aku menulis karya.

Kota Kinabalu
9 April 2013






No comments:

Post a Comment