Friday 12 April 2013

Dalam Limbo (Boat People)

Ada suara bagai terkandas di batu karang
kau merontah-rontah ingin melepaskan diri
kau seperti melaung dan berteriak dalam
hampa gas. Suara-suaramu bagai musim luruh
daun-daun kering di atas jalanan diterbangkan
angin.Tapi di sini tak ada musim, yang ada sepi.
Tak ada yang menyahut suaramu. Kau berteriak
dan mengerang kesakitan tanpa ada yang
ingin menghulur tangan padamu. Memangnya
kau di dalam limbo.

Suaramu tak ada teg nama. Kau di dalam
kegelapan yang nyata. Di sini kau tak mengenal
waktu. Siang dan malam, hari ini dan esok
telah terputus dari penghidupanmu. Kalau kau
ingin menyanyi, menyanyilah buat dirimu
sendiri. Esok, kau menyanyi dan lusa, hingga
kau pun menjadi bosan dan kau berhenti
menyanyi. Kau boleh gila dan perasaanmu
bagai cermin yang jatuh terhempas, dan kaca-
kacanya melukai kakimu. Kau memanggil,
tapi tiada siapa yang akan datang.

Ketika kau kehilangan suaramu, semangatmu
masih merontah-rontah, tapi setiap kali kau
berbuat begitu, kau terasa dibawa arus jauh
ke tengah samudera. Kau takut, cemas, marah,
sedih, dan ketawa dalam tangis. Kau pun tak
tau sudah berapa lama kau berada di dalam
limbo. Tapi ketika semangatmu melemah,
kau mulai berfikir tentang yang tidak rasional.
Kalau limbo ini sebuah lorong, kau ingin
lorong ini membawamu sampai lorong terakhir
dan melihat langit biru. Tapi ia bukan sebuah
lorong dan bukan sebuah rumah, kalau tanpa
jendela dan melihat datangnya siang benderang
dan mentari pagi dan senja. Atau berada di
beranda melihat ke langit malam dan bintang-
bintang dan komet terbakar hanggus. Di sini
tak ada perjanjian, aku akan keluar dari limbo
menjadi manusia merdeka.

Ketika semangat hidup menjadi punah. Dan kau
merasa kemerdekaanmu telah tercabul dan harga
dirimu debu bertebaran yang tak berharga. Kau
lebih baik mati dari hidup. Sampai begitu
Keimanan tercabar. Kau tak sanggup melepaskan
kehidupanmu sekalipun martabat dirimu telah
terhijak-hijak dan maruah dirimu zero. Tapi,
aku masih ingin mempertahankan kehidupan
ini. Tak akan mengaku kalah.

Sekalipun kau telah merebut segala-galanya
dari diriku. Kau telah menghapuskan bintang-
bintang, rembulan, mentari, dan menconteng
siang dan malam, tapi aku punya impian,
impian ini hidup dalam sukma. Ini tak akan
dapat kau ambil dan cerobohi. Sekalipun aku
dalam limbo, kau tak akan dapat mematahkan
tulang belakangku. Kerana aku bukan sendiri.
Kepintaranmu melakukan sadis dan mendera
diriku di dalam limbo tak akan membuat aku
menyerah kalah.

Kota Kinabalu
12 April 2013

No comments:

Post a Comment