Monday 25 March 2013

Berbaring di Tempat Tidur (Ketuhanan)

Kau merebahkan kepalamu ke atas bantal
perlahan kau melepaskan malam ke singgahsana
impian dunia melayang jauh hingga tangan tak
tergapai. Kau melihat bumbung rumah, tak berkata
apa-apa. Sekujur tubuh terdampar, merelakan segala.
Hanya sekujur tubuh tanpa selimut. Malam ini
adalah kekasih, kau tak akan aku biarkan pergi.
Biar kudakapmu sampai ke pagi murni.Jauhkan
api belerang yang meletus dari gunung. Aku tak
pernah memintamu datang sekalipun dalam igauan.
Kuperah malam, menitislah air dari pergunungan
sukmaku ini dalam ketandusan dan kemarau.
Kau jauh tapi terasa dekat, aku sekujur tubuh
yang terlentang di pembaringan. Aku memanggilmu.
Aku tak ingin telentang di sini, redhakan aku
mendakimu sampai ke anak tangga yang terakhir.
Sekalipun otot-otot kaki ini kejang namun aku masih
mendaki. Ada yang tak perlu dimengerti. Beruntung
kepada mereka, malamnya dikirimkan mimpi. Para
malaikat menjagaimu dan menurunkan rahmat.
Ruh-ruh jahat telah terbocor sarangnya. Mereka
berkeliaran mencari bumbung dan rumah baru
dan tersasar ke daerah-daerah perang. Keresahannya
telah mengendur dan nafasnya menurut. Di dalam
kegelapan ada keindahan, tapi tak perlu jin atau
mentera untuk menenteram suatu malam. Di
sekujur tubuh ini, ia lafazkan sebuah harapan.
Dari menara itu sekawan burung merpati terbang
berkawan ke arahnya. Azan bersahutan. Dalam
kegelapan ini didambakan sepotong syurga.
Aku ingin mengenggammu. Aduhai ruhaniku,
mari, di pintu gerbang yang terbuka ini, kita
memulakan langkah tanpa sangsi dan wasangka
tumbuh menjadi lumut di sukmamu. Aku adalah
kain kapas yang kembali ke tanah. Putih dan
lembut. Sendiri.

Kota Kinabalu
25 March 2013
*AP BBSS

No comments:

Post a Comment