Tuesday 12 March 2013

Kepada-Mu, Kita Semua Akan Kembali*(APR)

Penyelesaian bukan maut atau gertak-gertak di malam hari
kalau aku menafsirkan hutan jati dan alam raya dan melihat
penyelesaiannya lain daripadamu. Lalu kau ingin meruntuhkan
langit dan mendera bumi ini. Kau ingin menyerapkan kuman
ke dalam sukma tapi itu hanya khayalan dan impian tak akan
sampai. Kau mencipta malam-malam lukamu yang panjang.
Mengapa kau bunuh rama-rama dan meregut siangmu dengan
kejam. Waktu telah beredar.  Kasih sayang telah mengepak
jauh ke cakerawala.

Perutusan kedamaian telah kau halau dan menembaknya.
Aku tak akan berhenti menulis kepadamu sekalipun kau
tak ingin mendengar apa lagi membaca. Kalau waktu
menjadi perhitungan dan bara api kemarahan akan redah
barangkali dunia boleh bersabar. Tiada mantera dan tangkal
dapat menyelamatkanmu. Belum ada bayangan kau ingin
mendengar budi bicara, balasan kata-katamu yang berkilas
di langit memilih maut dari keindahan sebuah perundingan
dan budaya Melayu.

Aku lahir dalam zaman merdeka. Aku mencintai langit
dan tanah air ini seperti semua orang yang menyintai
tanah halamannya. Sekalipun  berpergian lama di perantaun
tapi ada kerinduan yang datang dalam suara-suara kerinduan.
Aku anak Melayu raya dan berjiwa merdeka. Bahasaku
lembut dan indah. Budayaku seperti keindahan sebuah hutan
jati yang telah indah kemudian dianugerahkan oleh Tuhan
burung Cenderawasih.

Berhentilah berbicara di dalam kegelapan. Senjata bukan
jawaban kepada semua persoalan. Pembunuhan kejam dan
tipu muslihat permainan api yang akan membakar diri dan
memusnahkan harapan dan impian. Yang kau lihat dan
mimpikan di luar itu belum tentu baik pada yang ada
dalam genggamanmu. Kenyataan berisi kebenaran itu
memang pahit untuk diterima apalagi menelannya. Tapi
kalau kita siap menerimanya seperti setelah kabus berat
dalam perjalanan damai tentu akan ada siang yang
terang benderang.

Kekeliruanmu ternyata tak akan membawamu jauh.
Demi kedaulatan bangsa dan kebenaran kita harus
kembali membudayakan hidup yang ada. Perlambangan
yang sederhana dan memikat. Dan katamu adalah
orang berilmu dan  beragama. Tiap malam ada keindahan
dan pada siang pula ada kebenaran yang tak boleh
diconteng dengan kebohongan dan kemunafikan.
Kalau suara ini tak kesampaian ke telingamu  dan
kau telah menutup rapat pula dan menghalang udara dan
bunyi yang membawa makna dimengertikan ke dalam
telingamu, aku tak akan merasa pahit dan serba salah.
Kepada-Mu, kita semua akan kembali.

Kota Kinabalu
13 March 2013
*AP Puisi Religi (Grup Sanggar Kembang Langit), Qomaruddin Assa'adah, 4 Jun 2013



No comments:

Post a Comment