Monday 4 March 2013

Kutulis Surat Ini (Kemerdekaan)

Kutulis surat ini supaya kau melihat langit sukmaku.
Lihatlah! Pintu jendela dan dindingnya terbuka luas
usah kau menaruh curiga lalu menconteng langit kelabu
masa silam di dinding gelas yang retak seribu. Aku tak
mengenalmu apa lagi leluhur. Kita memang saling tak
kenal.

Ketika aku berdiri di puncak nabalu, melihat
pulau-pulau mutiara, telukmu tenang. Aku bermimpi
di Pulau Banggi, bangun di Lahad Datu dan Semporna.
Labuk Sugut Kinabatangan adalah urat dan gempalan
otot yang menjalar ke seluruh tubuh ini. Ruhku adalah
Hutan Jati. Dan tulang belakang ini adalah banjaran
Crocker dari timur ke barat, menongkat langit dan
kehidupanmu.

Segaja aku menulis dengan bahasa mudah supaya
kau mengerti. Dan mengenal yang hak dan bukan.
Katamu selain rembulan ada lagi yang lebih indah
dan terang ketika sebutir komet hangus.

Mengapa harus ada perbedaan kalau kita membaca
pohon sejarah yang sama. Sayang, aku tak menghafal
namamu. Di sini aku dilahirkan dan mengenal bau
udara pribumimu. Aku tak pernah sesat di hutan
sendiri walau aku jalan sendiri berhari-hari. Kalau
kau, tentu kau hilang tanpa jejak dan bayangan.

Kota Kinabalu
5 March 2013

*Antologi Kemerdekaan






No comments:

Post a Comment