Friday 15 March 2013

Bila Orang Kecil Telah Berkata*(ATOT)

Kami orang kecil berkata pun dari bawah ke atas
sekalipun jangkauan suaranya terbatas kami tetap
tak akan berhenti bersuara, dan menulis dengan
kata-kata sederhana.

Kami mencari telingamu di tanah pantai, pulau-
pulau mutiara, di perladangan sawit, di lembah
pedalaman, hutan gunung, sungai mengalir dan
langit sirkah.

Kedatanganmu telah mengganggu ketenteraman
dan menjadikan malam gundah dan ruh-ruh jahat
berkeliaran memburu mangsanya. Mengapa kau
memilih letusan api bukan dari bahasa dan tradisi
air yang mengalir dingin sampai ke kuala.

Yang sampai ke sukma, bukan ketenangan jiwamu
tapi, suara-suara maut berlingkar-lingkar di
langit dan bergerak  di dalam gelap. Ketika
kau menerkam mangsamu, kau merobek dan
melumatkan sebuah tubuh yang indah anugerah
dari Tuhan Rabiul Alamen.

Apa yang terjadi dalam dirimu? Pergolakan
dan kekeliruan yang tak dapat dibendung jiwamu
yang merana dan parah. Dunia jadi saksi
kejahatan-kejahatanmu di alaf 21 ini. Dapatku
berdiam dan melihatmu bagai perangai babi
membongkar tanah dan memusnahkan tanaman.

Tiap perlakuanmu dan siasahmu itu kami dan
jenerasi ini akan menyaksikanmu. Langit dan bumi
malu melihatmu, ketika kau lalu melintas melihatmu
datang membawa wabah dan angkara.

Sekalipun kami orang kecil, kau tak akan dapat
melumatkan kami di bawah kasutmu. Ingatlah,
ketika rimba raya bergerak dalam barisan. Langit
mengembangkan sayapnya dan kukunya siap-siaga.
Air laut dan angin bersatu, kau hanya batang buruk.

Kami orang kecil, berita telah sampai ke seluruh
pelosok rantau. Bau nafasmu telah tercium, sangat busuk.
Nanah dan darah yang terkopak dari tubuhmu
meleleh. Tapi masih kau tak melihat semua ini.

Kau meniup jihad seperti panggilan anak ikan
yang terlontar di atas pelantaran di langit terbuka.
Nafasmu melemah dan sesekali menggelepar ingin
turun ke laut. Tapi terlambat.

Kami berkata kerana memang kami berhak berkata
orang-orang kecil pribumi tak akan pernah dikalahkan
sampai akhir zaman. Ambillah tangkal dan mentera
dan jampi-jampimu samasekali tak akan menjadi.
Di tanah pribumi ini, Tuhan kami, hidup.

Kota Kinabalu
16 March 2013

*Malam OPS Daulat, IPS di DBP, KK, 17 March 2013.
*Antologi Tanduo Oh Tanduo! diselenggarakan oleh Talib Samat dan Ghazali Din, Penerbit Mentari, 2013.



No comments:

Post a Comment