Wednesday 8 May 2013

Setelah Jam 4 Petang*(ALBDSM)

Aku datang mencium bau tanahmu
sekalipun tanah-tanahmu telah tertimbus
jalan lama telah tumbuh semak
dan desa telah ditinggalkan
membawa pergi penghuninya
jauh ke dalam rimba kotaraya
ke selatan.

Tapak-tapak kaki telah hanggus
membakar masa silam sampai
ke akar-akarnya. Kaukah
kekasih berjalan dalam keramaian
dan aku tak mengenalimu?

Di dalam pertarungan
kau dipaksa dan terpaksa
tanpa mengeluh, kau di barisan depan
menunggu perintah.
Ketika genderang  perang dipalu
dan nafiri ditiupkan
kau tak akan mengucapkan
selamat tinggal.
Kau menarik nafas dalam
melihat ke depan dan menerpa
dalam satu korus
dan kau berlari dan berlari
tanpa menoleh
bom meledak dan peluru yang mendesing
kemudian senyap.

Sendiri. Di dataran. Waktu
mengalir, perlahan dan kering.
Suaramu terkandas di kerongkongan
la ilaha illallah Muhammadur rasulullah.
Aku mencintai kalimat itu
tak pernah walau sesaatku akan melepaskannya.

Pada angin dorong aku ke depan
pada tanah di telapak kaki,
ke mana pun aku akan menciummu
pada alam raya dan cakerawala
aku adalah sebahagianmu.

Pulau Pinang
9 Mei 2013

*Antologi Puisi, 'Lirik Bulan Di Sukma Malam', Sabahuddin Senin dan Kamaria Buang, Borneo Top Publishing House, 2013

No comments:

Post a Comment