Thursday 9 May 2013

Orang Kecil Masih Berperan*(ALBDSM)

Di dalam kamar ini,
aku istirehat tidak terlalu lama
setelah berpergian sebagai musafir
tidur ini masih mengundang mimpi
dan ketika siang membuka pintunya
aku telah siap melangkah untuk ke
depan sedikit.

Bagaimana aku tak bersyukur
ketika layar kehidupan kehilangan
angin, tanpa ombak dan laut tenang
aku melihat kulit tubuh menyerap
panas laut. Tapi aku masih bisa
bersabar menunggu datangnya
desir angin menggerakkan  selangkah
ke depan, tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu perlahan.

Kekadang dalam diam aku
bertanya, sampai bila aku terpukul
bertubi-tubi tanpa berhenti.
Adakah satu saat ketika
pendera merasa puas akan
berhenti sendiri dan berlalu.
Aku pun tak akan merelakan
kau sepuasnya menendang dan
memukul diri ketika aku terlentang
lemah di tengah jalan. Tapi kehidupan
memang lain dari khayalan dan mimpi.

Mereka senang menilai
pada tiap gerak dan bualmu
sudah biasa menyatakan
langit dan buminya lebih besar
dan lebih baik daripadamu.
Dan mereka akan menggenggam
dan memberikan isyarat kepadamu
di sini mereka adalah raja dan kau
jangan mencerobohi taman larangan ini.

Kau juga diperingatkan melalui
pandangan mata, jangan cuba berteman
dengan mereka  kerana kedudukanmu
adalah orang kecil. Duduk semeja
dan selalu hadir tanpa pakaian formal
memang kau bukan layak.

Memang aku orang kecil tanpa nama
menyusup di celah-celah keramaian
dan orang-orang besar. Kau bisa
memangkah dan menconteng nama
dari daftar undangan, aku tak akan merajuk.

Suatu saat aku melihatmu, kau  kehabisan
tenaga, mulai berlari sepantas kuda belang
di padang luas. Keinginanmu sebesar
pulau layang-layang tapi kemampuanmu
terbatas hanya di beranda rumahmu.

Kau terbiasa ketika bicara kau merampas
perbualan dan tiap pasangan mata dipaksa
akur. Dan pendapatmu saja yang benar.
Ya, aku orang kecil, kau orang halimunan,
pergaulanmu tanpa sempadan.

Aku dan kau, mungkin kawan dan lawan
tapi kita saling membutuhkan. Kalau sudah begitu
biarkan, jangan dirubah lagi. Tiap kamu ada
peranan seperti King Arthur, Merlin dan
Morgana.

Aku orang kecil dan kebanyakan
satu aku peringatkanmu, jangan mendiamkan
orang kecil sekalipun kau tergoda ingin
berbuat begitu. Orang kecil jaringannya sampai
ke gunung, laut samudera dan langit.
Ketika orang kecil marah, mereka menjadi
diam seperti sebelum datangnya tsunami.

Malam telah turun di tanah pribumi ini
aku tak perlu pisau dendam, atau gundah
Macbeth  di malam durjana. Atau Rawana
yang terpenjara dalam tipu muslihatnya sendiri.

Aku orang kecil yang terpanggil
dan mendakap dan datang kepada-Mu
sebagai Ansarullah.

Pulau Pinang
10 Mei 2013


*Antologi Puisi, 'Lirik Bulan Di Sukma Malam', Sabahuddin Senin dan Kamaria Buang, Borneo Top Publishing House, 2013
*Antologi Puisi Kemerdekaan








No comments:

Post a Comment