Friday 29 January 2016

Kuala Lumpur (Lanskap)

Aku melafazkan doa-doa dalam bahasa yang kukenali
kau begitu indah turun seperti air terjun dari menara kalbu
gema dan isyak di malam tahajud kata-kata meloncat
dalam bisik dan sujud yang panjang aku berkata-kata dengan-Mu.

Tiap kata-kata  yang melahirkan fikiran dan citarasa
tak pernah aku merasa kekeringan dan gundah kerana
segala terhimpun suka duka yang terpencar dari jiwa sedar
bahasaku mampu dan hidup berkembang dan sampai pada-Mu.

Pada pergantian malam dan siang bahasaku berkembang
bila dikumpulkan suara hati menjadi ungkapan kalbu
dalam nafasku mengalir pembendaharaan kata yang
akarnya bertunjang jauh ke dalam bumi leluhur dan samawi.

Di kotaraya aku mengingatkanmu kedamaian ini
terucap pada mimpi dan harapan yang sumbernya
dari inspirasi, firasat, mimpi benar dan doa-doa
tak berhenti dari keinsafan dan kesedaran sampai kiamat.

Aku tak akan pernah menyerah membiarkanmu
dilupakan dan kalah dalam perlumbaan arus pembangunan
bahasaku adalah penyempurnaan doa-doa yang terkabul
hidup dan inspirasi sepanjang zaman dan kebanggaan bangsa.




No comments:

Post a Comment