Wednesday 5 September 2012

Puisi* (Puisi)(Metamorposis)

Sekarang aku telah siap menjawabmu
pertanyaan awal yang tak terjawab di
malam gerhana atau purnama penuh
Ketika aku menurunkan huruf kata
lalu tercantum menjadi sebuah puisi
sambil mencicip limau kesturi melihat
Serindip terbang melintas jendela langit.
Aku sedar setiap anak kata lincah,
segar dan tampan bermain di halaman
sukma. Mereka, kata-kata yang hidup
bagai bintang-bintang gemerlapan
di malam purnama. Mereka adalah
soldadu siap dikerahkan di barisan
depan. Atau menjadi tembuk besar
merintangi benua ke benua, langit ke
langit, samudera ke samudera. Mereka
bukan kata-kata yang terhukum atau
hamba yang terbelenggu, tanpa suara
tanpa jiwa. Mereka merdeka. Merdeka
dalam pengucapan, merdeka di lembah
dan dataran, sebingkas kuda semberani,
bila tercantum menjadi melodi terindah
melunakan seorang kekasih dan memberi
nafas kepada doa-doa, segar dan hidup.

Honiara
6 September 2012





No comments:

Post a Comment