Thursday 14 June 2012

Senja Itu (OZ)

Senja mencair cepat
dalam kelip mataku
telah kusingkap siang
berterbangan menjadi debu pasir.

Tujuh anak panah
menusuk mata tak berdarah.
Aku tak merontah
tuangkan pekat madu
ke dalam api sukmaku.

Biar otot-otot ini
kejang dan perkasa
menerjang dan berpusing
seperti mata angin
dari pusar lautan.

Mengapa kau tak membaca
pada langit, ayuh!  dengarkan
aku melihatmu dari dinding kaca
dalam cahaya rembulan.
Kau melihatku
bagai seekor singa
sendiri di pinggir siang.

Aduhai musafir
kau telah tiba separuh jalan,
mentari menjadi salji
di pundakmu dalam
kandungan waktu.
Ingin kudakapmu
ruh qudus
biar sampai lumat tanah!

Canberra
14 Jun 2012


No comments:

Post a Comment