Sebidang tanah sawah
peninggalan dan tak terlalu besar
tak jauh dari kaki gunung
tak jauh pula dari laut.
.
Di tengah sawah
ada orang-orangan
tapi, sekarang bingkai
kain yang lusuh dan koyak.
Pernah burung pipit dan tengkukur
terbang menjauh ketika
melihat orang-orangan
dan bunyi tin kelinting-kelontong.
Di sini lama orang tak turun bersawah
akar kota merayap dalam senyap
dulu desa kini ladang perumahan.
Jalan-jalan masuk dan keluar
tembus di sana sini.
Sebidang tanah sawah
di tengah kesibukan pembangunan.
Lalu di jalan itu
memandang ke tanah sawah
burung pipit dan tengkukur
masih terbang melintas
angin masih berdesir
cuma kau tak melihat
di situ orang-orangan.
Canberra
10 Jun 2012
This collection of poetry is the work of Sabahuddin Senin. All the poems are copyright of the poet. Any publication must get permission from the poet. Most of the poems are written in the Malay language. Sabahuddin Senin is a writer from East Malaysia, Sabah.He studied at the Universiti Sains Malaysia, Penang, NIDA, University New South Wales and the Australian National University, Canberra. He spends most of his time in Malaysia, Australia and Solomon Islands. 13th April, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment