Sunday 10 June 2012

Balada Puisi Terindah* (Puisi)(Metamorposis)

Aku menulis sebuah puisi
mencari dari kata-kata terindah
menyusunnya bait demi bait kemas
menjadi sebuah puisi yang manis.

Setelah itu kubaca berulang
memperkuatkan lambang dan irama
supaya tercipta keindahan.

Kuletakkan ia di atas meja
lalu meninggalkan kamar
menghirup udara segar
berjalan di tepi tasik.

Kembali aku ke kamar
duduk minum kopi
dan membaca puisi
mengulang sampai puas.

Terasa inilah
sebuah karya puisi terindah
telah tercipta dari rasa yang terhalus.
Semuanya tersusun
dan menambat jiwa pembaca.

Adakah yang lebih sempurna
terindah dari sebuah karya puisi yang hidup.

Tapi di sebuah kota silam
didirikan sebuah mesjid
indah dan terbuat
dari batu marmar putih.

Tiap susunan dinding
dan tiang  menaranya
didirikan rapi
sungguh suatu binaan
yang hebat dan monumen
yang tak ada bandingan.

Ketika ditanya,
ia membalas tiada yang lebih sempurna
selain Allah dan bangunan ini
segaja diganjilkan kerana itu.

Tiada yang lebih sempurna selain Allah
lalu puisi ini keindahannya tak boleh sempurna.

Canberra
11 Jun 2012




No comments:

Post a Comment