Thursday 14 June 2012

Sejengkal Tanah Buat Maslinah Yusof (dedikasi)

Aku di sini hanya sejengkal tanah
tak terlalu liat dan tak terlalu gembur
harum kemeyan di dinding langitmu
hujan turun dengan huruf-huruf hidup
angin berdesir bagai kau terpanggil
cahaya menyerap ke pangkal sukma.

O hawa yang kurasakan dalam angin
kekadang panas kekadang dingin
menjadi nafas dalam rongga dadamu
kau memang ada tak pernah menjauh
seperti air terjun menuruni lembah
mengalir tenang jauh ke dermagamu.

Sebiji benih yang kauterbangkan itu
jadi monumen hidup sampai qiamah
telah tumbuh akarnya menjunam dalam
daunnya lebar mengejar rimbunan cahaya
seperti loket di leher jinjang rembulan
subang pada pepohonon di tepi tasik.

Sejengkal tanah aku akan selalu memberi
sekalipun jadi pasir atau tanah di dasar laut
jadi inspirasi songket benang emas bunga carol
yang kuada, tiada lebih sekedar kata-kata
payah terhadam pada yang celak-celak hati.

Canberra
14 Jun 2012













No comments:

Post a Comment