Wednesday 4 June 2014

Sungai Samawi Mengalir Ke Dalam Sukmamu*(ITBM)

Sungai, kau telah mengalir dari setitis air
antara dua lembah gunung ke laut lepas
arusmu perlahan  melewati batu-batu kelikir
dan lapisan tanah dan celah-celah bukit
berlenggang-lengguk lalu membesar dan
menjadi air terjun dan namamu di hujung lidah.
Sukmamu tak pernah mengalah pada ratusan tahun
dan tak akan pernah kering dalam segala musim.

Sungai ini telah bercabang  dari satu sampai puluhan
malah ratusan, ada yang menjadi sungai kecil dan
ada pula menjadi sungai yang besar dan bercantum
dengan laut teduh dan lautan senantiasa bergelora.
Di bawah langit, sungai ini senantiasa mengalir
dan tak akan berhenti sampai akhir zaman
Ia tetap mengalir dan  dan memasuki desa-desa
dan daerah-daerah perang dan memukul-mukul
benteng Zulkarnain di Asia Tengah.

Pada bulan purnama, kau dapat melihat
sungai yang ini  di dalam cahaya bulan.
sungai ini adalah mengalir dari masa silam
dan menjangkau langkaran ke masa mendatang.
dan mulut-mulut yang dahaga akan minum
dari sungai ini dan mereka tak akan merasa puasa

Dari Kepala kampung, Kepala suku, Orang hulu
dan orang kota, dari orang kebanyakkan, pelampau kanan,
kiri,  golongan pembangkang dan Presiden dan
orang-orangnya, monarki, republikan dan demokratis
dan regim diktator, orang lapar dan kaya,
kulitnya putih, hitam, coklat, sawo matang
akan minum dari sungai ini.

Airnya tak pernah kering, senantiasa mengalir
langit akur menurunkan hujan ketika airnya mulai
menjadi surut. Tiada yang mampan semuanya
dapat ditembusi oleh sungai berbarkat ini.
tulang-tulang dan tengkorak dan nyanyi mantera
yang membosankan itu disepak ke sana ke mari
dan orang tak mempedulikannya lagi.

Sungai ini adalah kehidupan dan sumbernya
dari samawi, airnya bening dan manis
ia mengalir dari tangan yang menciptanya
dari tangan Kekasih-Nya
kini ia mengalir lagi tanpa sempadan waktu
masuk ke dalam sukma
dan sukmamu berdegup hidup

Khabarnya ada orang yang ingin mengeringkan
sungai ini, tapi tak pernah berhasil sejak masa silam
dan sekarang ia mencuba lagi
tapi percubahannya tetap tak akan berhasil
gerhana di sukmamu telah menjauh dan sirna
dan kemerdekaan dan kemenangan ini
telah tersurat dan khabarnya telah pun dialamatkan
Tabir malam yang tersingkap
Ini adalah kebenaran, para mutaki yang sirna
dalam doa-doa terus memohon bukan golongan
yang berpaling atau bangsa yang derhaka.
Malam-malam Ramadan Al Mubarak
pintu samawi terbuka luas
meraih terkabulnya doa dan sempurnanya kasyaf
lalu kau mengatakan memang benar
Aku bukan diciptakan sia-sia.

*ITBM Jun 2015

No comments:

Post a Comment