Bagai panah terlepas dari busurnya
mulut mengunyah api belerang
kuku siap menerkam mangsa
kata-kata api gunung berapi.
Langkahnya, langkah pendekar
di tanah lumpur.
Ia telah membakar hutan
penghuninya sirna
yang tinggal sepi
di tanahmu.
Kini harimau sukmamu
menggaum sepanjang malam
esok, ia mencari rimba jauh
di pergunungan.
Di sepanjang jalan pulang
matanya menunduk
ketika tiba di halaman
ia mengaum, memanggilmu
lalu berkata,
biarkan harimau
tinggal di rimba sukmamu.
*ITBM Jun 2015
No comments:
Post a Comment