Saturday 8 August 2015

Suatu Siang (Cemar)

Bagaimana aku bisa tenang melihatmu
terbaring puluhan atau ratusan bergelimpangan
di padang rumput terbuka di bawah kolong langit
kaku dan membusuk dalam waktu bergolek.

Kedamaian langit terusik dan pintu-Mu diketuk
maut mengintai dan mengherdap jatuh korban
dan tak ada orang yang menuntut atau datang
kau kembali merata ke bumi menjadi tanah.

Tiap tubuh yang terbaring mempunyai ceritanya
di lapangan ini seperti mereka tak ada pilihan lain
mereka dikumpulkan dan menerima hukuman
tanpa sempat mengucapkan pesan atau salam terakhir.

Mereka melepaskan das-das tembakan menembusi
kulitmu menusuk ke dalam otot dan daging pejal
kau melepaskan pandangan ke samawi mengucap
patah-patah doa dan darahmu mengalir sampai kering.




No comments:

Post a Comment