Thursday 19 September 2013

Peti Surat (Malaysia)

Cuaca panas masih memegang
jantung langit dan belum kendur.
Setiap kali aku turun seperti semua
mata di alam maya ini memandang
ingin tahu.

Anjing jalanan peronda siang malam
bilang, 'Belum ada.'
Angin dari perbukitan pun masih
tak ada berita patut disampaikan
Cicak bertelur di celah-celah lubang
ikut menunggu datangnya khabar.

Salam pada matari kau tetap
berpegang pada janjimu.
Wajah laut tak berubah
nelayan masih turun ke laut
setiap pulang menatap sayang
wajah isterinya lalu berkata
biarkan aku tidur dulu nanti
cerita itu disambung, tentang laut kita.

Aku masih berdiri
melihat ibu kucing baru pulang
setelah semalaman keluar
anak-anaknya meluruh datang
seperti berkata 'Mengapa lambat ma,
kami lapar semalaman.'
Ia tak menjawab,
membiarkan anak-anaknya berlumba-lumba
menyusu sambil ia menjilat-jilat kepala
anak. 'Nak, syukur, kita masih di sini.'

Kini aku memandang ke peti surat
beberapa ekor burung bertenggek di dahan
bersahutan berkata,'Lihatlah
sendiri.'

Aku mendongak ke langit
lalu membuka Peti Surat
Ada. Tapi sehelai Kertas Merah.

Kota Kinabalu
20 September 2013


No comments:

Post a Comment