Saturday 3 August 2013

Wakil Rakyat itu Orang Yang Dikenal

Katamu waktu berjalan sepantas kilat
kelakar di kedai kopi seperti
baru semalam biuh air liur jatuh
di atas meja kedai Ah Chong,
singgahan drebar teksi, broker tanah
dan pembual kedai kopi.

Perbualan seperti gelanggang sabung ayam
dari percakapan kosong hingga cerita sensasi
dan gosif. Tapi dari sini kawan saya
menjadi angin yang menggoda.

Di gelanggang ini di tanah pribumi
orang seperti bermain dadu mengharap
nombornya naik. Sayangnya, orang kecil
dibawa gelombang laut  dan putaran
angin ke sana ke mari bisik-bisik debur
ombak dan janji ular ketika bertukar kulit.

Musim bertanding memang menggoda
seorang drebar teksi besok seorang
Wakil Rakyat (WR). Seorang broker tanah
5 tahun kemudian menjadi seorang Datuk.
Orang kecil tak pernah bertanya
siapa kamu? Kerana di tanah pribumi
ini, demokrasi dikunyah dan hadamkan
menurut kemampuan menciptakan
mimpi dan impian.

Aku besar bersamamu
di kota ini dan desa-desa di pinggiran
halaman permainan kita.
Kau memilih jalan cepat
turun ke kuala, lalu menyeberangi
tanjung sampai ke kota idaman.
Lalu kaupun dinobatkan WR,
dari seorang drebar Teksi, impianmu
menetas. Kami bergerak kaki
dan bertopak tangan.

'Lihatlah, sukma kami terubat.'

Waktu gemuruh dan lenggang-lengguknya.
diam-diam kau membakar hutan lalu
kabus jerebu mengubur indera dan
sukmamu. Rongga dadamu berhempas
pulas ingin menghisap kepul-kepul udara.
Ada yang tak kecapaian. Untung,
air sungaimu masih mengalir tenang.

Kami masih berteman, cuma ia
jarang-jarang minum di kedai itu.
Kalau dulu ia drebar teksi, sekarang
ia pemiliknya. Sudah berapa musim
pemilihan, ia masih duduk di pohon
tinggi. Merenung langit dan gerak-gerak
lantai bumi di bawah. Kini ia punya
kepak yang lebar, mata tajam dan
kuku siap siaga terhadap mangsanya.

Ketika aku berjalan di lorong-lorong kota
dan desa-desa di hujung tanjung, aku cari-cari
legasimu. Tapi yang kutemui adalah grafiti
panjang di dinding kota, di batu-batu di atas
bukit, gema suara di lembah dan igau malam.

Kota Kinabalu
3 Ogos 2013

*Dikirimkan kepada Qomaruddin Asa'ada untuk projek antologi bertema Wakil Rakyat.






No comments:

Post a Comment